7 Penyebab Ibu Hamil mengalami Sesak Napas
Sesak napas saat hamil atau dispenea merupakan keluhan yang sangat umum terjadi. Biasanya dimulai pada trimester pertama dan mungkin menjadi lebih buruk seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia kehamilan.
Kabar baiknya sesak napas saat hamil akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan. Hanya beberapa kasus, sesak napas saat hamil disebabkan oleh penyebab lain dan mungkin lebih parah. Berkonsultasi dengan dokter akan membantu sesak napas saat hamil jadi lebih terpantau, dan bisa ditentukan apakah perlu perawatan medis atau tidak.
Penyebab Sesak Napas Saat Hamil
1.Bernapas untuk dua orang
Kendati jumlah napas yang dilakukan permenit tidak mengalami peningkatan secara signifikan, namun jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan pada setiap tarikan napas ibu hamil meningkat signifikan. Sehingga ibu hamil mesti mengambil oksigen lebih banyak untuk bayinya. Diafragma yaitu jaringan otot yang memisahkan jantung dan paru-paru dari perut meningkat sebanyak 4cm selama trimester pertama kehamilan.
2. Rahim membesar
Di trimester kedua yang berlangsung hingga sekitar minggu ke-28, sesak napas saat hamil banyak dirasakan karena rahim makin membesar, juga perubahan pada fungsi jantung yang menyebabkan sesak napas. Sesak napas saat hamil makin sering dikeluhkan terutama jika hamil kembar atau memiliki cairan ketuban berlebih.
3. Hormon meningkat
Meningkatnya hormon progesterone dan estrogen memicu ibu hamil bernapas lebih cepat. Progesterone merupakan stimulan pernapasan yang membuat ibu hamil jadi lebih cepat dalam bernapas.
4. Berat badan bertambah
Seiring bertambahnya usia kehamilan, berat badan pun ikut bertambah, konsekuensinya otot bekerja lebih keras. Hal ini bisa membuat ibu hamil merasa lebih sesak dari biasanya.
5. Produksi darah meningkat.
Untuk menunjang pertumbuhan janin, tubuh memproduksi darah lebih banyak dari biasanya. Kondisi ini tidak mudah bagi jantung untuk memompa semua darah tersebut ke seluruh tubuh dan ke plasenta. Sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh dan ke plasenta. Meningkatnya beban kerja jantung bisa membuat sesak napas saat hamil.
6. Penyakit penyerta
Keluhan sesak napas saat hamil makin berat jika ibu memiliki riwayat penyakit penyerta seperti asma, anemia, hipertensi, Covid 19. Kondisi ini makin memperburuk sesak napas saat hamil. Jika tidak segera diatasi bahkan bisa berujung pada keguguran dan kelahiran premature.
7. Posisi bayi
Pada trimester ketiga yang dimulai sekitar minggu ke 29, sulit atau mudahnya pernapasan sangat tergantung pada posisi kepala bayi yang sedang berkembang. Sebelum bayi mulai berputar dan turun lebih jauh ke dalam panggul, kepala bayi mungkin terasa seperti berada di bawah tulang rusuk dan menekan diafragma, sehingga membuatnya semakin sulit bernapas. Kabar baiknya, menjelang persalinan kondisi ini berangsur membaik, sebab beberapa minggu menuju tanggal melahirkan posisi bayi mulai turun ke panggul yang mengurangi tekanan pada paru-paru dan diafragma.
Sesak Napas Saat Hamil Memburuk, Ini Gejalanya
Sesak napas saat hamil terutama pada trimester ketiga saat bayi sedang tumbuh menekan ke atas, hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Namun jika sesak napas bertambah parah karena beberapa hal di antaranya :
Sesak napas tiba-tiba atau parah
Kesulitan napas semakin memburuk
Nadi berdenyut cepat
Detak jantung cepat dan tidak teratur
Merasa akan pingsan
Nyeri dada saat bernapas
Pucat
Bibir, jari tangan, dan kaki berwarna biru
Perasaan khawatir tidak mendapatkan oksigen
Batuk terus menerus
Batuk disertai demam atau menggigil
Batuk berdarah.
Jika mengalami satu atau lebih gejala di aras perlu segera berkonsultasi ke dokter. Selain penyakit penyerta, kondisi makin buruk bila ibu hamil menderita sakit pernapasan seperti flu dan Covid 19 sering kali gejala memburuk bahkan mungkin mengalami komplikasi, seperti pneumonia dan kelahiran premature.
Tips Meredakan Sesak Napas Saat Hamil
Memang tidak ada penelitian yang merekomendasikan pengobatan khusus untuk dispnea, namun ada beberapa langkah umum yang bisa dilakukan ibu hamil agar pernapasannya lebih nyaman, prinsipnya perhatikan postur yang tepat, sehingga memungkinkan rahim menjauh dari diarfragma dengan berbagai cara di antaranya; tidur dengan bantal menopang punggung atas, yang memungkinkan gravitasi menarik rahim ke bawah dan memberi lebih banyak ruang pada paru-paru. Angkat tangan di atas kepala. Ini akan menghilangkan tekanan pada tulang rusuk sehingga bisa menghirup lebih banyak oksigen.
Miring sedikit ke kiri juga dapat membantu menjauhkan rahim dari aorta, arteri utama yang mengalirkan darah beroksigen ke seluruh tubuh. Hindari kelelahan. Bergerak dan beraktivitas secara perlahan, jangan memaksakan diri untuk lebih aktif, atau berolahara terlalu keras. Duduklah dengan tegak, posisi bahu ke belakang terutama saat duduk untuk memberikan ruang sebanyak mungkin bagi paru-paru untuk mengembang.
Referensi
-
# Kehamilan
-
# TB Kesehatan
-
# TBTrimester3