Postmatur: Pengertian, Penyebab, dan Cara Menangani
Mums pernah mendengar apa itu kehamilan postmatur? Postmatur adalah kebalikan dari prematur. Jika prematur bayi lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, postmatur bayi lahir lebih dari 42 minggu usia kehamilan.
Usia kehamilan setiap ibu memang berbeda. Namun standar usia kehamilan yang diakui merupakan usia kehamilan yang diukur berdasarkan hari pertama periode menstruasi terakhir. Yaitu 280 hari atau 40 minggu dari hari tersebut.
Penyebab Postmatur
Melahirkan sebelum atau sesudah tanggal jatuh tempo merupakan hal yang lumrah. Sebab kehamilan dan kelahiran itu sifatnya selain individual juga sangat dinamis. Banyak faktor yang memengaruhi terjadinya posmatur.
Di antaranya; kehamilan pertama, lewat dua minggu dari tanggal jatuh tempo kehamilan sebelumnya, mengandung bayi laki-laki, ibu yang obesitas. Termasuk salah hitung karena kebingungan mengenai tanggal dimulainya periode menstruasi terakhir.
Kondisi ini juga bisa terjadi jika tanggalnya dihitung berdasarkan USG yang dilakukan setelah 22 minggu kehamilan. Selain itu penyebab lain dari postmatur adalah faktor genetik yang juga ikut berperan dalam beberapa kasus.
Dampak Postmatur yang Perlu Diwaspadai
Ada sejumlah dampak atau risiko postmatur yang dapat meningkatkan risiko beberapa masalah kesehatan, antara lain :
1. Bayi lahir besar
Berat bayi lebih besar dari ukuran lahir rata-rata atau makrosomia janin. Hal ini meningkatkan kemungkinan Mums memerlukan forceps, yaitu alat vakum atau instrument lain untuk membantu proses persalinan.
Kondisi ini juga meningkatkan risiko harus operasi Caesar. Bayi yang lebih besar berisiko mengalami tersangkutnya bahu di belakang tulang panggul saat melahirkan normal atau yang dikenal dengan distosia bahu.
2. Sindrom pascamaturitas
Kondisi ini ditandai dengan beberapa hal seperti berkurangnya lemak di bawah kulit bayi, kurangnya lapisan berminyak (vernix caseosa), berkurangnya rambut lembut dan halus (lanugo), dan pewarnaan pada cairan ketuban, kulit dan tali pusar akibat buang air besar pertama bayi (meconium). Serta kuku jari tangan dan kaki bayi yang panjang saat lahir.
3. Berkurangnya cairan ketuban
Risiko lain dari postmatur adalah semakin berkurangnya jumlah cairan ketuban yang berfungsi melindungi janin di dalam kandungan.
Kondisi kadar cairan ketuban yang rendah atau oligohidramnion itu sendiri berdampak buruk karena dapat memengaruhi detak jantung bayi dan menekan tali pusat saat kontraksi. Sehingga berakibat kurangnya aliran oksigen ke janin meconium di paru-paru bayi yang menyebabkan masalah pernapasan serius. Dampak fatalnya memicu kematian bayi sebelum dilahirkan.
4. Komplikasi persalinan
Kehamilan postmatur juga berdampak buruk meningkatnya risiko terkait komplikasi persalinan. Beberpa masalah terkait persalinan yang dimaksud seperti terjadinya robekan vagina yang parah, mengalami infeksi, atau terjadinya pendarahan pascapersalinan.
Selain ini membutuhkan perawatan medis lebih lama. Kontrol pascamelahirkan yang lebih intens dibandingkan dengan mereka yang lahir tepat waktu.
Cara Mengatasi Postmatur
Berikut ini cara mengatasi postmatur yang bisa dilakukan segera mungkin :
1. Memantau kehamilan
Langkah penting yang bisa dilakukan ketika mengalami postmatur adalah dengan memantau kehamilan tersebut. Jika sudah melewati tanggal perkiraan melahirkan lebih dari satu minggu, dokter mungkin akan melakukan tes yang mengukur detak jantung bayi. sebuah tes yang dikombinasikan dengan USG untuk memeriksa detak jantung, pernapsan, tonus otot, dan gerakan bayi (profil biofisik). Termasuk memeriksa cairan ketuban.
Berdasarkan semua tes tersebut, dokter mungkin akan merekomendasikan induksi persalinan yang dimulai untuk merangsang kotraksi rahim sebelum persalinan dimulai dengan sendirinya.
2. Memberikan dorongan pada bayi
Tim medis mungkin menyarankan cara untuk membantu memulai persalinan, seperti pematangan serviks yang bisa dilakukan dengan pemberian obat untuk melunakkan dan melebarkan atau mematangkan leher rahim. Selain dengan obat, mematangkan serviks bisa juga dengan memasukkan selang urin (kateter).
3. Menyapu selaput kantung ketuban
Dengan teknik ini, yang juga dikenal sebagai pengupasan selaput ketuban, tim medis menyapukan hari yang bersarung tangan steril pada penutup kantung ketuban di dekat janin. Cara ini bertujuan memisahkan kantung dari leher rahim dan dinding rahim bagian bawah.
4. Pecahkan kantung ketuban
Jika kantung ketuban masin utuh, cara yang bisa dilakukan oleh dokter dalam mengatasi postmatur adalah dengan mengeluarkan cairan di dalamnya dengan membuat lubang menggunakan kait plastic tipis. Pembukaan lubang tersebut menyebabkan air ketuban pecah, dan mendorong terjadinya kontraksi melahirkan.
5. Obat untuk memacu kontraksi
Strategi lain untuk merangsang persalinan pada ibu hamil yang mengalami postmatur adalah dengan memberikan obat Pitocin untuk memulai kontraksi dan merangsang persalinan. Cara kerja obat Pitocin tersebut akan menghasilkan oksitosin atau hormon yang menyebabkan rahim berkontraksi dan dapat digunakan untuk memicu terjadinya persalinan.
Itulah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah postmatur agar komplikasi bisa diminimalisir. Ingat ya Mums, postmatur adalah kondisi yang bisa dicegah dengan menghindari berbagai faktor risiko yang telah disebutkan di atas.
Sumber:
Mayoclinic. overdue-pregnancy
Healthline. overdue-baby
-
# Kehamilan
-
# TB Persalinan & Postpartum
-
# TBMinggu40
-
# TBTrimester3