Wanita

Dampak Sunat pada Anak Perempuan dari Sisi Medis

Sunat bayi perempuan atau female genital mutilation (FGM) merujuk pada pengangkatan sebagian atau seluruh alat kelamin luar perempuan. Praktik ini umumnya dilakukan pada bayi hingga usia 15 tahun.

Ditilik dari sejarahnya, sunat bayi perempuan ini dilakukan bukan karena alasan medis, sering kali dengan alasan agama atau budaya. Diperkirakan, praktik sunat bayi perempuan ini sudah ada bahkan sebelum munculnya agama Kristen dan Islam.

Dampak Sunat Perempuan dari Sisi Medis

Sunat bayi perempuan ini memang masih banyak dilakukan di berbagai wilayah Timur Tengah, Asia, Afrika Timur, Afrika Barat. Kendati makna dan dampaknya sangat berbeda dari sunat laki-laki, saat ini semakin banyak prosedur FGM dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Di sisi lain, pengangkatan jaringan sehat pada alat kelamin perempuan tidak memberikan manfaat medis, justru merusak fungsi alami tubuh perempuan. Hal ini juga bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius.

Berikut ini berbagai dampak sunat pada anak perempuan dari sisi medis jika tidak dilakukan oleh tim medis yang terampil :

1. Nyeri dan infeksi

Sering kali prosedur sunat anak perempuan dilakukan tanpa anestesi yang memadai. Hal ini tentu saja menyebabkan rasa sakit yang ekstrem. Belum lagi penggunaan alat yang tidak steril dapat menyebabkan infeksi serius. Termasuk tetanus dan sepsis.

2. Pendarahan

Luka pada area genital bisa menyebabkan perdarahan yang sulit dihentikan, bahkan bisa berakibat fatal. Itu sebabnya banyak pihak yang melarang dilakukannya sunat pada bayi perempuan.

3. Kesulitan buang air kecil

Pembengkakakn atau luka akibat sunat pada bayi perempuan bisa menyebabkan luka pada saluran kencing. Hal ini tentu saja berdampak menyulitkan saat buang air kecil.

4. Kesulitan buang air kecil

Setiap luka atau pembengkakan pasa saluran kencing, pada akhirnya bisa berujung masalah kesulitan buang air kecil. Hal ini juga bisa terjadi sebagai salah satu dampak dari sunat bayi perempuan secara medis.

5. Trauma psikologis

Sunat bayi perempuan yang menimbulkan luka fisik, apa pun bentuknya, tanpa disadari bisa berdampak pula terhadap trauma psikologis. Rasa takut dan sakit yang dialami bisa meninggalkan trauma pada anak, bahkan di usia yang masih sangat dini.

6. Kista dan jaringan parut

Luka bekas sunat bayi perempuan bisa berkembang menjadi kista atau jaringan parut tebal yang menyakitkan. Lanjutan dari jaringan parut ini bisa menyebabkan darah menstruasi sulit keluar dengan lancar.

7. Infeski saluran kemih

Dalam jangka panjang, sunat bayi perempuan yang bermasalah atau menimbulkan perubahan struktur anatomi bisa saja memicu problem infeksi saluran kemih kronis. Inilah salah satu yang dikhawatirkan dari sunat bayi perempuan.

8. Disfungsi seksual

Dampak lain dari sunat bayi perempuan yang dilakukan dengan menghilangkan sedikit bagian dari klitoris atau struktur sensitive lainnya, bisa menyebabkan berkurangnya atau hilangnya sensasi seksual saat dewasa. Hal ini tentu saja berujung pada masalah disfungsi seksual bagi wanita nantinya.

9. Komplikasi saat melahirkan

Memang tidak saat ini, namun dampak jangka panjang dari sunat bayi perempuan yang bisa menimbulkan luka di bagian organ reproduksi tersebut, bisa mengganggu persalinan dan meningkatkan risiko luka robek atau operasi Caesar.

Mums, itulah beberapa dampak medis dari sunat bayi perempuan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Karena berbagai poin itulah sejumlah organisasi kesehatan dunia maupun yang ada di Indonesia, dari WHO, UNICEF, hingga IDAI secara tegas menolak adanya sunat bayi perempuan. Karena menurut rekomendasi mereka, sunat bayi perempuan tidak memiliki manfaat medis justru membahayakan kesehatan anak.

Bila Mums masih ragu terkait dengan sunat bayi perempuan, Mums bisa berkonsultasi dengan dokter anak. Untuk konsultasi secara online, Mums bisa lakukan di aplikasi Teman Bumil dan dapatkan berbagai referensi menarik lainnya dari berbagai artikel yang disajikan di aplikasi ini.