Ana Yuliastanti
01 Juni 2020
pixabay

Menurut Ahli, Pasang Surut Hubungan Selama Pandemi Itu Normal!

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. dr. William

 

Pandemi Covid-19 menjadi semacam ujian dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan percintaan, atau hubungan suami istri. Rasanya, setiap pasangan memiliki masalah baru selama pandemi. Namun di sisi lain, ada pasangan yang justru menjadi lebih dekat di masa sulit. Apapun yang Kamu dan pasanganmu alami, semuanya “normal” dalam situasi yang tidak normal.

 

Pasang Surut Hubungan Selama Pandemi

Berikut ini adalah dinamika hubungan romantis selama masa pendemi. Ada yang positif atau negatif. Manakah yang Kamu alami?

 

1. Masalah lama dengan pasangan semakin meruncing

Mungkin Kamu tidak berharap pandemi ini akan membuat masalah lama antara Kamu dan pasangan terselesaikan. Namun, bukan berarti akan selesai dengan mudah.

 

Menurut terapis seks dan hubungan asmara, Emily Jamea, PHD, Houston, Amerika Serikat, dikutip dari Self, jika pasangan kekasih atau suami istri sudah memiliki maslah besar sebelumnya, bisa jadi masa sulit pandemi ini akan semakin meruncing.

 

Misalnya, masalah finansial yang sebelum pandemi memang sudah menjadi isu, akan semakin membesar selama pandemi ini. Bisa juga terkait masalah pengasuhan anak, dan masalah lain yang lebih kecil.

 

 Baca juga: 10 Masalah Seks Paling Sering Ditemui di Kota Besar

 

2. Status hubungan menjadi tidak jelas

Ini berlaku bagi Kamu yang sedang menjalin hubungan atau tengah pendekatan. Jaga jarak fisik membuat Kamu semakin sulit bertemu, sehingga kejelasan hubungan Kamu pun semakin samar-samar.

 

Bahkan pasangan yang sudah berencana menikah pun, menjadi tertunda karena ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir. Maka menjalin komunikasi intens dengan pasangan bisa tetap menjaga hubungan Kamu di jalur yang tepat. 

 

3. Semakin sering bertengkar

Tidak perlu dijelaskan betapa berat dan sulitnya situasi saat ini. Banyak pasangan yang sebelum pandemi jarang bertengkat, menjadi lebih sering berselisih pendapat. Intensitas bertemu yang tinggi, 24 jam sehari, rawan menimbulkan konflik. Tak heran banyak pasangan suami istri yang memutuskan “pisah ranjang” sementara selama masa pandemi.

 

Jamea bahkan memiliki catatan, kasus perceraian meningkat selama pandemi. Menurutnya, dalam situasi serba tidak normal, sulit bagi seseorang berpikir jernih sehingga kerap bertindak impulsif. 

 

4. Menjadi terbiasa berjauhan

Jika selama ini Kamu dan pacar selalu lengket ke mana pun berdua, maka selama pandemi ini mau tidak mau terpaksa berpisah. Meskipun tinggal satu kota, Kamu akhinya terbiasa menjalani hubungan ala LDR (long distance relationship). Kamu berkencan secara virtual dengan hanya berkirim pesan atau video call.

 

Baca juga: Jarang Bertemu Saat Wabah, Tidak Berarti Kualitas Hubunganmu Ikut Turun

 

5. Semakin menghargai kehadiran pasangan

Ini salah satu sisi positif pandemi Covid-19. Sebagian orang justru menjadi semakin merasakan betapa berartinya kehadiran pasangan hidupnya. Kamu menjadi semakin menghargai kerja kerasnya selama ini dalammencari nafkah, atau mengasuh anak.

 

Suami menjadi tahu bahwa mengasuh anak 24 ternyata tidak mudah. Sebaliknya bagi istri, menjadi lebih berterima kasih karena suami tetap berkerja keras sebagai pencari nafkah. 

 

6. Merindukan me time

Me time adalah sebuah kebutuhan. Seberapa besar cintamu pada pasangan, Kamu pasti membutuhkan waktu untuk sendirian sejenak. Selama pandemi, Kamu dan pasangan harus diam di rumah selama berbulan-bulan, 24 jam dalam seminggu. Me time menjadi sesuatu yang mahal dan langka. Apakah Kamu salah satu yang merindukannya?

 

7. Teringat Mantan

Ini bukan hanya dialami para lajang atau jomblo. Orang yang sudah menikah pun, sebagian menjadi merindukan mantan. Misalnya, lelah menghadapi omelan istri atau suami selama pandemi. Tentu saja ini sebatas keinginan yang emosional akibat hal-hal tidak normal yang terjadi. Waspada jika Kamu menjadi terobsesi dengan mantan ya! Bisa-bisa berlanjut meksipun pandemi sudah berakhir. 

 

Baca juga: Tips Tetap Harmonis Selama Pandemi Coronavirus
 

8. Merasa bersyukur

Di masa saat semua hal serba tidak pasti, memiliki pasangan yang mencintai kita adalah sebuah kenikmatan yang patut disyukuri. Selain rasa syukur karena tetap sehat dan tidak kehilangan pekerjaan, memiliki pasangan yang bisa diandalkan di masa sulit adalah sebuah hal yang luar biasa. Menurut Jamea, ada banyak orang yang merasa kesepian selama masa karantina.

 

10. Menikmati bulan madu kedua

Ternyata banyak pasangan yang menjadikan masa pandemi ini sebagai masa bulan madu kedua. Bagaimana tidak, selalu bersama-sama setiap saat adalah kesempatan langka. Jika sebelumnya Kamu dan si Dia sibuk bekerja, kini Kamu bisa menikmati masa karantina dengan aktivitas romatis berdua di rumah.

 

 

11. Menunda banyak rencana

Mengingat kondisi ekonomi yang tidak pasti, tentu banyak pasangan yang menunda rencana masa depan. Batal traveling, batal membeli mobil, atau batal melakukan investasi. Bisa juga menunda memiliki momongan karena ancaman Covid-19.

 

12. Semakin yakin untuk putus

Entah Kamu punya masalah dengan pacar atau tidak sebelum pandemi, bisa jadi masa karantina ini membuat Kamu yakin untuk putus. Berpisah menjadilebih mudah karena Kamu tidak harus sering bertemu dengannya.

 

13. Belajar menjadi partner yang lebih baik

Terlepas dari apa pun perjuangan Kamu untuk mempertahankan hubungan selama pandemi, Jamea mengatakan bahwa ini adalah kesempatan untuk belajar tentang diri kita sendiri, hubungan kita, dan bagaimana kita menangani krisis.

 

 

Referensi:

 

 

 

 

  • # Hubungan
  • # Pernikahan
  • # Coronavirus