Sifilis (Raja Singa): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Sifilis atau raja singa merupakan jenis penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang menyeba ketika seseorang melakukan hubungan seks. Baik vaginal, oral, maupun anal dengan seseorag yang sudah terinfeksi dengan sifilis ini.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada sekitar 134.000 kasus sifilis pada tahun 2020 lalu. Infeksi ini lebih sering terjadi pada pria. Dan kelompok yang paling rentan terdiagnosa sifilis adalah pasangan pria sejenis.
Gejala dan Penyebab Sifilis
Mengetahui gejala sifilis sangat penting agar seseorang bisa segera melakukan pengobatan jika mencurigai mengalami beberapa gejala khas dari sifilis. Atau membantu mereka yang terduga memiliki gejala sifilis untuk mendapatatkan pertolongan medis.
Berikut ini gejala sifilis yang perlu diketahui :
1. Luka di kelamin
Munculnya luka kecil dan halus di alat kelamin. Umumnya seperti jerawat atau luka kulit lainnya. Tidak hanya di alat genital, luka tersebut juga kadang muncul di mulut atau bibir. Sering kali sangat kecil sehingga tidal terlihat atau terasa. Luka ini biasanya akan hilang dalam enam minggu
2. Ruam dan gejala mirip flu
Pada tahap selanjutnya muncul gejala mirip flu seperti kelelahan, demam, sakit tenggorokan, dan nyeri otot. Disertai dengan ruam merah dan kasar. Awalnya di satu area, lama kelamaan bisa menyebar ke seluruh tubuh. Termasuk di telapak kaki dan telapak tangan bahkan di mulut, vagina, penis, juga sekitar anus.
Sementara itu sifilis disebabkan oleh bakteri treponema pallidum. Di mana seseorang yang terinfeksi menyebarkan bakteri ini melalui hubungan seks vaginal, anal, maupun oral. Bakteri bisa masuk melalui anus, vagina, penis, mulut, atau kulit yang terluka. Bakteri ini akan menyebar ke seluruh tubuh dan akhirnya merusak organ-organ tertentu.
Sifilis sangat menular terutama pada tahap primer atau sekunder saat terdapat luka, borok, atau ruam. Sifilis biasanya menyebar melalui kontak seksual, meski tanpa penetrasi atau ejakulasi.
Penularan juga bisa terjadi dari ibu ke janin yang dikandungnya. Namun sifilis tidak akan menyebar melalui benda mati seperti dudukan toilet, peralatan makan, atau gagang pintu. Karena bakteri penyebab sifilis tidak dapat bertahan hidup di permukaan benda mati.
Pengobatan Sifilis
Seperti infeksi bakteri pada umumnya, sifilis bisa diobati dengan pemberian antibiotik, terutama penisilin. Jumlah dan lama penggunaan antibiotik ini sangat tergantung pada tahap sifilis dan gejalanya. Karena itu yang berhak menentukan dosis pengobatan ini adalah seorang dokter.
Itulah sebabnya, ketika mengalami gejala sifilis, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosa yang tepat. Setelah diagnosa ditegakkan maka dokter akan meresepkan antibiotik yang harus diselesaikan semua dosis meskipun luka atau ruam sudah hilang.
Setelah diri sendiri terdiagnosa, maka pasangan seksual yang sudah berhubungan mesti melakukan tes atau pemeriksaan serupa. Sebab risiko penularan sifilis sangat besar melalui aktivitas seksual.
Jika seluruh tahapan pengobatan selesai, dokter akan melakukan tes darah ulang untuk memastikan infeksi sudah benar-benar hilang. Namun demikian, infeksi sifilis berulang sangat mungkin terjadi, walaupun sudah diobati secara tuntas.
Jadi sangat penting untuk selalu berhubungan seks aman dengan satu pasangan. Juga melakukan tes rutin jika memang berisiko tinggi tertular sifilis akibat perilaku seksual berisiko. Walaupun sifilis bisa diobati, namun kerusakan organ akibat sifilis tidak akan pernah bisa diperbaiki.
Langkah Pencegahan Sifilis
Karena sifilis sangat mudah menular melalui hubungan seksual maka langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual. Namun, hal ini tentu saja mustahil apalagi untuk mereka yang sangat aktif secara seksual.
Maka yang bisa dilakukan adalah mengurangi risiko penularan dengan selalu menggunakan kondom atau dental dam saat berhubungan seks. Gunakan dengan benar agar peluang tertular infeksi berkurang.
Jangan ragu untuk menanyakan pada pasangan seksual terkait riwayat infeksi menular seksual yang pernah dialami. Jika pasangan pernah menderita sifilis, maka ia bisa menularkan kembali. Sifilis yang tidak terobati dengan baik dan tuntas dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Mums, itulah informasi seputar gejala, penyebab, dan cara pencegahan sifilis yang perlu diketahui. Sebab risiko penularan bisa terjadi pada siapa saja. Melindungi diri dan pasangan adalah langkah terbaik mencegah penularan sifilis melalui aktivitas seksual.
Untuk mendapatkan berbagai informasi seputar hubungan seksual yang sehat, Mums bisa membaca berbagai artikel menarik di aplikasi Teman Bumil dan dapatkan kesempatan berkonsultasi secara online di sini.
Referensi :
Clevelandclinic. syphilis
-
# Sifilis (Raja Singa)
-
# Penyakit menular seksual
-
# Sifilis