Ella Nurlaila
25 Juni 2025
Shutterstock

Waspada dan Kenali Ciri-ciri Depresi Postpartum

Alih-alih bahagia setelah melahirkan, karena bayi mungil lahir dengan sehat dan selamat, beberapa orang justru mengalami hal yang sebaliknya. Sedih yang parah dan berkepanjangan. Inilah yang disebut dengan depresi postpartum atau depresi pasca melahirkan. 


Depresi postpartum tidak hanya membahayakan dirinya sendiri melainkan juga bayi yang baru saja dilahirkan. Kondisi ini semestinya bisa dicegah sedini mungkin, sejak masih hamil. Kenali berbagai gejala depresi postpartum agar bisa diatasi segera. 

Baca juga: Perjuangan Ibu Setelah Melahirkan: Menyusui Hingga Risiko Depresi


Gejala Umum Depresi Postpartum 


Kondisi depresi postpartum ini biasanya berlangsung selama 2-3 minggu setelah melahirkan. Dikabarkan 1 dari 7 orang yang memiliki bayi baru lahir mengalami depresi postpartum ini. Berikut ini beberapa gejala depresi postpartum yang perlu diketahui : 


1. Lebih dari sekadar baby blues

Orang yang mengalami depresi postpartum akan merasakan sangat sedih atau putus asa di dua minggu pertama setelah melahirkan hingga seterusnya. Perasaan tersebut semakin hari semakin kuat bahkan lebih dari sekadar baby blues. 


2. Rasa bersalah

Tidak hanya sedih berkepanjangan, orang dengan depresi postpartum akan merasa sangat bersalah. Ditandai dengan sering menangis, merasa tidak bahagia menjadi orang tua atau sering menyalahkan diri sendiri. Hal ini bisa saja terjadi sebagai salah satu gejala depresi postpartum yang paling umum. 


3. Hilangnya minat dan motivasi 

Sama seperti gejala depresi pada umumnya, depresi postpartum memiliki gejala hilangnya minat dan motivasi untuk melakukan hal yang disukai sebelum hamil atau melahirkan. Perubahan suasana hari dan kebiasaan ini justru jadi tanda yang buruk, segera konsultasikan ke dokter. 


4. Sulit fokus dan sulit mengambil keputusan

Gangguan fokus dan sulit mengambil keputusan bisa dialami saat depresi postpartum. Ia merasa terlalu lelah untuk berpikir jernih atau tidak peduli lagi. Misalnya bingung memutuskan untuk bangun dari tempat tidur, mandi, mengganti popok bayi atau menyusui. 


5. Khawatir berlebihan 

Munculnya kekhawatiran berlebihan bahwa dirinya tidak bisa menjadi orang tua yang baik. Perasaan meragukan kemampuan diri ini terus menerus menghantui walaupun tanpa alasan yang jelas. 


6. Pola tidur dan makan berubah 

Terjadi perubahan drastis terhadap pola makan dan pola tidur pada pengidap depresi postpartum. Ia tidak bisa beristirahat saat bayi tidur atau malah tidur terus menerus sepanjang hari. Ini menunjukkan lebih dari sekadar kelelahan biasa. 


7. Kehilangan motivasi, energi, dan minat pada bayi 

Jika merasa kurang aktif, tidak antusias, bahkan tidak ingin bersama bayi, hampir pasti ia mengalami depresi postpartum. 


8. Terpikir menyakiti diri sendiri atau bayinya 

Pikiran tentang bunuh diri atau menyakiti bayi adalah tanda lanjutan dari depresi postpartum. Bahkan bisa berkembang menjadi psikosis pasca melahirkan yaitu kondisi langka tapi serius. Ini sangat bahaya dan mesti segera diterapi. 


Cara Mengatasi Depresi Postpartum  


Jika Mums mengalami satu atau lebih dari point-point di atas, maka bisa dipastikan mengalami depresi postpartum. Jangan diabaikan, sekecil apa pun gejala yang ditimbulkan. Segera minta bantuan tenaga professional untuk mengatasinya. 


Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan bantuan dalam mengatasi depresi postpartum : 


1. Segera periksakan diri ke dokter 

Meskipun tidak ada tes resmi untuk mendiagnosis depresi postpartum ini, Mums akan menjalani pemeriksaan oleh dokter sekitar 2-3 minggu setelah melahirkan. Dokter akan melakukan skrining depresi, termasuk pertanyaan tentang emosi dan kesejahteraan Mums dan bayi. 


2. Terapi obat 

Setelah diagnosa ditegakkan, maka dokter akan memberikan beberapa obat yang dibutuhkan. Pengobatan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan. Biasanya meliputi obat antidepresan dan obat anti kecemasan. 


3. Support group 

Untuk mengatasi depresi postpartum, pengobatan medis saja tidaklah cukup, mesti dilengkapi dengan dukungan keluarga maupun teman dekat. Itu sebabnya support group atau support system perlu dibentuk untuk mengawal dan memberikan dukungan moril pada proses penyembuhan yang sedang dilakukan. 


4. Terapi perilaku 

Konseling atau terapi perilaku tidak kalah pentingnya dalam mengatasi depresi postpartum. Dokter akan memberikan panduan konseling sesuai kebutuhan dan jadwal yang ditetapkan. Tujuannya agar pengobatan menjadi lengkap sehingga hasilnya akan lebih optimal. 


Mums, itulah gejala umum depresi postpartum dan cara mengatasinya. Jika mengalami perubahan emosi yang tidak biasa, jangan diabaikan, segera dapatkan pertolongan. Sebab, depresi postpartum sebenarnya bisa segera diatasi dan disembuhkan. 


Sayangi diri dan bayi, dengan mengobati depresi postpartum sedini mungkin. Untuk menambah wawasan Mums seputar kehamilan dan kelahiran yang sehat, daparkan berbagai artikel menarik di aplikasi Teman Bumil dan miliki kesempatan berkonsultasi secara online di sini. 


Referensi : 

  • # Depresi
  • # Persalinan
  • # Gejala depresi