Vaksinasi RSV Cegah Komplikasi Infeksi Saluran Pernapasan
Lansia umumnya mengalami penurunan kekebalan tubuh seiring bertambahnya usia, mereka menjadi lebih rentan terhadap berbagai infeksi. Akhir-akhir ini terjadi peningkatan kasus infeksi pernapasan yang disebut tripledemic. Fenomena ini menggabungkan tiga virus pernapasan yaitu Respiratory Syncytial Virus (RSV), Covid-19, dan Influenza bersirkulasi secara bersamaan.
Lansia termasuk kelompok yang berisiko tertular dan kemudian mengalami komplikasi. Dalam rangka Hari Lanjut Usia Nasional dan Hari Keluarga Nasional, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bersama dengan Kementerian Kesehatan RI dan didukung oleh GSK Indonesia menyampaikan pentingnya upaya peningkatan edukasi mengenai imunisasi dalam melindungi lansia terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi menular pernapasan yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti influenza, Covid-19, dan RSV.
Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan RI, dr. Imran Pambudi, MPHM memaparkan, lansia umumnya mengalami penurunan kekebalan tubuh seiring bertambahnya usia, mereka menjadi lebih rentan terhadap berbagai infeksi. “Oleh karena itu, penting untuk secara aktif berkonsultasi dengan tenaga medis guna mendapatkan perlindungan kesehatan yang tepat. Salah satu langkah preventif yang dapat dilakukan adalah melakukan vaksinasi, yang terbukti efektif dalam mencegah infeksi penyakit serta menurunkan risiko komplikasi,” jelasnya.
Penularan RSV
RSV dapat menular melalui inhalasi atau kontak dengan droplet saluran napas dari mereka yang terinfeksi. Gejala RSV meliputi hidung tersumbat, batuk, dan demam ringan yang gejalanya timbul menyerupai infeksi influenza ringan sehingga diagnosisnya sulit dilakukan dan banyak dari mereka tidak menyadari bahwa gejala yang dialami disebabkan oleh RSV.
Padahal, RSV menjadi salah satu penyebab paling umum dari pneumonia yang disebabkan virus. Infeksi RSV dapat menular dan menyebar dengan mudah di mana satu orang yang terinfeksi biasanya menginfeksi tiga orang lainnya, dan sebagian besar individu yang terinfeksi dapat menularkan dalam jangka waktu 3-8 hari.
Sedangkan untuk pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti lansia, dapat menularkan virus sampai dengan 4 minggu.
Hingga saat ini belum tersedia pengobatan khusus untuk mengatasi RSV pada orang dewasa, yang meningkatkan kesulitan dalam penanganannya, sehingga tindakan preventif termasuk vaksin RSV adalah hal yang penting.
Lebih Berisiko pada Penderita Diabetes
RSV dapat meningkatkan risiko rawat inap pada lansia yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes dan akan memperburuk pasien dengan penyakit jantung.
Menurut Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD – KEMD, FINASIM, pasien diabetes berusia ≥65 tahun dengan RSV diperkirakan hingga 11,4 kali lebih berisiko dirawat di rumah sakit dibandingkan pasien tanpa diabetes.
Dan menurut Dr. dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP., infeksi RSV memperburuk kondisi psaien lansia dengan penyakit penyerta jantung. Banyak yang belum menyadari bahwa RSV dapat menjadi penyakit serius pada pasien dengan penyakit penyerta jantung, terutama pada lansia dengan penyakit jantung kronis seperti gagal jantung.
Pencegahan
Untuk mencegah penyebaran RSV, terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh individu. Salah satu langkah preventif yang dapat dilakukan adalah dengan tertib menggunakan masker, menerapkan kebersihan pribadi seperti menutup mulut saat batuk atau bersin. Selain itu, imunisasi terhadap RSV juga disarankan untuk kelompok berisiko tinggi, termasuk lansia dan dewasa yang rentan terkena infeksi RSV.
Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, PP PAPDI menambahkan, PAPDI telah merilis Jadwal Imunisasi Dewasa 2025 di mana salah satu vaksinasi yang direkomendasikan adalah untuk RSV. Vaksin yang direkomendasikan utamanya bagi masyarakat 50 tahun ke atas ini dapat menjadi antisipasi terjadinya tripledemic.(AY)
-
# Infeksi
-
# Saluran pernapasan