Penting, Inilah Penyebab Cairan Miss V yang Normal dan Keputihan!
Area vagina memang memiliki ‘kehidupannya’ sendiri. Ada siklus alami yang terjadi di sana. Salah satunya keputihan. Keputihan pada wanita adalah sesuatu yang sepenuhnya berjalan secara alamiah. Namun, warna, tekstur, dan jumlahnya bisa berbeda-beda tergantung pada usianya.
Bukan karena sesuatu yang biasa, maka keputihan pada wanita bisa diabaikan begitu saja. sebab ada beberapa keputihan yang terbilang serius dan butuh penanganan khusus. Jika ini yang terjadi, maka Mums harus meminta bantuan dokter untuk mengatasinya.
Cairan Vagina Normal pada Wanita
Keluarnya cairan vagina pada wanita yang terjadi sejatinya merupakan tanda bahwa fungsi tubuh yang sehat akibat perubahan alami kadar estrogen. Namun, warna, bau, dan tekstur keputihan pada wanita bisa berubah akibat terganggunya keseimbangan bakteri di vagina. Sehingga memicu terjadinya keputihan yang lebih banyak dari biasanya. Berikut ini beberapa penyebab keputihan berlebihan pada wanita :
1. Rangsangan seksual
Pelumasan ekstra saat terangsang secara seksual merupakan hal yang normal. Hal ini berfungsi mempersiapkan vagina untuk menetrasi dan meningkatkan kenyamanan. Mums mungkin mengalami peningkatan detak jantung dan pembengkankan pada vulva atau genitalia luar.
2. Ovulasi
Rata-rata siklus ovulasi berlangsung sekitar 28-30 hari. Di tengah siklus, sekitar dua minggu sebelum menstruasi, se telur dilepaskan dari ovarium, ini merupakan masa paling subur. Nah, selama ovulasi, keputihan biasanya meningkat dan berubah menjadi lebih bening, licin, dan elastis. Mums juga bisa merasakan nyeri ovulasi di perut atau panggul.
3. Penggunaan alat KB
Sejumlah kontrasepsi hormonal berfungi dengan cara mengurangi dan mengentalkan lendir serviks sehingga mencegah sperma mencapai sel telur. Namun, beberapa pengguna justru mengalami peningkatan keputihan akibat perubahan hormon. Hal ini biasa terjadi terutama dalam beberapa bulan pertama penggunaan KB.
4. Menopause
Baik selama menopause maupun masa transisi menuju menopause (premenopause), perubahan hormon pasti terjadi. Selama periode ini, kadar estrogen bisa berfluktuasi, naik dan turun. Kondisi ini jelas memengaruhi keputihan.
5. Sindrom PCOS
Sama seperti penggunaan alat KB hormonal yang memengaruhi siklus menstruasi, Polycistic Ovary Syndrome (PCOS) juga ikut anak pada perubahan hormon yang berimbas pada perubahan pola keputihan.
6. Kehamilan
Beberapa minggu setelah pembuahan, biasanya muncul keputihan seperti warna putih susu. Hal ini menunjukkan bahwa tubuh bersiap untuk kehamilan. Jika Mums mengalami keputihan jenis ini, disaat menstruasi terlambat, segera lakukan tes kehamilan.
Keputihan atau cairan Miss V yang tidak Normal
Keputihan adalah keluarnya cairan vagina yang berlebihan disertai gejala lainnya seperti gatal, perih, atau kemerahan di area kewanitaan. Berikut ini beberapa penyebab keputihan:
1. Infeksi jamur
Jamur candida secara alami hidup di vagina, namun bisa menyebabkan infeksi jika pertumbuhannya berlebihan. Infeksi ini ditandai dengan ciri khas keputhan kental, berwarna putih seperti keju dan mungkin disertai bau yang ringan.
2. Bacterial vaginosis (BV)
Berbeda dengan infeksi menular seksual, bacterial vaginosis terjadi akibat ketidakseimbangan flora alami. Gejalanya meliputi peningkatan keputihan secara tiba-tiba (putih, abu-abu, atau hijau), disertai bau menyengat, serta rasa gatal dan sensasi terbakar.
Cara Mengatasi Keputihan pada Wanita
Mencegah keputihan tentu saja sangat bergantung pada penyebab keputihan itu sendiri. Berikut ini cara mengatasi keputihan yang bisa dilakukan. Minimal mengurangi risiko keputihan yang mungkin saja terjadi :
1. Keputihan fisiologis
Disebut juga keputihan normal yang ditandai dengan berwarna bening atau putih susu, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa gatal maupun nyeri. Cara mengatasi keputihan jenis patologis ini, yang paling utama adalah menjaga kebersihan area kewanitaan dengan mencuci bersih. Jangan gunakan sabun yang mengandung pewangi, hindari penggunaan pantyliner setiap hari kecuali saat darurat karena bisa memicu kelembapan berlebihan. Juga gunakan pakaian dalam yang berbahan katun, hindari pakaian ketat, ganti saat lembap atau basah.
2. Keputihan patologis
Keputihan pada wanita yang satu ini termasuk dalam kategori keputihan tidak noemal. Biasanya disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri maupun infeksi menular seksual. Tentu saja cara mengatasinya tergantung dari penyebab keputihan itu sendiri.
Seperti menggunakan obat anti jamur untuk keputihan akibat infeksi jamur. Dan penggunaan antibiotik dari dokter untuk jenis keputihan akibat infeksi bakteri. Sementara pada keputihan yang dipicu oleh infeksi menular seksual mesti dikonsultasikan dengan dokter yang kompeten.
Itulah cara mengatasi keputihan pada wanita yang bisa dilakukan sesuai dengan penyebabnya. Satu hal yang penting untuk diingat adalah jangan abaikan jika keputihan menimbulkan berbagai gejala atau kondisi yang tidak biasa.
Seperti berwarna keruh, hijau, coklat atau bercampur darah, gatal, bau menyengat, nyeri, maupun terasa terbakar. Penanganan yang tepat akan memberikan hasil pengobatan yang maksimal. Untuk membantu Mums berkonsultasi secara online, bisa dilakukan melalui aplikasi Teman Bumil dan dapatkan kesempatan bertanya langsung dengan para pakar yang kompeten di sini.
Referensi :
Healthline. vaginal-discharge#medical-attention
-
# Keputihan
-
# Bacterial Vaginosis
-
# Candidiasis vagina
-
# TBN Parents Life