Uliya Helmi Ali
04 Mei 2020
unsplash.com

Awas, 9 Gejala Stres Berat yang Perlu Diwaspadai

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. dr. William

 

Stres merupakan gangguan mental dan psikologis yang paling umum. Stres menyebabkan emosional setiap orang terganggu. Namun, dalam kehidupan itu setiap orang pasti mengalami stres.

 

Namun, kebanyakan orang yang tidak menyadari sedang mengalami stres, bahkan stres berat. Jika tingkat stres semakin parah dan tidak segera diatasi, maka dampaknya akan semakin mengganggu baik secara fisik maupun psikologis. 

 

Maka itu, Geng Sehat harus mengenali dan mengatasi gejala stres sebelum berkembang menjadi stres berat. Berikut gejala stres berat yang perlu Geng Sehat ketahui!

 

Baca juga: Seberapa Tahan Kamu dengan Tekanan, Cari Tahu dengan Uji DNA!

 

Gejala Stres Berat yang Perlu Diwaspadai

Setiap orang yang hidup di dunia ini pasti pernah mengalami stres. Namun, yang terpenting adalah mengetahui cara mengatasi sebelum berkembang menjadi berat. Di bawah ini adalah gejala stres berat yang perlu diwaspadai:

 

1. Jerawat

Jerawat adalah salah satu gejala stres berat yang paling bisa dilihat. Ada beberapa alasan kenapa jerawat menjadi salah satu gejala stres berat. Ketika seseorang mengalami stres, ia cenderung akan lebih sering menyentuh wajahnya. Hal ini bisa menyebarkan bakteri di wajah, sehingga menyebabkan jerawat.

 

Beberapa penelitian juga telah mengonfirmasi bahwa jerawat memang berhubungan dengan kadar stres tinggi. Satu penelitian mengukur tingkat keparahan jerawat pada 22 orang sebelum dan sesudah ujian. Ditemukan bahwa peningkatan kadar stres akibat hasil ujian juga cenderung membuat jerawat semakin parah.

 

Penelitian lain terhadap 94 remaja juga menemukan bahwa kadar stres tinggi cenderung menyebabkan jerawat yang lebih parah, khususnya pada pria. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hubungan antara jerawat dan stres. Namun, dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk menentukan hubungan antara stres dan jerawat.

 

2. Sakit Kepala

Banyak penelitian yang menemukan bahwa stres bisa menyebabkan sakit kepala. Satu penelitian terhadap 267 orang yang mengalami sakit kepala hebat menemukan bahwa 45 persen dari mereka mengalami sakit kepala yang dipengaruhi oleh situasi yang menyebabkan stres. Penelitian lain yang lebih besar menunjukkan bahwa peningkatan kadar stres cenderung menyebabkan sakit kepala. 

 

Baca juga: Jangan Remehkan Nyeri Kepala
 

3. Nyeri Kronik

Nyeri merupakan salah satu gejala stres berat. Satu penelitian terhadap 37 remaja yang memiliki penyakit sickle cell menemukan bahwa peningkatan kadar stres bisa meningkatkan nyeri.

 

Penelitian lain menemukan bahwa peningkatan hormon stres kortisol bisa menyebabkan stres kronik. Namun, ahli mengatakan dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk menentukan hubungan nyeri kronik dengan stres berat.

 

4. Sering Sakit

Kalau Kamu merasa lebih sering terkena flu atau demam belakangan ini, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah stres berat. Stres bisa menurunkan sistem imun, sehingga meningkatkan risiko infeksi.

 

Pada satu penelitian terhadap 61 orang lanjut usia yang mendapatkan vaksinasi flu, ditemukan bahwa mereka yang mengalami stres berat juga memiliki respon sistem imun yang lebih lemah terhadap vaksinnya.

 

5. Insomnia dan Lelah

Kelelahan kronik merupakan salah satu gejala stres berat. Satu penelitian terhadap 2483 orang menemukan bahwa kelelahan sangat berhubungan dengan stres berat. Stres juga bisa mengganggu tidur dan menyebabkan insomnia, sehingga menyebabkan kelelahan. Satu penelitian menemukan bahwa stres yang berhubungan dengan pekerjaan menyebabkan gangguan tidur.

 

6. Perubahan Gairah Seks

Ternyata, perubahan gairah seks juga menjadi gejala stres berat. Satu penelitian berskala kecil terhadap 30 wanita menemukan bahwa stres berat menyebabkan wanita lebih sulit untuk terangsang secara seksual. Penelitian lain yang serupa juga menemukan bahwa stres bisa memengaruhi gairah dan kepuasan seksual secara negatif.

 

7. Gangguan Pencernaan

Gangguan pencernaan seperti diare dan konstipasi juga termasuk gejala stres berat. Sebagai contoh, satu penelitian terhadap 2699 anak-anak menemukan bahwa mereka yang baru melewati situasi yang menyebabkan stres juga mengalami peningkatan risiko konstipasi. Penelitian lain menunjukkan bahwa stres berat meningkatkan risiko gangguan pencernaan lain, termasuk sindrom iritasi usus besar dan diare.

 

8. Nafsu Makan Turun atau Naik

Stres berat juga bisa menyebabkan nafsu makan Kamu berubah. Ketika Kamu merasa stres, ada dua kemungkinan, Kamu sama sekali tidak punya nafsu makan, atau Kamu malah mengalami peningkatan nafsu makan. 

 

Satu penelitian terhadap mahasiswa suatu universitas menemukan bahwa 81 persen dari mereka mengalami perubahan nafsu makan saat stres. Dari jumlah tersebut, 62 persen di antaranya mengalami peningkatan nafsu makan, sementara 38 persen lainnya mengalami penurunan nafsu makan.

 

9. Keringat Berlebihan

Paparan terhadap stres juga bisa menyebabkan Kamu mengeluarkan keringat secara berlebihan. Penelitian menunjukkan bahwa stres berat menyebabkan peningkatan sekresi keringat pada 40 remaja yang terlibat di penelitian.

 

Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk menentukan hubungan antara stres dan keringat berlebihan. Namun, sejauh ini keringat berlebihan termasuk gejala stres berat yang cukup umum. (UH)

 

Sumber:

  • # Stres
  • # Kesehatan Mental