GueSehat
16 Agustus 2017
pixabay.com

Seks Anal dan Anal-oral Mengakibatkan 7 Penyakit Ini!

Hubungan seksual tidak hanya sebatas penetrasi penis ke dalam vagina. Namun bagi beberapa orang yang menyukai ‘petualangan’ ataupun fantasi, mereka akan mencoba berbagai cara untuk mencapai kepuasan, salah satunya dengan melakukan hubungan seks anal. Seks anal juga bisa dilakukan dengan melakukan rimming. Kalau Geng Sehat belum tahu apa itu rimming, ini adalah kegiatan merangsang lubang anus dengan lidah atau bibir, sebagai teknik foreplay sebelum melakukan penetrasi.

 

Namun, ada beberapa penyakit yang mungkin tertular dari aktivitas seksual ini. Seks penetrasi melalui anus memiliki risiko tinggi untuk menyebarkan penyakit kelamin. Hal tersebut disebabkan karena lapisan anus lebih tipis dan mudah sobek. Selain penyakit kelamin, ternyata ada beberapa penyakit umum yang bisa tertular melalui seks anal maupun anal-oral, misalnya gaya 69, rimming, seks oral, atau penetrasi seks anal yang dilanjutkan dengan seks oral. Ini karena adanya kemungkinan pasangan menelan kotoran yang terkontaminasi infeksi.

Baca juga: Posisi Oral Seks yang Bisa Menambah Gairah di Ranjang

 

Penyebaran infeksi tidak berhenti pada saat selesai melakukan akivitas seks anal saja. Pasalnya, terkadang untuk merangsang pasangan Kamu harus memasukkan jari ke dalam anus. Maka dari itu, ada kemungkinan kotoran akan tertinggal di sela-sela kuku jika tidak mencuci tangan dengan baik setelahnya.  

 

Penyakit yang Dapat Menyerang

1. Hepatitis

Hepatitis A dan hepatitis E paling sering ditularkan melalui rimming. Pasalnya, jalur utama dari penularan jenis hepatitis ini adalah dengan menelan kotoran yang terkontaminasi oleh virus. Dan pada umumnya, hepatitis jenis ini tidak menunjukkan gejala apapun.

 

2. Giardiasis

Infeksi usus kecil yang disebabkan oleh parasit mikroskopik Giardia lamblia ini umumnya ditemukan pada kotoran manusia dan dapat bertahan di luar tubuh dalam jangka waktu yang lama. Seks anal tanpa kondom maupun rimming dapat menjadi cara infeksi ini berpindah. E.Coli dari anus juga akan berisiko tertelan, lalu menunjukkan gejala kelelahan, mual, diare atau kotoran menjadi berminyak, kehilangan selera makan, hingga muntah-muntah.

Baca juga: Perhatikan Cara Melepas Kondom yang Benar!

 

3. Tifus

Tifus disebabkan oleh bakteri Salmonela typhii yang bisa menular dari kotoran manusia. Salah satu penyebaran tifus bisa disebabkan oleh aktivitas rimming atau melakukan seks oral-anal dengan orang yang terinfeksi tifus. Gejala tifus yang muncul yaitu demam tinggi, sakit kepala, nyeri dan sakit otot, kehilangan nafsu makan, hingga lemah dan lesu.

 

4. Disentri

Disentri merupakan penyakit usus yang disebabkan oleh bakteri yang sangat menular, dengan gejala utama adalah diare yang berdarah. Penularan bakteri ini bisa dikarenakan adanya ketidaksengajaan kontak fisik antara kotoran manusia yang terinfeksi ataupun rimming. Gejala yang timbul biasanya muntah-muntah, kram perut, demam tinggi, hingga nyeri sendi.

 

5. Infeksi E.Coli

Kuman ini hidup di saluran pencernaan manusia. Melakukan seks oral setelah anal menjadi risiko bagi kedua pasangan menelan E.Coli dari anus. Gejala yang timbul  meliputi diare berdarah, kram perut, hingga muntah. Selain itu, bakteri E.Coli juga dapat menyebabkan anemia berat, hingga kematian.

 

6. Amebiasis

Penyakit ini disebabkan oleh parasit yang disebut Entamoeba histolytica. Penularan penyakit ini bisa karena adanya aktivitas rimming. Gejala yang timbul cukup ringan, biasanya diare, sakit perut, dan kram perut.

 

7. Cacingan

Cacingan dapat disebabkan oleh adanya aktivitas seks anal dan rimming. Biasanya jenis cacing yang ditularkan melalui jalur anus ke mulut adalah cacing gelang, cacing pita, dan cacing kremi.

 

Beragam penyakit menular dari aktivitas seks anal masih bisa terjadi walaupun sudah membersihkan lubang anus dengan baik. Ini karena anus merupakan tempat tinggal bakteri. Untuk menghindari penularan penyakit di atas, selalu gunakan pelindung ketika berhubungan seks, seperti kondom atau dental dam (pelindung mulut khusus untuk seks). Lalu, gantilah dengan kondom yang baru setelah melakukan penetrasi melalui anus dan ingin melanjutkan penetrasi ke vagina. Ini untuk menghindari bakteri yang ada pada anus tidak masuk ke dalam vagina, yang menyebabkan infeksi saluran kemih.

  • # Seks
  • # Penyakit Seks Menular
  • # Infeksi Menular Seksual