Bernadette Andika Gitawardani
16 Juni 2022
shutterstock

Mums, Kenali Tanda Dehidrasi pada Anak

 

Dehidrasi pada anak sangat berbahaya karena bisa menimbulkan berbagai komplikasi, mulai dari yang ringan hingga serius, bahkan kematian. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tanda dehidrasi pada anak agar Mums dapat segera menanganinya.

 

Baca juga: Mums, Waspada Dehidrasi pada Si Kecil!

Faktor Risiko Penyebab Dehidrasi pada Anak

Dehidrasi terjadi ketika cairan yang keluar dari tubuh lebih banyak dibanding dari yang masuk. Anak-anak memang lebih rentan mengalami dehidrasi dibanding orang dewasa karena mereka memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil, sehingga cadangan airnya pun lebih sedikit.

Beberapa anak mengalami dehidrasi karena mereka tidak minum cukup air. Namun, ada pula beberapa faktor risiko lain yang meningkatkan kemungkinan dehidrasi pada anak, di antaranya:

- Demam

- Muntah

- Diare

- Keringat berlebih

- Asupan cairan yang menurun selama sakit

- Penyakit kronis, seperti diabetes atau gangguan usus

- Paparan cuaca panas dan lembap

 

Baca juga: Inilah Penyebab Dehidrasi Saat Tidur!

 

Tanda-tanda Dehidrasi pada Anak yang Harus Diwaspadai

Dehidrasi pada anak bisa terjadi secara perlahan seiring waktu atau justru terjadi secara tiba-tiba. Anak-anak dengan penyakit, terutama flu perut, harus dipantau secara ketat untuk melihat adanya tanda-tanda dehidrasi.

Jangan menunggu sampai si Kecil benar-benar merasa haus. Jika mereka benar-benar haus, maka mereka mungkin sudah mengalami dehidrasi. Ada pun beberapa tanda dehidrasi pada anak yang harus diwaspadai, seperti:

- Bibir kering pecah-pecah

- Urine berwarna gelap

- Frekuensi buang air kecil yang hanya sedikit atau tidak sama sekali selama 8 jam

- Kulit terasa dingin atau kering

- Mata cekung

- Pada bayi, tampak terdapat cekungan pada bagian kepala

- Mengantuk berlebihan

- Energi yang rendah

- Tidak ada air mata saat menangis

- Rewel

- Pernapasan atau detak jantung lebih cepat

- Dalam kasus serius, balita bisa mengigau saat tidur atau tidak sadarkan diri

 

Penanganan Dehidrasi pada Anak

Satu-satunya cara untuk menangani dehidrasi yang efektif adalah dengan mengisi kembali cairan yang hilang. Dehidrasi ringan masih dapat ditangani di rumah. Namun, jika anak mengalami diare, muntah, atau demam, segera lakukan beberapa langkah berikut.

 

1. Berikan larutan rehidrasi seperti Pedialyte yang mengandung air dan garam dalam porsi seimbang. Jika tidak bisa segera menemukan Pedialyte, Mums bisa memberikan cairan lain, seperti susu atau pun jus dengan konsistensi yang encer.

2. Terus berikan cairan pada balita secara perlahan sampai urine yang dikeluarkannya berwarna jernih. Jika balita muntah, beri mereka sedikit demi sedikit sampai mereka tidak memuntahkannya lagi. Tingkatkan frekuensi dan jumlah cairannya secara bertahap. Hindari memberikan terlalu banyak dan cepat karena hanya akan membuatnya muntah kembali.

3. Jika Mums masih menyusui, tetap berikan ASI seperti biasa, tetapi tetap secara bertahap dan sedikit demi sedikit.

 

Kapan Anak Dehidrasi Harus Dibawa ke Dokter?

Dalam kasus ringan, dehidrasi yang dialami anak dapat ditangani secara mandiri di rumah. Namun, jika anak menunjukkan beberapa gejala berikut, segera bawa ke dokter.

- Tidak minum apa pun selama lebih dari beberapa jam.

- Berusia di bawah 1 tahun dan hanya minum larutan rehidrasi oral (tanpa ASI atau susu formula) selama 24 jam.

- Muntah lebih dari beberapa kali dalam 24 jam.

- Muntah berwarna hijau terang, merah, atau cokelat.

- Tidak mau makan dalam 3-4 hari.

 

Nah, Mums itulah beberapa tanda dehidrasi pada anak yang perlu diwaspadai. Dehidrasi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, maka pastikan agar anak selalu mendapat asupan cairan yang cukup setiap harinya. (BAG)

 

 

 

 

 

  • # Dehidrasi
  • # TBN Kesehatan
  • # Bayi & Balita
  • # TBN 1 Tahun