iera sipahutar
08 September 2021
freepik.com

Bagaimana Sih Proses Terjadinya Kehamilan?

Kehadiran buah hati tentu menjadi pelengkap kebahagian Mums dan Dads. Namun, tahukah Mums bahwa di balik kehadiran si Kecil terjadi proses yang berliku dan perjalanan yang panjang? Jika penasaran bagaimana proses terjadinya kehamilan, yuk simak rangkumannya berikut ini.

 

Urutan Terjadinya Kehamilan

Umumnya, kita hanya tahu bahwa kehamilan dimulai ketika sperma membuahi sel telur. Ini biasanya terjadi dalam 2 minggu setelah hari pertama haid terakhir (HPHT). Kendati demikian, terjadinya kehamilan tidak sesederhana itu, lho. Secara singkat (jika bisa disebut singkat), kehamilan terjadi dengan proses sebagai berikut:

 

1. Ovulasi

Agar bisa hamil, wanita harus mampu berovulasi terlebih dulu. Pada organ reproduksi wanita yang sehat, ovulasi terjadi setiap bulannya. Interaksi kompleks antara kelenjar pituitari di otak, ovarium (indung telur), dan rahim akan menciptakan lingkungan yang sempurna untuk terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur). Sperma dan sel telur pun akan bertemu, lalu sel telur yang telah dibuahi berimplantasi (tertanam) sendiri di dalam rahim

 

Hal pertama yang akan terjadi adalah kelenjar pituitari melepaskan hormon untuk memberitahu ovarium agar menghasilkan sejumlah kantong berisi cairan yang disebut folikel. Saat folikel tumbuh, hormon estrogen akan dilepaskan. Estrogen bekerja untuk menebalkan dinding rahim sebagai persiapan untuk kehamilan.

 

Pada hari ke-7 siklus haid, hanya ada satu folikel yang terus tumbuh dan memberi makan oosit (telur yang matang) di dalamnya. Pada hari ke-12, folikel yang matang melepaskan hormon estrogen dan mengalir melalui darah.

 

Ketika estrogen mencapai kelenjar pituitari di otak, kelenjar pituitari merespons dengan melepaskan hormon luteinizing. Hormon ini memberikan “rangsangan” agar folikel tumbuh kembali.

 

Tepat sebelum ovulasi, sel telur di dalam folikel terlepas dengan sendirinya. Folikel mulai melepaskan cairan kimia yang mendorong tuba falopi di dekatnya untuk bergerak lebih dekat dan mengelilingi folikel. Folikel membengkak sampai pecah, lalu mengeluarkan telur dan cairan ke dalam rongga perut. Jari kecil seperti tonjolan di ujung tuba fallopi yang disebut fimbriae, menyapu folikel yang pecah dan mengambil sel telur.

 

Kemudian, telur diangkut ke pintu masuk tuba fallopi. Begitu berada di dalam dinding tuba fallopi, kontraksi otot mendorong sel telur dengan lembut ke arah rahim. Sel telur akan bertemu sperma dalam perjalanannya melalui tuba fallopi dan pembuahan akan terjadi, atau akan tiba di rahim tanpa dibuahi dan diserap kembali ke dalam tubuh.

 

Baca juga: ASI Tak Keluar Usai Melahirkan, Harus Bagaimana?

 

2. Konsepsi

Setelah ovulasi, proses berlanjut ke konsepsi. Ini adalah waktu ketika sperma berjalan melalui vagina, ke dalam rahim, dan membuahi sel telur yang ditemukan di tuba fallopi. Sel telur hidup selama 12 hingga 24 jam dan harus segera dibuahi jika seorang wanita ingin hamil.

 

Ledakan estrogen tepat sebelum ovulasi juga bekerja di dalam leher rahim (serviks) untuk membuat jeli bening yang kaya akan protein, menutupi bagian atas vagina saat berhubungan seks. Hal ini membuat vagina bersifat asam untuk mencegah infeksi lain. Ini juga merupakan lingkungan yang cocok untuk kelangsungan hidup sperma. 

 

Ketika terjadi ejakulasi, sperma dengan cepat berenang naik dan masuk ke serviks, di mana sperma dapat bertahan hidup dengan bantuan lendir hingga lima hari sebelum sel telur dilepaskan. Ketika sel telur dilepaskan saat ovulasi, sel telur tertutup sel lengket, yang membantu tuba falopi untuk menangkapnya. 

