6 Penyebab Ruam di Pipi Bayi
Bayi baru lahir sering kali disertai dengan ruam di pipinya. Hal ini sering membuat Mums khawatir dan bertanya-tanya apa penyebab ruam di pipi bayi yang tampak meresahkan tersebut.
Kendati ruam di pipi bayi cukup mengkhawatirkan, namun ini merupakan hal yang sudah biasa dan umumnya tidak berbahaya. Jadi orang tua tidak perlu khawatir berlebihan. Alih-alih meresahkan lebih baik cari tahu apa saja penyebab ruam di pipi bayi sehingga membuat Mums lebih tenang.
Penyebab Ruam di Pipi Bayi
Ruam pada pipi bayi bisa muncul dalam berbagai bentuk yang beragam. Hal ini tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Kendati ruam di pipi bayi tidak menimbulkan masalah yang serius, namun tidak ada salah berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui lebih lanjut ruam di pipi bayi.
Berikut ini penyebab ruam di pipi bayi yang sering terjadi :
1. Dermatitis atopik
Dikenal dengan istilah eksim, dermatitis atopic merupakan salah satu ruam paling umum yang menyerang 1 dari 4 anak. Eksim merupakan ruam gatal yang dapat terjadi pada wajah dan bagian tubuh lainnya seperti dahi, pipi, atau kulit kepala bayi.
Penyebabnya seperti udara kering atau iritasi kult. Ruam seting kali tampak merah dan bergelombang. Pada kulit yang lebih gelap cenderung berwarna ungu atau abu-abu. Karena cenderung gatal, eksim ini sering kali digaruk atau digosok-gosokkan dengan tangannya.
Eksim ini bisa dikendalikan dengan mandikan bayi menggunakan air hangat, gunakan sabun lembut tanpa pewangi pada area yang kotor. Jangan gunakan scrub karena dapat mengiritasi kulit.
2. Cradle cap
Disebut juga dengan istilah dermatitis serboroik, cradle cap ditunjukkan dengan tampilan seperti bersisik dan berminyak di bagian dahi maupun kulit kepala bayi. Namun sebenarnya hal ini tidak berbahaya, hanya saja memang membuat orang yang melihatnya merasa terganggu.
Kabar baiknya, cradle cap ini biasanya akan membaik pada saat bayi berumur 6-12 bulan. Pilihlah shampo yang bebas pewangi untuk bayi. Beberapa shampo diformulasikan khusus untuk membantu mengatasi cradle cap pada bayi.
3. Bintik-bintik di pipi
Dikenal dengan baby milia, berupa bintik-bintik putih kecil yang terjadi di sekitar area hidung dan mata bayi. Bintik-bintik pada kulit bayi ini muncul akibat pori-pori tersumbat dan biasanya muncul dengan jumlah yang banyak. Baik di kanan maupun sisi kiri wajah bayi, jumlah bintik-bintik yang muncul sama banyak dan sama bentuknya.
Hampir terjadi pada separuh bayi baru lahir dan tidak berbahaya. Akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu intervensi apa pun.
4. Newborn acne
Sama seperti orang dewasa, bayi baru lahir juga bisa mengalami jewarat di pipinya dikenal dengan newborn acne. Jerawat kecil berwarna merah, biasanya muncul pada bayi usia 2-6 minggu. Cenderung muncul di pipi dan hidung bayi, namun juga bisa muncul di bagian lain wajah dan tubuh bayi.
Jerawat bayi baru lahir tidak berbahaya, sebab tidak akan menyebabkan jaringan parut dan cenderung hilang tanpa pengobatan setelah beberapa minggu atau usia kelahiran si bayi.
5. Neonatal acne
Berbeda dengan newborn acne, neonatal acne muncul di wajah bayi yang berusia lebih dari 6 minggu. Disebut juga dengan istilah jerawat infantil. Kondisi ini lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jerawat neonatal.
Dokter harus mengevaluasinya untuk menentukan apakah itu benar-benar jerawat atau ada kondisi medis lain yang lebih serius sepert nodul atau kista jika menyebabkan lesi yang lebih dalam dan lebih besar.
6. Slapped cheek syndrome
Bentuknya seperti bekas tamparan di pipi, ruam berwarnna kemerahan ini disebabkan oleh infeksi virus yang dikenal dengan istilah eritema infectiosum. Pemicunya parvovirus B19. Selain di pipi, beberapa hari kemudian ruam mungkin akan timbul di dada, punggung, lengan, dan kaki.
Umumnya disertai dengan gejala lain, seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam dan nyeri sendi. Ruam yang disebabkan oleh parvovirus B19 ini tidak perlu pengobatan khusus selain perawatan suportif di rumah.
Kapan Harus ke Dokter?
Umumnya ruam pada bayi tidak berbahaya. Karena biasanya akan hilang dengan sendirinya seiring waktu dan bertambahnya usia si kecil. Namun tidak ada salahnya menghubungi dokter jika Mums merasakan kekhawatiran yang berlebihan terhadap ruam pada bayi.
Intervensi medis mungkin saja diperlukan jika ruam pada bayi menunjukkan tanda-tanda :
Jika terasa gatal, bayi sering menggaruk atau menggosok-gosokkan area ruam di wajah atau tubuhnya.
Mengantuk berlebihan atau tampak sangat kesakitan
Demam tinggi
Sulit bernapas atau bernapas dengan cepat
Ruam yang menyerupai memar atau pendarahan di bawah kulit
Bibir atau lidah berwarna biru, abu-abu, pucat atau berjerawat
Bayi kesulitan tidur karena merasakan sakit atau perih
Ruam terus menerus, tidak menunjukkan perubahan atau perbaikan.
Itulah kondisi yang perlu Mums perhatikan. Pastikan untuk mengetahui penyebab ruam pada bayi agar bisa memahami kondisi yang sebenarnya. Dan tetap pantau perubahan ruam yang terjadi, apakah bertambah parah atau perlahan mulai membaik.
Referensi :
-
# Eksem (Eczema)
-
# Bayi