Amanda Sagarmatha
25 Juli 2020
pexels.com

Larang Si Kecil dengan Cara yang Tepat Yuk, Mums!

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. Yurika Elizabeth Susanti

Apabila Mums dan Dads selalu mengatakan ‘tidak’ setiap si Kecil melakukan suatu hal, ini bisa membuatnya enggan bereksplorasi serta mengganggu perkembangannya. Pasalnya, larangan yang terucap akan membuat si Kecil menganggap lingkungannya tidak aman dan membuatnya takut memulai banyak hal.

 

Baca juga: Amati Selalu Perkembangan dan Psikologis Anak

 

Dampak Anak Selalu Dilarang

Pada usia 1-2 tahun, si Kecil mulai penasaran dan mencari tahu banyak informasi tentang hal-hal yang menarik perhatiannya. Namun ketika Mums melarangnya, maka ia akan kesulitan untuk mencari jalan keluar sendiri dan selalu meminta bantuan orang dewasa. Ini bisa membuat si Kecil menjadi kurang kreatif.

 

Jika ini terus terjadi sampai si Kecil menginjak usia 3-5 tahun, maka kemungkinan ia akan menjadi anak yang pasif. Pasalnya, ia akan melakukan kegiatan atau bergerak jika Mums memberi perintah. Ia pun tidak akan terdorong untuk melakukan banyak hal seperti teman seusianya. Selain itu, ia akan cenderung tidak tekun dan kemampuan untuk berekplorasi rendah, sehingga tidak bisa menggali potensi yang ada di dalam dirinya.

 

Sikap si Kecil yang selalu dilarang akan membuatnya kurang terampil dan tidak percaya diri. Ia akan tumbuh sebagai anak yang penakut dan cenderung hanya menjadi "pengikut", serta tidak bisa menentukan nasibnya sendiri. Selain itu, kemampuan analisisnya juga rendah karena proses belajar kurang optimal serta sulit untuk memecahkan masalah.

 

Baca juga: Hati-hati, Perokok Pasif Juga Rentan Terkena Kanker

 

 

Jangan Sering Bilang ‘Tidak’! 

Memang ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh anak kecil, dan sebagai orang tua, Mums dan Dads harus melarangnya. Namun, penggunaan kata ‘tidak’ cenderung akan membangkitkan sifat pemberontak dalam dirinya serta menghambat perkembangannya.

 

Karenanya, Mums dan Dads harus memperhatikan bagaimana cara mengungkapkan kata ‘tidak’ untuk melarang si Kecil dengan tepat.

  • Mums dan Dads bisa menjelaskan alasan kenapa si Kecil tidak boleh melakukan sesuatu. Misalnya pada saat makan, si Kecil hanya mengaduk-aduk makanannya. Berikan ia penjelasan bahwa makanan itu untuk dimakan, bukan untuk diacak-acak. Hal itu bisa membuat si Kecil memahami bahwa yang dilakukannya salah dan tidak tepat.
  • Saat si Kecil dalam tahapan balita, kemungkinan untuk meniru apa yang dilakukan orang lain besar terjadi. Berikan contoh langsung sembari memberikan penjelasan agar si Kecil belajar.
  • Terkadang, anak akan meluapkan hal yang tidak disukainya dengan menangis. Menghadapi situasi ini, orang tua akan melarang dan mengucapkan, "Tidak boleh nangis!’ Sebaiknya, ajak si Kecil berbicara dan tanyakan kenapa ia menangis. Jelaskan bahwa Mums dan Dads tidak memahami apa yang ia mau jika ia hanya menangis. Ajarkan secara konsisten agar si Kecil paham menangis bukan cara untuk menyelesaikan masalah.
  • Peraturan juga harus tetap ada agar si Kecil belajar untuk disiplin. Namun semakin dilarang, anak justru akan melakukannya. Jadi lebih baik Mums dan Dads memberi penjelasan tentang peraturan yang ada di keluarga. Misalnya sehabis pergi dari luar, si Kecil wajib untuk cuci kaki dan tangan. Mums bisa menjelaskan kepada si Kecil bahwa di luar banyak kuman, sehingga ia harus membersihkan kaki dan tangan ketika sampai di rumah.

 

Larangan ‘tidak’ perlu dibarengi dengan penjelasan mengapa hal itu dilarang. Karena jika Mums hanya mengatakan ‘tidak’, akan membuat si Kecil berhenti untuk bereksplorasi dan memengaruhi perkembangannya. Sebaiknya gunakan kalimat larangan yang bisa memotivasi si Kecil agar ia tetap semangat bereksplorasi. (AP/AS)

 

  • # Kesehatan Mental
  • # TBN Psikologi
  • # Bayi & Balita
  • # TBN 2 Tahun