Amanda Sagarmatha
07 November 2020
healthyline.com

Yang Perlu Mums Ketahui Tentang Persalinan Prematur

Kelahiran prematur memang merupakan momok yang paling ditakuti wanita hamil. Maka itu, setiap wanita hamil harus mengetahui tentang kondisi ini secara mendalam, seperti pertanda, penyebab, dan faktor risikonya.

Kalau Mums mulai mengalami kontraksi rutin yang menyebabkan serviks mulai terbuka sebelum mencapai minggu ke 37 kehamilan, maka itu merupakan pertanda Mums mengalami persiapan persalinan prematur. Kalau kondisi tersebut sampai menyebabkan Mums melahirkan, maka bayi yang dilahirkan adalah prematur.

Jika mengalami kontraksi prematur, Mums bukan berarti sudah pasti akan melahirkan bayi prematur. Pasalnya, setengah dari wanita yang mengalami kontraksi prematur terbukti melahirkan bayi pada minggu ke 37 atau setelahnya.

Selain itu, banyak juga kondisi yang menyebabkan kelahiran prematur sengaja direncanakan. Hal ini terutama akan dilakukan jika Mums atau bayi di dalam kandungan mengalami komplikasi. Akibatnya, Mums harus melahirkan bayi dengan persalinan sesar sebelum memasuki minggu ke 37.

Namun, jika tidak direncanakan, maka kondisi itu disebut kelahiran prematur secara spontan. Mums bisa melahirkan prematur secara spontan kalau mengalami kontraksi prematur hingga air ketuban pecah atau jika serviksnya sudah terbuka meski tidak ada kontraksi.

 

Baca juga: Pengalaman Melahirkan dengan Hypnobirthing

 

Apa Gejala Kontraksi Prematur?

Segera hubungi dokter kalau Mums mengalami salah satu dari gejala di bawah ini sebelum kehamilan memasuki usia 37 minggu:

  • Keputihan keluar lebih banyak dari biasanya
  • Perubahan lendir keputihan (jika keputihan terlalu cair atau mengandung darah)
  • Pendarahan vagina atau flek
  • Nyeri abdominal, kram seperti sedang menstruasi, atau mengalami 4 kontraksi dalam 1 jam meskipun tidak terlalu sedikit
  • Merasakan tekanan di bagian pelvis (seperti jika bayi Mums mendorong ke bawah)
  • Nyeri punggung bawah, terutama jika nyerinya bersifat teratur

Gejala-gejala di atas memang bisa membingungkan. Beberapa diantaranya, seperti tekanan pada pelvis atau nyeri punggung bawah adalah gejala-gejala yang umum dirasakan wanita hamil. Namun, lebih baik merasa khawatir daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Maka itu, tetap hubungi dokter jika mengalami salah satu gejala di atas.

 

Apa Penyebab Kelahiran Prematur Spontan?

Meskipun banyak kasus kelahiran prematur yang penyebabnya tidak jelas, beberapa faktor di bawah ini seringkali turut menyebabkan kondisi tersebut:

  • Infeksi: Beberapa infeksi saluran genital tertentu bisa menyebabkan kelahiran prematur. Zat-zat yang diproduksi oleh bakteri di saluran genital bisa melemahkan membrane-membran di sekitar kantung ketuban. Meskipun membran-membrannya tetap utuh, bakteri bisa menyebabkan infeksi dan inflamasi di dalam rahim. Hal tersebut bisa memicu kelahiran prematur.
  • Infeksi non-uterine seperti infeksi ginjal, pneumonia, dan apendisitis juga meningkatkan risiko kelahiran prematur.
  • Memiliki masalah pada plasenta, seperti plasenta previa, plasenta akreta, atau abrupsi plasenta.
  • Memiliki rahim yang terlalu besar, terutama pada wanita yang mengandung bayi kembar atau memliki terlalu banyak air ketuban
  • Memiliki struktur serviks yang tidak normal

 

Apa Saja Faktor Risiko Kelahiran Prematur Spontan?

Kelahiran prematur memiliki beberapa faktor risiko. Meskipun tidak pasti, Mums memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk melahirkan secara prematur jika memiliki faktor-faktor di bawah ini:

  • Sebelumnya sudah pernag melahirkan secara prematur
  • Mengandung bayi kembar
  • Hamil di usia kurang dari 17 atau lebih dari 35 tahun
  • Memiliki berat badan yang kurang sebelum hamil atau tidak memiliki kenaikan berat badan yang cukup ketika hamil
  • Mengalami pendarahan vagina di trimester awal dan kedua.
  • Memiliki anemia di awal kehamilan
  • Merokok, mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang (terutama kokain) saat hamil
  • Baru melahirkan 18 bulan sebelum kembali hamil
  • Mengalami stres berlebih

 

Apa yang Terjadi Pada Bayi yang Lahir Secara Prematur?

Kelahiran prematur bisa menyebabkan masalah serius pada kesehatan bayi Mums, terutama jika kelahirannya terlalu dini. Pada umumnya, bayi yang lahir pada waktu yang tepat cenderung lebih sehat.

Beberapa bayi yang lahir prematur bisa memiliki masalah pernapasan dan berisiko tinggi mengalami pendarahan otak. Sistem saraf, saluran gastrointestinal, dan organ lainnya juga bisa terkena dampaknya. Oleh sebab itu, bayi prematur lebih mudah terkena infeksi. Dalam jangka panjang, bayi yang prematur juga bisa tumbuh dengan berbagai masala kronis seperti penyakit paru-paru kronis.

Kebanyakan bayi prematur lahir di antara minggu 34 – 37. Kalau Mums melahirkan di antara waktu tersebut dan bayi yang dilahirkan tidak memiliki masalah kesehatan tertentu, maka kemungkinan besar tidak akan ada masalah yang signifikan. Namun, bayi Mums tetap memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi ketimbang bayi yang lahir di waktu yang tepat.

 

Apa yang Bisa Dilakukan Jika Mums Memiliki Risiko Tinggi Melahirkan Secara Prematur?

Mums perlu lebih merawat diri. Kalau Mums mengonsumsi makanan sehat, istirahat yang cukup, rutin melakukan pengecekan ke dokter, dan mengatur kondisi mental, maka Mums masih bisa mengalami kehamilan yang sehat dan penuh. Ikuti pula nasihat dokter, sesuai dengan kondisi Mums.

Mums perlu memerhatikan perkembangan tubuh Mums dan bayi di dalam kandungan. Laporkan segala sesuatunya ke dokter. Pahami juga jika adanya pertanda-pertanda kontraksi prematur. Jika Mums mengalaminya, langsung hubungi dokter. Dokter biasanya akan melihat jika kelahirannya masih bisa dicegah.

 

Mengetahui pertanda-pertanda dan faktor risiko kelahiran prematur sangat penting untuk Mums. Dengan mengerti lebih dalam, Mums bisa melakukan berbagai macam pencegahan supaya tetap memiliki kehamilan yang sehat. Lebih baik melakukan pencegahan dan persiapan terlebih tahulu daripada menyesal di kemudian hari! (GueSehat/AS)

  • # Kehamilan
  • # Melahirkan