Ella Nurlaila
26 Oktober 2024
shutterstock

Cara Mengajarkan Anak Agar Sayang pada Hewan, Dimulai dari Hewan Peliharaan

Memiliki teman berbulu dalam keluarga bisa menjadi kebahagiaan yang nyata, dan ada banyak penelitian yang menunjukkan manfaat memelihara hewan peliharaan di rumah bagi perkembangan anak. Jika Mums ingin mengenalkan hewan peliharaan baru kepada si kecil, Mums harus berusaha keras agar keduanya bahagia, bukan salah satunya saja yang bahagia.


Mengajarkan anak untuk menghormati semua hewan sejak usia dini, penting lho Mums. Bukan hanya hewan peliharaan. Namun, Mums tidak perlu membawa binatang tidak lazim ke rumah. Cukup diwakilkan oleh kucing, anjing, atau kelinci sebagai hewan peliharaan di rumah sebagai awal yang tepat untuk mengajarkan anak pentingnya rasa hormat dan kelembutan bagi semua makhluk hidup ciptaan Tuhan..


Cara Mengajarkan Anak Agar Sayang pada Hewan


Berikut ini beberapa langkah yang bisa Mums lakukan saat mengajarkan anak-anak untuk bersikap baik terhadap hewan peliharaan di rumah:


1. Mulai sejak dini 

Beberapa anak, terutama balita, mungkin bersikap tidak baik terhadap hewan misalnya kucing. Mereka suka memainkan anak kucing dengan kasar. Bukan karena mereka jahat, tapi tidak tahu cara yang lebih baik. Ingat, anak-anak tidak memiliki pengalaman hidup seperti orang dewasa. Beberapa mungkin belum pernah melihat anjing atau kucing dari dekat sebelumnya! Maka mereka perlu diajari cara memperlakukan hewan-hewan ini.


Mulailah sejak dini dengan mendorong balita untuk bersikap lembut terhadap hewan. Tunjukkan bagaimana dan di mana membelai anjing atau kucing, termasuk cara membelai searah bulunya. Dengan lembut tetapi tegas, cegah segala bentuk pukulan, tarikan, atau tarikan ekor dan beri tahu anak apa yang dapat mereka lakukan sebagai gantinya. "Lembut" adalah kata kunci saat Mums mengajari anak-anak  cara membelai dan berinteraksi dengan hewan.


Penting juga untuk mengajarkan anak-anak sejak dini agar tidak pernah mencoba mengambil mainan atau mendekati mangkuk makanan anjing saat ia sedang makan. Pastikan juga untuk menjelaskan bahwa kita tidak boleh mengejutkan hewan, melempar sesuatu ke arahnya, atau membentaknya. Sekali lagi, hal ini dapat berakhir buruk bagi anak jika hewan yang terkejut menjadi agresif.


2.Ajarkan Bahasa Tubuh Hewan

Anak-anak mulai memahami bahasa tubuh manusia saat mereka tumbuh dewasa karena mereka terpapar bahasa tersebut setiap hari. Namun, bahasa tubuh hewan terkadang bisa sedikit lebih rumit. Mums bisa mengajarkan tentang bagaimana anjing dan kucing “berbicara”.


Untuk kucing, misalnya tanda-tanda umum  ia marah adalah dengan menaikkan ekornya, mengeluarkan suara marah, atau tandaketidaknyamanan meliputi desisan, tubuh melengkung ke atas, dan tubuh kaku.


Sampaikan juga bahwa kadang hewan sedang tidak mood disentuh dan biarkan ia menjauh sesaat daripada memaksanya melakukan apa yang kita inginkan, dan akhirnya malah menjadi agresif.


3. Tidak semua hewan punya karakter lembut

Jika si kecil sudah tumbuh bersama anjing atau kucing sejak kecil, mereka mungkin merasa nyaman di sekitar hewan. Ini bisa menjadi hal yang baik dan buruk . baik karena mereka tidak takut, tetapi buruk karena mereka mungkin tidak berpikir untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.


Mereka harus diajarkan bahwa tidak semua karakter hewan sama. Anjing atau kucing di rumah mungkin sangat manis, tapi anjing milik orang lain mungkin galak. Ini adalah sesuatu yang tidak selalu dipahami anak-anak.


Temukan cara untuk mengenalkan anak-anak dengan hewan lain dengan aman sehingga mereka dapat memahami bagaimana setiap hewan peliharaan memiliki kepribadian yang berbeda, sama seperti manusia. 


Bagi yang baru akan memulai memelihara hewan di rumah, Mums dapat mengenalkannya pada si kecil dengan mengunjungi rumah teman yang puny aanjing atau  kucing, mampir ke tempat penampungan hewan setempat, atau meminta untuk mengelus anjing yang berbeda yang Mums lihat di taman.


Referensi:

  • # Anak Cerdas
  • # binatang