GueSehat
05 Agustus 2021
pixabay.com

Kenali Craniosynostosis, Tengkorak Bayi Tidak Terbentuk Sempurna

Craniosynostosis adalah kelainan pada tengkorak bayi, yang menyebabkan bentuk kepala terlihat tidak normal. Pada kasus langka, kondisi ini menyebabkan tekanan pada otak bayi dan bisa menimbulkan kerusakan.

 

Tulang tengkorak bayi bukanlah sekedar satu tulang berbentuk bulat utuh. Tulang tengkorak terbuat dari 5 lempengan tulang tipis yang disatukan oleh sendi sutura dan dihubungkan oleh jaringan ikat fibrosa.

 

Sutura mendukung perkembangan tulang tengkorak seiring dengan berkembangnya otak. Jika sudah waktunya, sutura akan mengeras, menutup, serta mempererat tulang-tulang yang membentuk tengkorak.

 

Saat bayi terkena craniosynostosis, itu artinya satu atau banyak sutura tertutup terlalu cepat. Bagaimana kondisinya memengaruhi bayi tergantung pada seberapa banyak sutura yang tertutup terlalu cepat: 

  • Kalau hanya 1 sutura yang tertutup terlalu cepat, otak bayi biasanya masih bisa berkembang dengan normal. Namun, ia tetap akan memiliki bentuk kepala yang tidak normal. Inilah yang terjadi pada kebanyakan kasus craniosynostosis.
  • Kalau sutura yang tertutup terlalu cepat lebih dari satu, otak bayi biasanya tidak bisa tumbuh secepat yang seharusnya. Kalau tekanan bertambah di otak, bayi bisa mengalami kerusakan otak, kekejangan, kebutaan, dan keterlambatan pertumbuhan mental. Namun, kondisi ini langka terjadi.

 

Baca juga: 3 Cara untuk Menstimulasi Otak Bayi
 

Apa Penyebab Craniosynostosis?

Ahli masih belum menemukan penyebab kondisi ini. Pada beberapa kasus, penyebabnya adalah riwayat keluarga. Kalau Mums sudah pernah melahirkan bayi dengan kondisi craniosynostosis dan berencana untuk hamil lagi, lebih baik konsultasikan dulu dengan dokter. 

 

Pada umumnya, craniosynostosis kerap menyerang:

  • Bayi berada dalam posisi sungsang saat di dalam rahim.
  • Bayi dari ibu yang merokok atau tinggal di tempat yang tinggi saat hamil.
  • Bayi kembar.

 

Apa Gejala Craniosynostosis?

Pertanda yang paling umum dari craniosynostosis adalah bentuk kepala bayi tidak normal saat lahir atau ketika bayi sudah berusia beberapa bulan. Misalnya, tulang tengkoraknya panjang, terlalu datar, atau lebih besar ke atas, ke bawah, maupun ke samping. Bayi juga bisa memiliki bentuk hidung atau rahang yang tidak normal. 

 

Pada kasus langka, kelainan tersebut bisa menyebabkan tekanan pada otak bayi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan membuat perkembangan bayi lebih lambat ketimbang anak yang normal. Kalau Mums menyadari bayi memiliki kondisi ini, segera hubungi dokter jika ia: 

  • Muntah-muntah.
  • Lebih lelah, sering tidur, dan jarang bermain.
  • Lebih rewel daripada biasanya.
  • Matanya membengkak atau sulit menggerakkan mata dan mengikuti objek.
  • Memiliki masalah pendengaran.
  • Napasnya berisik atau bahkan tidak bernapas selama beberapa saat.

 

Bagaimana Craniosynostosis Didiagnosis? 

Sebenarnya hanya karena bayi memiliki bentuk kepala yang aneh, bukan berarti ia terkena craniosynostosis. Bentuk kepala bayi dipengaruhi oleh posisi saat masih di dalam kandungan, saat proses kelahiran, atau posisi tidurnya. Periksakan ke dokter jika Mums khawatir akan bentuk kepala bayi.

 

Untuk memeriksanya, dokter akan: 

  • Memeriksa semua sisi kepala dan wajah bayi.
  • Mengukur kepala bayi.
  • Meraba sutura.
  • Meraba bagian atas dan samping kepala, dimana ada sutura, untuk mendeteksi adanya benjolan.

 

Dokter juga bisa memeriksa tulang tengkorak bayi menggunakan x-ray, CT scan, atau MRI.

 

Bagaimana Cara Pengobatannya?

Operasi adalah metode pengobatan yang paling umum digunakan untuk mengobati craniosynostosis. Operasi ini biasanya dilakukan pada 1 tahun pertama bayi lahir. Ahli bedah akan menghilangkan tulang yang tidak normal di tengkorak untuk membuat sutura buatan. Operasi akan mencegah atau meredakan tekanan pada otak bayi dan mendorong supaya tulang tengkorak bisa berkembang dengan normal, serta bisa memperbaiki bentuk kepala. 

 

Semakin cepat dilakukan operasi, semakin baik juga hasilnya. Jika ada tekanan pada otak, maka operasi harus langsung dilakukan. Kalau bayi tidak memiliki tekanan pada otak, dokter mungkin akan menyarankan Mums untuk menunggu dan melihat jika bentuk kepala bisa kembali normal tanpa operasi. Biasanya, bayi akan dipakaikan helm atau alat khusus untuk membantu membenarkan bentuk tulang tengkorak. Namun, bayi kemungkinan akan tetap membutuhkan operasi nantinya. 

 

Kalau bayi membutuhkan operasi, konsultasikan dengan dokter tentang kemungkinan hasilnya. Mums bisa melihat foto sebelum dan setelah operasi bayi lain yang juga terkena craniosynostosis. Jadi, Mums memiliki bayangan apa yang akan terjadi pada bayi setelah operasi. Biasanya, setelah operasi bayi akan mengalami banyak pembengkakan atau memar pada kepalanya.

 

Setiap orang tua pasti merasa sedih jika anaknya terkena craniosynostosis. Mums tidak perlu menahan diri. Untuk meredakan kekhawatiran, Mums bisa berkumpul dengan Mums lain yang anaknya memiliki kondisi yang sama atau berkonsultasi dengan ahlinya. (UH/AS)

  • # Bayi Baru Lahir
  • # TBN 0-6 Bulan
  • # TBN Kesehatan
  • # Bayi & Balita