GueSehat
14 April 2019
pexels.com

Keputihan saat Hamil, Wajarkah?

Beberapa wanita akan mengalami keputihan pada awal-awal kehamilan. Namun, sebenarnya normalkah keputihan saat hamil? Daripada penasaran, simak penjelasan selengkapnya yuk!

 

Keputihan merupakan mekanisme yang dilakukan tubuh untuk mengurangi risiko infeksi vagina dan rahim. Perubahan warna keputihan yang dialami ibu hamil wajar terjadi. Namun, perubahan warna tertentu bisa mengindikasikan infeksi atau masalah lain.  

 

Keputihan yang wajar atau sehat disebut dengan leukorea. Leukorea ditandai dengan keputihan yang sedikit, tidak berwarna atau putih, dan tidak terlalu berbau. Keputihan paling berat terjadi saat minggu-minggu akhir kehamilan dan bisa saja berupa lendir berwarna merah muda. Mums tidak perlu khawatir, karena lendir yang keluar ini menunjukkan bahwa tubuh sedang bersiap untuk persalinan.

 

Baca juga: 7 Fakta Keputihan yang Harus Wanita Tahu

 

 

Lalu, Normalkah Keputihan saat Hamil?

Berdasarkan warnanya, keputihan mungkin menunjukkan masalah kesehatan tertentu. Keputihan manakah yang dianggap normal?

 

1. Berwarna bening atau putih

Keputihan jenis ini disebut juga dengan leukorea dan ditandai dengan warna bening atau putih, dan tidak terlalu berbau. Keputihan ini sehat dan normal terjadi pada ibu hamil. Namun kalau keputihan ini keluar secara tidak henti, sangat kental dan tebal, mungkin menunjukkan masalah kesehatan tertentu. Oleh karena itu, Mums perlu berkonsultasi kepada dokter jika mengalami kondisi tersebut.

 

2. Berwarna Putih dan Kental

Keputihan yang kental dan berwarna putih atau terlihat seperti keju cottage dapat mengindikasikan bahwa Mums mengalami infeksi jamur. Infeksi ini sering dialami oleh ibu hamil. Gejala lainnya adalah gatal, rasa seperti terbakar, serta saat buang air kecil atau melakukan hubungan seks terasa menyakitkan.

 

3. Berwarna Hijau atau Kuning

Keputihan berwarna hijau atau kuning tidak sehat dan menunjukkan gejala dari infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia atau trikomoniasis. Mums juga mungkin mengalami gejala lain, seperti kemerahan atau iritasi pada area kelamin. Meski begitu, terkadang IMS juga tidak menunjukkan gejala apapun.

 

Menurut Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat, infeksi menular seksual dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan, yang dapat memengaruhi Mums ataupun janin yang dikandung.

 

Namun, komplikasi ini terkadang tidak muncul hingga bertahun-tahun setelah kelahiran. IMS dapat memengaruhi sistem saraf, perkembangan anak, dan menyebabkan infertilitas pada wanita.

 

4. Berwarna Abu-abu

Keputihan berwarna abu-abu dapat mengindikasikan infeksi vagina yang disebut bacterial vaginosis (BV), apalagi jika ditandai dengan bau amis yang lebih kuat setelah melakukan hubungan seks. Bacterial vaginosis merupakan hasil dari ketidakseimbangan bakteri di vagina.

 

Baca juga: Deteksi Masa Subur dengan Memperhatikan Keputihan

 

5. Berwarna Cokelat

Keputihan yang berwarna cokelat biasanya karena darah lama tertinggal dalam tubuh, dan bisa juga menjadi tanda awal kehamilan. Sebenarnya keputihan berwarna cokelat saat hamil merupakan hal yang wajar terjadi. Namun jika keputihan berubah warna menjadi lebih gelap, segeralah berkonsultasi kepada dokter.

 

6. Berwarna Merah Muda

Keputihan berwarna merah muda selama kehamilan bisa menjadi hal yang normal, tetapi bisa juga tidak. Keputihan yang berwarna merah muda sering dialami oleh Mums saat awal-awal kehamilan atau saat minggu-minggu terakhir sebelum persalinan. Keputihan ini juga dapat terjadi sebelum keguguran atau selama kehamilan ektopik.  

 

7. Berwarna Merah

Keputihan berwarna merah selama kehamilan membutuhkan perhatian segera dari dokter, apalagi jika perdarahannya berat, mengandung gumpalan darah, atau ditandai dengan kram atau nyeri perut. Gejala ini bisa menunjukkan keguguran atau kehamilan ektopik. Segera minta bantuan medis jika Mums mengalami kondisi yang satu ini.

 

Mengatasi Keputihan saat Hamil

Jika Mums mengalami keputihan dengan warna bening atau putih, tidak terlalu berbau, dan tidak ditandai dengan gejala lainnya, sebenarnya kondisi tersebut adalah hal yang normal. Namun jika keputihan yang keluar tidak seperti kategori tersebut, Mums harus segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

 

Dokter biasanya akan meresepkan antibiotik atau obat lainnya untuk mengobati infeksi atau keputihan yang Mums alami. Untuk menjaga kesehatan vagina selama kehamilan, Mums bisa melakukan beberapa hal berikut:

  • Pilihlah produk perawatan pribadi tanpa aroma, terutama tisu toilet dan sabun.

 

  • Gunakan panty liner untuk menyerap keputihan.

 

  • Membersihkan area genital dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau buang air besar.

 

  • Mengeringkan area genital secara menyeluruh setelah mandi atau berenang.

 

  • Mengenakan pakaian dalam yang terbuat dari kain katun.

 

  • Menghindari penggunaan celana yang ketat.

 

  • Menghindari makanan yang terlalu banyak gula dan konsumsilah makanan yang sehat.

 

  • Konsumsi makanan dan suplemen probiotik yang aman dikonsumsi saat hamil untuk mencegah ketidakseimbangan bakteri di vagina.

 

Jika mengalami keputihan saat hamil disertai dengan gejala lainnya, penting untuk segera ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. Tanpa pengobatan yang tepat, keputihan sebagai gejala infeksi mungkin saja dapat menyebabkan komplikasi.

 

Sekarang Mums tidak perlu repot lagi jika ingin mencari dokter yang ada di sekitar Mums! Pasalnya, ada Direktori Dokter dari amp.guesehat.com yang dapat membantu Mums! Cobain yuk fiturnya sekarang untuk mulai mencari! (TI/AS)

 





 

Sumber:

Leonard, Jayne. 2018. What do different colors of discharge mean in pregnancy?. Medical News Today.

 

  • # Keputihan
  • # Kehamilan
  • # Kesehatan Wanita
  • # TBMinggu10
  • # TB Kesehatan