GueSehat
11 Maret 2019
GueSehat.com

Wapres Jusuf Kalla: Generasi Hebat Dimulai dari Bayi yang Sehat!

Kehidupan seorang anak dimulai sejak ia masih di dalam rahim. Sampai ia dewasa, semua kebutuhannya harus dipenuhi secara optimal, mulai dari nutrisi, stimulasi, dan lingkungannya.

 

Agar menjadi anak yang cerdas, masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yakni sejak di dalam kandungan hingga ia berusia 2 tahun, menjadi masa paling krusial. Saat inilah perkembangan otak sangat cepat. Jika tidak didukung dengan nutrisi dan stimulasi yang benar, maka ia tidak akan tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar.

 

Pesan tersebut dikemukakan dalam acara "Seminar Tumbuh Kembang Anak" dalam rangka Ulang Tahun Kemang Medical Care (KMC) yang ke-10 di Jakarta, 10 Maret 2019. Simak yuk paparan dari pembicara!

 

Generasi Hebat Diawali dari Bayi yang Sehat

Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang hadir membuka seminar memberikan pernyataan, “Sekarang ini, semua orang bicara tentang milenial. Mereka para milenial dikenal sebagai generasi yang kreatif.

 

Sering kita tidak sadari bahwa milenial pun melalui proses pertumbuhan sejak bayi, kemudian masa kanak-kanak, dan remaja. Tentunya sejak bayi hingga remaja kita mengharapkan mereka tumbuh cerdas, sehat, dan lincah."

 

Wapres menambahkan bahwa saat putrinya, Musjwirah Jusuf Kalla, mendirikan KMC 10 tahun lalu, salah satu visinya adalah membantu melahirkan bayi-bayi yang sehat agar kelak menjadi generasi yang berkualitas. “Fondasi generasi yang baik dimulai dari generasi yang sehat dan berkualitas,” tambah JK.

 

Baca juga: Makanan untuk Ibu Hamil agar Anak Cerdas Sejak Dini

 

Bagaimana Menciptakan Bayi yang Sehat?

Dokter Alinda Rubiati, SpA(K)., dokter spesialis anak dari KMC, memberikan paparan tentang proses tumbuh kembang anak dan pentingnya sentuhan tepat di 1.000 HPK untuk tumbuh kembang optimal dan berkualitas.



Menurut dr. Alinda, ada banyak faktor yang memengaruhi tumbuh kembang bayi dan anak. Ini dibedakan menjadi faktor eksternal dan internal. “Faktor internal misalnya kondisi genetika dan kondisi kesehatan ibu saat hamil.

 

Jika ibu mengalami anemia, memiliki penyakit tertentu, atau mengonsumsi obat-obatan tertentu yang memengaruhi pertumbuhan janin, maka akan terlahir bayi yang pertumbuhannya tidak optimal,” jelasnya.



Sejak lahir hingga anak berusia 3 tahun, orang tua harus memastikan tumbuh kembang si Kecil selalu berada dalam jalur yang benar. “Pertumbuhan otak paling optimal adalah sampai anak berusia 3 tahun atau dalam 1.000 HPK. Namun, sebenarnya otak berkembang paling pesat dan optimal di trimester ketiga kehamilan," kata dr. Alinda.

 

Tumbuh kembang tidak hanya karena peran otak, melainkan juga karena faktor lingkungan, yaitu lingkungan mikro (pengaruh ibu). Kemudian lingkungan mini, yaitu ayah, saudara kandung, dan pengasuhnya. Setelah itu, lingkungan lebih luas yang mendukung tumbuh kembangnya, mulai dari laktasi, imunisasi, pendidikan, dan lain-lain.

 

Baca juga: Anak Indonesia Harus Jadi Anak yang “GENIUS”!

 

Pentingnya Memantau Proses Tumbuh Kembang

Dari sisi perkembangan bayi dan anak, masih dipaparkan dr. Alinda, banyak sekali aspek yang harus diperhatikan. Namun, 4 hal yang paling penting adalah perkembangan motorik halus, motorik kasar, psikososial, dan intelegensia.

 

Untuk mengoptimalkannya perlu nutrisi dan stimulasi. Stimulai juga sangat penting untuk pertumbuhan sinaps-sinaps di otak sebagai pengolah informasi.

 

Stimulasi sebaiknya dimulai sejak usia kehamilan mencapai 6 bulan. Ini bisa berupa sentuhan sensorik, motorik, dan bahasa. Stimulasi saat kehamilan adalah dengan mengajak janin bicara, kemudian saat lahir dengan sentuhan dan aktivitas bermain. "Aktivitas paling baik untuk stimulasi adalah dengan bermain. Namun, jangan bermain gadget," tambah dokter saraf anak ini.

 

Untuk mendeteksi kemungkinan gangguan tumbuh kembang sedini mungkin, maka proses ini harus dipantau, minimal 4 kali selama 5 tahun pertama usia si Kecil, yaitu:

  • Pada usia kurang dari 1 tahun: setiap 1 bulan sekali.
  • Usia 1-3 tahun: setiap 3 bulan sekali.
  • Usia 3-5 tahun: setiap 6 bulan sekali.
  • Lebih dari 5 tahun: setiap tahun.

 

Pemantauan tidak hanya dari segi fisik, seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala, melainkan juga dari aspek perkembangannya. Misalnya kemampuan bicara, motorik halus dan kasar, dan juga emosi.

 

Baca juga: Gangguan Tiroid pada Anak Bisa Sebabkan Retardasi Mental!

 

Dukungan Nutrisi Terbaik dari ASI

Dokter Anjar Setiani, Sp.A., menambahkan, tumbuh kembang optimal untuk menciptakan generasi terbaik harus didukung oleh nutrisi terbaik. Makanan terbaik untuk bayi adalah ASI.

 

“Seperti rekomendasi WHO untuk keberhasilan pemberian ASI, sebaiknya ada kontak dengan 7 konselor laktasi sejak usia kehamilan 28 minggu dan 36 minggu,” jelasnya.

 

Apa yang dimaksud kontak dengan 7 konselor laktasi? Menurut dr. Anjar, proses belajar memberikan ASI sudah harus dimulai ketika usia kehamilan memasuki 28 minggu (kontak dengan konselor laktasi pertama).

 

Setelah itu di kehamilan minggu ke-38, saat kelahiran dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), setelah kelahiran saat perawatan bersalin, nifas hari ke-7 atau saat bayi berusia 7 hari, nifas hari ke-14 (bayi berusia 2 minggu), dan nifas hari ke-40.

 

Umumnya proses pemberian ASI akan lancar sampai anak berusia 2 tahun. “Sebaiknya konsultasi laktasi menyertakan suami atau orang tua. Akan diajarkan bagaimana memberikan ASI dengan benar dan kendala saat menyusui,” ujar dr. Anjar.

 

Direktur Utama KMC, Musjwirah Jusuf Kalla, menambahkan bahwa KMC adalah rumah sakit pelopor ASI. Klinik laktasi dan tumbuh kembang saling terintegrasi serta menjadi salah satu layanan unggulan di KMC.

 

“Masalah laktasi termasuk 10 besar masalah pasien terbanyak di KMC. Kasus tumbuh kembang belum sebanyak masalah laktasi, tetapi menjadi bagian dari program integrasi,” ujarnya. (AY/AS)

 

  • # Tumbuh Kembang
  • # TBN Tumbuh Kembang
  • # Bayi & Balita
  • # TBNBulan4