 

Baca juga: Mums, Lakukan Ini Yuk agar Bisa Hamil setelah Keguguran seperti Aurel Hermansyah

 

3. Fertilisasi (Pembuahan)

Telur dan sperma pun bertemu di tuba fallopi. Meskipun hanya dibutuhkan satu sperma untuk membuat bayi, beberapa sperma perlu menempel pada kulit terluar dan membran sel telur sebelum satu sperma dapat masuk dan membuahi sel telur.

 

Setelah pembuahan, sel telur dan sperma dengan sangat cepat bergabung dan membelah menjadi embrio. Cairan kimia dilepaskan untuk menghentikan sperma lain masuk. Selama empat atau lima hari berikutnya, sel telur yang telah dibuahi terus membelah dan bergerak menuju rahim.

 

Gabungan sperma dan sel telur disebut zigot. Zigot berisi semua informasi genetik (DNA) yang dibutuhkan untuk menjadi bayi. Setengah DNA berasal dari sel telur ibu dan setengah dari sperma ayah. Zigot menghabiskan beberapa hari berikutnya melakukan perjalanan ke tuba falopi. 

 

Selama waktu tersebut, zigot membelah untuk membentuk bola sel yang disebut blastokista. Kelompok sel bagian dalam akan menjadi embrio. Embrio inilah yang akan berkembang menjadi bayi. Sedangkan kelompok sel terluar akan menjadi struktur, disebut juga membran, yang memelihara dan melindungi embrio. 

 

Suatu jenis jaringan yang disebut trofoblas berkembang dari sel telur yang telah dibuahi dan mengelilinginya. Trofoblas ini membantu menanamkan blastokista begitu tiba di rahim. Trofoblas mulai mendorong ke dalam lapisan rahim. Selanjutnya, trofoblas menarik sel telur ke dalam dinding rahim, kemudian mengarahkan darah ke sel telur yang telah dibuahi. 

 

Masih ingat dengan hormon progesteron yang dikeluarkan dari folikel yang pecah (atau kini corpus luteum)? Hormon yang beredar di dalam aliran darah tersebut, mempersiapkan rahim untuk penanaman telur.

 

 

4. Implantasi (Penanaman)

Hanya ada waktu singkat di mana blastokista dapat ditanamkan ke dinding rahim Mums. Biasanya ini mencakup hari 6 sampai 10 setelah pembuahan. Setelah blastokista mencapai rahim, ia menanamkan dirinya di dinding rahim (implantasi).

 

Blastokista hanya punya waktu singkat sekitar 6 sampai 10 hari setelah pembuahan, untuk menanamkan diri ke dinding rahim. Saat ini, lapisan rahim sudah harus menebal dan siap menopang bayi. 

 

Setelah blastokista berhasil menempel erat pada dinding rahim, ia menerima nutrisi dari darah untuk membentuk bagian-bagian dari plasenta, sehingga janin bisa mulai tumbuh. Pada beberapa wanita, proses ini dapat dirasakan dengan gejala kram seperti pramenstruasi.

 

Bersamaan dengan kram, Mums juga bisa mengalami perdarahan implantasi atau bercak. Ini biasanya terjadi 10 hingga 14 hari setelah pembuahan atau sekitar waktu menstruasi Mums yang biasa. Perdarahan implantasi biasanya jauh lebih ringan daripada perdarahan menstruasi biasa.

 

Setelah itu, akan ada cukup hormon human chorionic gonadotropin (hCG) untuk memicu hasil tes kehamilan yang positif. Gejala awal kehamilan lainnya mungkin mulai berkembang segera setelah implantasi berhasil.

 

Di sini juga akan dikirimkan sinyal yang semakin kuat ke ovarium untuk memperpanjang dan meningkatkan produksi progesteron, yang dibutuhkan janin untuk bertahan hidup. Di sisi lain, jika kehamilan belum terjadi, kadar estrogen akan menumpuk lagi dan dinding rahim akan bersiap untuk meluruhkan diri. Di sinilah siklus menstruasi akan terjadi.

 

Wah, betapa panjang dan rumit rangkaian langkah sampai bisa menghasilkan kehamilan. Segala sesuatunya harus terjadi agar kehamilan dapat berlangsung sampai cukup bulan. Semoga informasi ini bisa menjadi bekal ilmu untuk Mums dalam menanti kehadiran si Kecil, ya. (AS)

 

Referensi

UCSF Health. Conception: How It Works

The Women’s. Ovulation and Conception

Healthline. Conception

Very Well Family. Implantation

Medline Plus. Fetal Development

  • # Kehamilan
  • # TB Kesehatan
  • # Fertilitas
  • # TBTrimester1