Awas Modus Penipuan Online dan Cara Menghindarinya
Di era digital seperti sekarang, hampir semua hal bisa dilakukan secara online — mulai dari belanja, transaksi keuangan, hingga berkomunikasi. Sayangnya, kemudahan ini juga dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan online. Modusnya semakin beragam dan sering kali terlihat sangat meyakinkan, sehingga banyak orang menjadi korban tanpa sadar.
Orang tertipu secara online karena berbagai alasan, termasuk tergiur iming-iming menguntungkan seperti hadiah atau investasi bodong, didorong oleh tekanan emosional seperti rasa takut atau panik untuk bertindak cepat, dan kurangnya pengetahuan atau kewaspadaan terhadap modus penipuan. Selain itu, pelaku juga sering menggunakan rekayasa sosial untuk memanipulasi korban agar memberikan informasi pribadi atau OTP secara sukarela.
Berbagai Jenis Penipuan Daring
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode November 2024 hingga September 2025, terdapat total 274.722 laporan kasus penipuan keuangan digital di Indonesia, atau rata-rata 874 laporan per hari. Indonesia bahkan mencatat jumlah laporan penipuan keuangan digital tertinggi di dunia dibandingkan negara lain.
Selain itu, data Polri menunjukkan adanya peningkatan 23,35% pada kasus kejahatan manipulasi data secara ITE pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total 13.922 kasus yang ditindak oleh Polri.
Untuk melindungi diri dan keluarga, penting mengenali berbagai jenis penipuan online serta cara menghindarinya.
1. Penipuan Belanja Online (Online Shopping Scam)
Ini adalah jenis penipuan yang paling sering terjadi. Pelaku biasanya membuat toko palsu di media sosial atau marketplace dengan foto produk menarik dan harga sangat murah. Setelah pembeli mentransfer uang, barang tidak pernah dikirim atau yang datang tidak sesuai deskripsi.
Cara menghindari:
Belanjalah hanya di platform terpercaya.
Cek reputasi penjual dan baca ulasan dari pembeli lain.
Hindari transaksi di luar sistem marketplace, terutama lewat chat pribadi atau transfer langsung ke rekening pribadi.
2. Phishing dan Penipuan Data Pribadi
Phishing adalah upaya mencuri data pribadi seperti username, password, atau nomor rekening dengan menyamar sebagai pihak resmi. Biasanya dilakukan melalui email, SMS, atau tautan palsu yang tampak seperti situs asli (misalnya mirip dengan situs bank atau e-commerce).
Cara menghindari:
Jangan pernah klik tautan mencurigakan dari pesan atau email yang tidak dikenal.
Pastikan situs yang diakses memiliki alamat https:// dan domain resmi.
Jangan pernah membagikan OTP, PIN, atau password kepada siapa pun.
3. Penipuan Investasi dan Trading Online
Penipuan ini menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat, seperti “investasi kripto”, “trading robot”, atau “deposit harian” dengan bunga tinggi. Padahal, sebagian besar tidak memiliki izin resmi dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Cara menghindari:
Periksa legalitas perusahaan di daftar OJK sebelum berinvestasi.
Waspadai janji “keuntungan pasti” — tidak ada investasi tanpa risiko.
Jangan mudah tergiur dengan testimoni atau bukti transfer palsu.
4. Penipuan Undian dan Hadiah Palsu
Modus klasik ini tetap marak hingga kini. Korban dihubungi dan dikabarkan memenangkan undian atau hadiah besar, lalu diminta membayar “biaya administrasi” agar hadiah dikirim.
Cara menghindari:
Ingat, undian resmi tidak pernah meminta biaya apa pun.
Cek sumber informasi dari situs resmi perusahaan yang disebutkan.
Jangan memberikan data pribadi seperti nomor rekening atau KTP kepada pihak yang tidak jelas.
5. Penipuan Modus Teman atau Keluarga (Social Engineering)
Pelaku berpura-pura menjadi teman, saudara, atau rekan kerja lewat pesan singkat atau media sosial, lalu meminta bantuan transfer uang dengan alasan mendesak.
Cara menghindari:
Selalu verifikasi langsung melalui panggilan suara atau tatap muka sebelum mengirim uang.
Gunakan fitur keamanan ganda (two-step verification) di media sosial dan aplikasi pesan.
Penipuan online bisa menimpa siapa saja, baik muda maupun tua. Karena itu, kewaspadaan dan kebiasaan digital yang aman menjadi kunci utama. Jangan mudah tergiur dengan janji manis, selalu periksa sumber informasi, dan lindungi data pribadi.
Ingat, dunia digital memang memudahkan hidup, tetapi tanpa kehati-hatian, bisa juga menjadi sumber kerugian. Tetap waspada, berpikir kritis, dan jangan biarkan penipu mengambil keuntungan dari kelengahan kita.
Referensi:
Cybercrime Magazine.security-awareness-training
Scamwatch. types-of-scams
-
# Keluarga
-
# Keuangan
-
# Gaya Hidup
-
# Belanja kebutuhan