Mengenal 2 Jenis KB IUD: Hormonal dan Non-Hormonal
Alat kotrasepsi bertujuan mengatur jarak kehamilan. Beragam pilihan alat kontrasepsi yang ada, salah satunya IUD (Intrauterine Device) atau masyarakat menyebutnya dengan istilah KB spiral. Istilah ini merujuk pada bentuk spiral seperti huruf T.
Dalam dunia medis, ada dua jenis KB IUD yaitu jenis hormonal dan non hormonal. Kedua jenis KB IUD ini memiliki efektifitas yang cukup tinggi dan mampu mencegah kehamilan hingga 10 tahun. Itu sebabnya banyak yang memilih jenis KB IUD sebagai alat kontrasepsi dibandingkan dengan jenis kontrasepsi lainnya.
Mengenal Lebih Jauh Jenis KB IUD
Ada dua jenis KB IUD yang tersedia sebagai alat kontrasepsi, yaitu IUD hormonal dan non hormonal. Keduanya memiliki plus minus tersendiri. Berikut ini penjelasan lebih detail tentang jenis KB IUD baik yang hormonal maupun non hormonal.
1. Jenis KB IUD Hormonal
Sesuai namanya, jenis KB IUD hormonal terbuat dari tembaga, bentuknya menyerupai huruf T. Setelah dipasang di dalam rahim, jenis KB IUD yang satu ini perlahan-lahan melepaskan hormon progestin dalam jumlah kecil. Hormon ini bekerja untuk menghentikan sperma mencapai sel telur.
Sama seperti pil KB hormonal, jenis KB IUD hormonal ini juga bisa mencegah terjadinya ovulasi, yaitu lepasnya sel telur dari ovarium. Selain itu hormon dari jenis KB IUD ini juga berfungsi mengentalkan lendir serviks untuk mencegah sperma berenang menuju sel telur dan menipiskan lapisan rahim guna mencegah sel telur yang sudah dibuahi tertanam dalam dinding rahim.
Selain mencegah kehamilan, jenis KB IUD hormonal ini juga bisa membuat menstruasi lebih ringan dan mengurangi kram jelang dan saat menstruasi. Bahkan ada jenis KB IUD hormonal yang mampu menghilangkan menstruasi sepenuhnya.
Namun, dalam 3-6 bulan pertama penggunaan jenis KB IUD ini, jadwal menstruasi setiap bulannya masih teratur seperti semula. Hanya saja tidak bisa dipungkiri, jenis KB IUD hormonal ini memiliki sejumlah efek samping di antaranya nyeri atau sensitive pada payudara, sakit kepala, mual, perubahan mood, peningkatan berat badan, dan munculnya jerawat.
2.Jenis KB IUD Non Hormonal
Selain menghalangi sperma mencapai sel telur, jenis KB IUD hormonal juga mampu mengentalkan lendir serviks dan menipiskan lapisan rahim serta mencegah terjadinya ovulasi. Jenis KB IUD hormonal biasanya membuat menstruasi menjadi lebih ringan dan lebih sedikit mengalami kram.
Memang efektifitas jenis KB IUD non hormonal bisa mencapai 99% dalam mencegah kehamilan. Namun, di balik efektifitasnya yang tinggi, ada efek samping yang tidak bisa diabaikan dari jenis KB IUD yang satu ini.
Di antara efek samping yang dimaksud seperti anemia, nyeri punggung, keputihan, nyeri selama berhubungan seksual.
Karena jenis KB IUD non hormonal ini mengandung tembaga, maka mereka yang memiliki alergi tembaga sebaiknya tidak menggunakan jenis KB IUD yang satu ini. Termasuk mereka yang menderita penyakit Wilson, yaitu kondisi yang menyebabkan penumpukan tembaga dalam tubuh.
Perbedaan dan Persamaan Jenis KB IUD
Di antara dua jenis KB IUD yang ada, keduanya memiliki sejumlah persamaan. Baik jenis KB IUD hormonal dan jenis KB IUD non hormonal, mampu mencegah kehamilan dengan memengaruhi pergerakan sperma. Kedua jenis KB IUD ini terbukti mampu menghentikan pergerakan sperma dalam usahanya mencapai sel telur dan membuahinya.
Efektifitas kedua jenis KB IUD ini memang sudah tidak diragukan lagi. Tercatat setidaknya 1 dari setiap 100 wanita yang menggunakan jenis KB IUD baik hormonal maupun jenis KB IUD non hormonal akan hamil dalam setahun.
Sementara itu, perbedaan kedua jenis KB IUD ini cukup mencolok. Di antaranya dari segi karakternya, jenis KB IUD hormonal melepaskan hormon, sedangkan jenis KB IUD non hormonal sesuai jenisnya, tidak melepaskan hormon ketika sudah terpasang di dalam tubuh.
Setiap jenis KB IUD bekerja untuk jangka waktu yang berbeda dan mulai bekerja pada waktu yang berbeda pula.
Pada prinsipnya kedua jenis KB IUD ini relatif aman dan cocok untuk semua orang. Kendati demikian, pemasangan jenis KB IUD ini mungkin tidak dianjurkan untuk mereka yang mengalami sejumlah kondisi seperti baru saja mengalami infeksi menular seksual (IMS) atau mereka yang mengalami penyakit radang panggul.
Tidak dianjurkan pula pada mereka yang mengidap kanker serviks, kanker ovarium, maupun endometrium. Termasuk juga pada wanita yang mengalami pendarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya.
Selain itu, jenis KB IUD ini juga tidak dianjurkan pada wanita yang memiliki masalah medis pada rahim, seperti fibroid yang bisa membuat IUD sulit dipasang. Kondisi lain yang juga sebaiknya tidak menggunakan jenis KB IUD adalah mereka yang menderita penyakit liver atau penyakit pada organ hati.
Referensi :
Healthline. iud-types
-
# Kontrasepsi
-
# TBN 1 Tahun
-
# TBN Parents Life