Diagnosis Prenatal, Salah Satu Persiapan Jelang Kehadiran Si Kecil
Kehamilan adalah periode yang sering kali sangat diantisipasi oleh calon orang tua, penuh dengan harapan dan kebahagiaan. Namun, selain sukacita tersebut, sering muncul kekhawatiran tentang kondisi kesehatan janin. Untuk mengurangi kecemasan dan kekhawatiran calon orang tua, melakukan diagnosis prenatal bisa jadi langkah awal dan persiapan para calon orang tua.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dan subspesialis Fetomaternal di Women’s Health Center Bethsaida Hospital, dr. Reza Tigor Manurung, Sp.OG, Subsp.KFM, menyebutkan bahwa calon orang tua sering memiliki banyak pertanyaan dan kekhawatiran mengenai kesehatan janin yang dikandung. Diagnosis prenatal berfungsi sebagai alat penting untuk membantu calon orang tua mengetahui kondisi kesehatan janin sedini mungkin.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam beberapa dekade terakhir telah memungkinkan informasi penting mengenai kondisi janin diperoleh jauh sebelum kelahirannya. Namun, calon orang tua mungkin akan merasa bingung dengan banyaknya jenis pemeriksaan yang dilakukan selama kehamilan.
Apa Itu Diagnosis Prenatal?
Diagnosis prenatal adalah serangkaian tes dan prosedur yang dilakukan selama kehamilan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan pada bayi sebelum kelahiran. Tes ini dapat memberikan informasi penting mengenai berbagai kondisi, seperti:
Kelainan Kromosom Down Syndrome (trisomi 21), Edwards Syndrome (trisomi 18), Patau Syndrome (trisomi 13), dan Turner Syndrome (monosomi X).
Cacat Lahir: Kelainan fisik seperti cacat jantung, spina bifida (kelainan tulang belakang), dan bibir sumbing.
Penyakit Genetik: Penyakit turunan seperti cystic fibrosis dan sickle cell disease.
Keputusan untuk menjalani diagnosis prenatal adalah hal yang sangat personal. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan oleh calon orang tua antara lain:
Risiko dan manfaat dari masing-masing tes.
Akurasi hasil, serta kemungkinan terjadinya hasil positif atau negatif palsu.
Bagaimana hasil pemeriksaan dapat memengaruhi keputusan terkait kehamilan.
Biaya pemeriksaan yang bervariasi berdasarkan jenis tes yang dipilih.
Faktor-Faktor yang Meningkatkan Risiko Kelainan Janin
Menurut para ahli, beberapa kondisi berikut membuat pemeriksaan prenatal menjadi sangat dianjurkan:
1. Usia ibu yang lebih tua
Wanita berusia di atas 35 tahun dianjurkan melakukan diagnosis prenatal, karena risiko kelainan kromosom meningkat seiring bertambahnya usia.
2. Riwayat kelainan genetik di keluarga
Jika ada riwayat kelainan genetik atau kromosom di keluarga, maka akan meningkatkan kemungkinan kondisi serupa pada kehamilan berikutnya.
3. Temuan tidak normal saat pemeriksaan USG,
Dokter akan menganjurkan tes lebih lanjut ke dokter subsepsialis fetomaternal jika ada indikasi awal adanya kelainan struktural atau genetik.
3. Riwayat kehamilan sebelumnya
Jika ada riwayat kelainan genetik atau kromosom di kehamilan sebelumnya maka akan meningkatkan kemungkinan kondisi serupa.
Dengan mengetahui faktor-faktor ini, calon orang tua dapat lebih dini berdiskusi dengan dokter tentang pemeriksaan lanjutan yang diperlukan.
Kapan Waktu Terbaik Melakukan Tes Diagnosis Prenatal?
Diagnosis prenatal tidak dilakukan sembarangan. Ada waktu-waktu tertentu di masa kehamilan di mana hasil tes akan lebih akurat dan efektif:
Tes skrining trimester pertama (minggu ke-11 hingga ke-13): Pemeriksaan awal untuk menilai risiko kelainan kromosom.
Tes skrining trimester kedua atau USG anatomi (minggu ke-18 hingga ke-22): Untuk memeriksa struktur organ tubuh janin secara menyeluruh.
NIPT (Non-Invasive Prenatal Testing): Tes darah ibu untuk analisis DNA janin, dapat dilakukan mulai minggu ke-10 kehamilan.
Amniosentesis: Prosedur diagnostik invasif yang biasanya dilakukan setelah minggu ke-15 untuk mendeteksi kelainan genetik secara pasti.
Chorionic Villus Sampling (CVS): Tes diagnostik yang mengambil sampel jaringan plasenta, bisa dilakukan lebih awal, yakni antara minggu ke-10 hingga ke-13.
Dengan mengikuti jadwal pemeriksaan yang tepat, calon orang tua dapat memperoleh informasi yang akurat dan penting untuk langkah selanjutnya.
“Setiap pemeriksaan memiliki manfaat dan keterbatasannya masing-masing. Oleh karena itu, penting untuk berdiskusi dengan dokter sebelum memutuskan, agar pemeriksaan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan kehamilan masing-masing pasien,” tambah dr. Reza.
Calon orang tua yang memutuskan menjalani diagnosis prenatal perlu mempertimbangkan dengan matang. Beberapa hal yang perlu dipikirkan antara lain:
Risiko dan manfaat dari masing-masing jenis pemeriksaan.
Tingkat akurasi, serta kemungkinan terjadinya hasil positif atau negatif palsu.
Dampak hasil tes terhadap keputusan terkait kelanjutan kehamilan dan persiapan emosional.
Biaya pemeriksaan, yang bervariasi tergantung pada jenis tes dan cakupan deteksi yang diinginkan.
Bethsaida Hospital mengembangkan layanan Women’s Health Center dengan fasilitas yang komprehensif, mulai dari pemeriksaan kehamilan, diagnosis prenatal, hingga penanganan kasus-kasus kebidanan berisiko tinggi. "Kami ingin memberikan layanan terbaik bagi perempuan di setiap fase kehidupannya, termasuk masa kehamilan yang sangat berharga ini,” ujar dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital.
Ditambahkan dr. Reza, “Diagnosis prenatal bukan hanya tentang mendeteksi masalah, tapi tentang memberi calon orang tua kesempatan untuk merencanakan yang terbaik bagi masa depan anak mereka.”(AY)
-
# Kehamilan
-
# Fetomaternal
-
# Down Syndrome