Ana Yuliastanti
10 Juli 2020
google image

Covid-19 Terbukti Airborne Disease, Lindungi Rongga Mulut dan Hidung Kita!

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. dr. William

 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Selasa (7/7) lalu mengakui adanya bukti bahwa virus korona penyebab Covid-19 bisa ditularkan melalui udara (airborne disease). Artinya, potensi penularannya pun tidak hanya melalui droplet saja. Virus korona bisa bertahan hidup di udara, hingga beberapa jam. 

 

Dengan temuan ini, kita semakin mudah terpapar virus yang bertahan hidup di udara, sehingga perlindungan diri harus semakin diperketat. Saat jumpa pers, Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis pada pandemi COVID-19 di WHO mengatakan, ”Saat ini kita sudah mulai berbicara tentang kemungkinan penularan melalui udara dan penularan aerosol sebagai salah satu mode baru penularan COVID-19."

 

Nah, Geng Sehat, perlindungan seperti apa yang harus kita lakukan setelah tahu bahwa virus korona baru ini menular melalui udara?

 

Baca juga: Berapa Lama Coronavirus Bisa Bertahan di Permukaan?

 

Penularan Melalui Droplet dan Aerosol

Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut, Prof. Drg. Rahmi Amtha, MDS. Sp.PM, PhD dalam media briefing yang diselenggarakan Betadine, Rabu (8/7) menjelaskan, dari penelitian pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, terbukti bahwa penularannya memang melalui droplet dan aerosol.

 

Jalan masuk virus ke tubuh manusia, baik dalam bentuk aerosol (partikel virus di udara) maupun droplet (tetesan air saat batuk dan bersin), adalah melalui saluran orofaring. Saluran orofaring terdiri dari rongga mulut, hidung, dan tenggorok. “Bahkan di saliva ditemukan kandungan virus dalam konsentrasi tinggi,” jelasnya.

 

Saat orang membuka mulut untuk bicara atau sekadar buang napas, maka setidaknya tiga partikel ikut dikeluarkan, yakni karbondioksia, droplet, dan aerosol. Apalagi saat bersin, di mana jangkauan tiga partikel ini bisa sampai 6 meter. Bayangkan jika semuanya mengandung virus corona.

 

Ditambahkan Prof. Rahmi, penelitian tahun 2020 menunjukkan bahwa virus yang bersifat airborne bisa bertahan 3 jam di udara. Saat terhirup melalu mulut atau hidung, maka virus segera bertemu reseptor yang ada di permukaan rongga mulut dan hidung, dan kemudian menggandakan diri. Hal ini dibuktikan dengan dengan ditemukannya virus di nasofaring dan orofaring selain di paru. “Jadi sebenarnya reservoir-nya ini di rongga mulut dan hidung,” jelas Prof. Rahmi.

 

Maka, intervensi yang bisa kita lakukan selain menggunakan masker adalah dengan nasal spray (semprot hidung yang mengandung antispetik), atau berkumur (gargling) dengan antispetik yang aman.

 

Mengapa menjaga kesehatan rongga mulut penting? “Di dalam rongga mulut ada lebih dari 1 juta mikroorganisme. Memang tidak semuanya merugikan, mereka saling bersinergis melindungi lapisan rongga mulut. Tetapi karena perubahan kondisi di mulut, penggunaan obat, tindakan di dokter gigi, adanya penyakit dan lain-lain, bisa menyebabkan infeksi di rongga mulut,” tambah Prof. Rahmi.

 

Baca juga: Bercak Putih di Rongga Mulut? Waspadai Infeksi Jamur
 

Antispetik untuk Rongga Mulut dan Hidung

Salah satu cara mengatasi infeksi rongga mulut adalah menggunakan antiseptik. Menurut Prof. Rahmi, berkumur atau gargling dengan larutan antispetik dianjurkan rutin dilakukan pada kondisi normal. Saat pandemi, karena kemugkinan ada sarang virus baru, maka pencegahan ini bisa ditingkatan menjadi lebih sering.

 

Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan manfaat gargling, antara lain mencegah infdeksi saluran napas atas (ISPA). Bahkan, penelitian menunjukkan gargling dengan air saja sudah bisa menurunkan kejadian ISPA hingga 30%. Jika ditambah teh hijau atau air fungsional, maka manfaatnya lebih besar lagi.

 

Gargling juga bisa dilakukan menggunakan bahan kimia yang disebut antispetk. Ada banyak jenis antispetik, sebaiknya pilihlah yang memang sudah lama terbukti aman dan efektif,” ujar Prof. Rahmi.

 

Penelitian yang dilakukan baru-baru ini di Singapura dan Malaysia menunjukkan, antiseptik Povidone-Iodine dalam semua sediaan efektif membunuh virus SARS-Cov- 2 di laboratorium, hingga 99,9% dalam waktu 15 detik. Antispetik ini lantas direkomendasikan digunakan bagi yang berisiko tinggi, digunakan setiap 3 jam sekali atau 4 kali dalam sehari.

 

Perlindungan di Rongga Hidung

Hidung adalah jalan masuk yang ideal untuk berbagai virus penyebab pilek dan flu (commn cold). Misalnya rhinovirus dan juga human coronavirus dan virus influenza. Medical Affairs Manager Mundipharma Indonesia, dr. Rini Cendika, mengatakan bahwa untuk mencegah penularan lewat ringga hidung, nasal spray atau cairan semprot hidung yang mengandung bahan pembunuh virus, cukup efektif.

 

Semprot hidung dengan kandungan iota carrageenan yang berasal dari spesies rumput laut merah, adalah salah satu yang memiliki efek antiviral. Bahan ini menurut dr. Rini, memiliki molekul besar alami sehingga tidak diserap oleh tubuh.

 

Cara kerjanya adalah membentuk lapisan kental di rongga hidung yang akan membuat virus terperangkap. Dengan begitu, virus tidak adakan melekat pada reseptornya di hidung, sehingga tidak akan menyebabkan infeks karena tidak mampu berkembang biak.

 

Mengingat ancaman Covid-19 di Indonesia masih sangat tinggi, tetap lakukan protokol keamanan dengan tidak mendatangi kerumunan, mengadakan pertemuan dengan orang banyak di tempat tertutup, dan selalu menggunakan masker saat ke luar rumah. Lakukan pencegahan dengan cuci tangan, berkumur, atau menggunakan semprot hidung jika perlu.

 

 

Sumber:

Media Briefing ‘Update Terkini Studi In Vitro BETADINE®️ (PVP-I) dalam Melawan Virus SARS CoV-2 dan Rekomendasi Ahli terkait Perlindungan Tambahan untuk Meminimalisir Potensi Infeksi Silang selama Pandemi COVID-19, Rabu (8/7).

WHO.int. 

 

  • # Antiseptik
  • # Antivirus
  • # Coronavirus