Riani Hapsari
28 Maret 2019
guesehat.com

Kenali Risiko Computer Vision Syndrome (CVS) pada Pekerja Kantoran

Bagi pekerja kantoran, pengunaan komputer atau laptop sudah menjadi rutinitas setiap hari. Geng Sehat mungkin salah satunya. Apakah Kamu pernah mengalami keluhan mata kering, mata lelah, sakit kepala, nyeri leher, atau pandangan kabur? Apakah ada hubungan gejala-gejala di atas dengan penggunaan komputer atau laptop yang terlalu lama?

 

Data dari National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) menunjukkan, hampir 88% dari seluruh pengguna komputer mengalami Computer Vision Syndrome (CVS), yaitu kondisi yang terjadi akibat terlalu lama memfokuskan mata ke layar komputer, yakni lebih dari 4 jam sehari.

 

American Optometric Association (AOA) mendefinisikan Computer Vision Syndrome (CVS) adalah sekumpulan gejala yang berhubungan dengan aktivitas penggunaan komputer pada jarak dekat dan dalam waktu lama, berupa mata kering, serasa terbakar, lelah, dan tegang (terasa berat), serta pandangan kabur. Sedangkan keluhan lain adalah sakit kepala serta nyeri leher, bahu, atau punggung.

 

Apa yang Terjadi Jika Menatap Layar Komputer Terlalu Lama?

Para pekerja kantoran bisa menghabiskan waktu di depan layar komputer sedikitnya 4 jam sehari. Penelitian menunjukkan, ketika menatap layar komputer dalam waktu yang lama, frekuensi berkedip seseorang jadi menurun.

 

Portello dan kawan-kawan dalam risetnya menemukan bahwa frekuensi berkedip menurun dari 22 kali per menit (kondisi normal saat istirahat) menjadi 7 kali per menit pada saat menggunakan komputer atau laptop.

 

Baca juga: Mengalami Masalah Penglihatan Setelah Melahirkan? Ternyata Ini Alasannya!

 

Penurunan frekuensi refleks mata berkedip berperan terhadap menurunnya produksi air mata. Ini berpotensi menimbulkan stres pada kornea dan mengakibatkan mata kering.

 

 

Pada saat bekerja di depan komputer, pekerja kantoran sering tidak menyadari jarak mata ke layar komputer. Mereka memperkecil jarak monitor agar dapat melakukan tugasnya dengan lebih teliti dan memperjelas objek.

 

Secara fisiologis, otot siliar akan bertambah tegang jika jarak benda semakin dekat. Pada kondisi ini, mata dalam keadaan sedang melakukan penyesuaian untuk menerima bayangan yang jelas dari objek yang berbeda.

 

Jika mata terus melakukan hal tersebut, lama-lama mata akan merasa lelah karena otot siliar terus menegang. Kelelahan mata dalam istilah medis disebut sebagai astenopia. Jika otot siliar mata tegang secara terus-menerus akan mengakibatkan daya fokus melambat, sehingga pandangan mata menjadi kabur.

 

Baca juga: Sehatkan Mata Kamu dengan Antioksidan Lutein

 

Faktor-faktor lingkungan, seperti tingkat pencahayaan, suhu lingkungan, dan posisi komputer dapat memperberat terjadinya CVS. Tingkat pencahayaan dengan tingkat iluminasi yang tinggi pada monitor dapat mengganggu akomodasi (penyesuaian mata untuk menerima bayangan yang jelas dari objek yang berbeda) dan mengakibatkan mata menjadi tidak nyaman.

 

Suhu ruangan yang dingin (menggunakan AC) meningkatkan penguapan air mata. Posisi komputer yang terlalu tinggi atau rendah dari posisi tubuh juga berkorelasi dengan keluhan nyeri leher, bahu, dan punggung.

 

Talwar dan kawan-kawan dalam risetnya mendapati gejala nyeri leher sebagai keluhan terbanyak (48,6%), nyeri punggung bawah (35,6%), dan nyeri bahu (15,7%) pada pengguna komputer dalam waktu lama.

 

Selain itu, tahukah Geng Sehat jika komputer atau laptop memancarkan radiasi berupa radiasi elektromagnetik frekuensi rendah (Low Frequency Electromagnetic Radiation), radiasi radio frekuensi tinggi (High Frequency Radio Radiation), dan radiasi panas?

 

Paparan panas dan radiasi elektronik dari penggunaan alat elektronik ini secara terus-menerus berhubungan dengan kelelahan, pusing, dan sakit kepala.

 

The International Headache Society mengemukakan nyeri kepala yang sering dialami pekerja kantoran adalah nyeri kepala tipe tegang (tension headache). Nyeri kepala ini sering muncul di daerah kepala bagian frontal (kening), timbul menjelang tengah atau akhir hari, jarang muncul di pagi hari, dan lebih jarang terjadi pada hari libur dibandingkan hari kerja.

 

Tips Mengurangi Risiko CVS

Apakah Geng Sehat mengalami gejala-gejala di atas? Apakah sebenarnya ini bisa dicegah? Computer Vision Syndrome (VCS) umumnya bersifat sementara. Namun jika terus-menerus terjadi, dapat bersifat permanen (menetap).

 

Beberapa tips yang dapat Kamu dapat lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya Computer Vision Syndrome antara lain:

 

1. Mengistirahatkan mata sejenak pada saat bekerja di depan layar komputer. Hal ini bertujuan untuk membantu merelaksasi otot mata. Geng Sehat dapat menerapkan rumus 20/20/20m yaitu setelah bekerja selama 20 menit, alihkan pandangan dari monitor dengan melihat objek yang jauh sekitar jarak 20 kaki (6 meter) selama 20 detik.

 

2. Atur pencahayaan layar komputer. Caranya, Geng Sehat dapat mengatur tingkat cahaya layar supaya selaras dengan pencahayaan ruangan, tidak terasa terlalu terang juga tidak terasa gelap. Pengaturan cahaya yang tepat akan membantu matamu menjadi lebih rileks.

 

3. Perhatikan posisi komputer dan posisi duduk. Menurut AOA, jarak minimal penglihatan mata ke layar monitor yang ideal adalah 50 cm. Layar komputer juga harus berada pada sudut 15-20° terhadap level mata. Pastikan kursi duduk dan meja Geng Sehat nyaman (ergonomis).

 

4. Konsultasikan ke dokter mata jika gejala pada mata dirasa bertambah atau tidak hilang.

 

 

 

Referensi:

Irfan, et al. Pengaruh lama penggunaan komputer terhadap kuantitas air mata dan refleks berkedip. 2018. Vol. 7. No. 2. p388-395

Portello et al.. Blink rate, incomplete blinks and computer vision syndrome. Optom Vis Sci. 2013. 90(5). p482–7.

Wisnu Eko, Hubungan Intensitas Pencahayaan, Jarak Pandang Mata ke Layar dan Durasi Penggunaan Komputer dengan Keluhan Computer Vision Syndrome. JKM. 2013. Vol 2. No. 1.p 1-9

Talwar, et al. A Study of Visual and Musculoskeletal Health Disorders among Computer Professionals in NCR Delhi. Indian J Community Med. 2009. Vol. 34(4). p326-8.

Fauzia Tria, Rani H. Faktor Risiko Terjadinya Computer Vision Syndrome. Majority. 2018. Vol. 7 (2). p 278-282

 

 

  • # Gadget
  • # Mata