iera sipahutar
26 Maret 2022
Photo by Matilda Wormwood from Pexels

Rahim Lemah, Apa Itu dan Bagaimana Pengaruhnya pada Kehamilan?

Informasi kesehatan ditinjau dan diedit oleh
dr. Andreas Wilson Setiawan

Tubuh lemah itu sudah biasa. Namun, apakah Mums pernah mendengar istilah rahim lemah? Beneran enggak ya kondisi ini bisa memengaruhi kehamilan? Yuk, kita bahas di sini.

 

Apa Itu Rahim Lemah?

Setiap wanita dikaruniai organ rahim untuk bisa mengandung dan melahirkan seorang anak. Namun, tahukah Mums bahwa sekitar 1 dari setiap 100 wanita hamil didiagnosis dengan kondisi yang disebut sebagai rahim lemah? Kondisi ini juga dikenal sebagai inkompetensi serviks atau insufisiensi serviks.

 

Idealnya, serviks tetap tertutup rapat sampai tiba waktunya untuk melahirkan. Serviks kemudian mulai melunak, memendek, dan melebar (membuka) sebagai persiapan untuk kelahiran di bawah pengaruh hormon. Berbeda dengan kondisi rahim lemah, serviks akan melunak, memendek, dan membuka jauh sebelum waktu melahirkan. Ketika ini terjadi, serviks menjadi tidak cukup kuat untuk menopang janin yang sedang tumbuh, sehingga membahayakan kehamilan. 

 

Penyebab inkompetensi serviks tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh kelemahan fisik pada serviks wanita, yang membuatnya rentan membuka saat bayi tumbuh lebih besar dan lebih berat. Ini akan semakin didukung dengan kondisi bayi yang akan menekan serviks seiring berlanjutnya kehamilan. Faktor genetik dan lingkungan pun dianggap berperan dalam hal ini.

 

Kebanyakan kehilangan selama trimester pertama adalah karena kelainan kromosom. Sementara kehilangan trimester kedua atau lebih lambat sering kali disebabkan oleh serviks yang tidak kompeten.

 

 

Bagaimana mengetahui bahwa seorang wanita memiliki kondisi ini? Sangat disayangkan, rahim lemah sering muncul tanpa gejala. Baik Mums maupun dokter baru bisa mendeteksinya ketika kehamilan memasuki trimester kedua. Tanda paling umum dari kondisi ini adalah pelebaran serviks tanpa rasa sakit dan membran janin menonjol. Namun, sering sekali ibu hamil tidak dapat merasakan hal ini sama sekali.

 

Beberapa indikator dapat muncul dari waktu ke waktu dan menandakan rahim lemah antara lain:

 

Meskipun keputihan umum terjadi pada ibu hamil, tetap ada baiknya untuk mengawasi beberapa hal. Perubahan keputihan dapat mengindikasikan serviks yang tidak berfungsi dengan baik. Amatilah tanda-tanda peningkatan jumlah, perubahan warna, atau tekstur yang aneh. Beberapa wanita bahkan bisa merasakan semburan cairan hangat dari vagina.

 

  • Keluar vlek atau perdarahan

Vlek ataupun perdarahan di fase kehamilan mana pun bisa menjadi tanda ada hal yang perlu ditindak lebih serius. Baik sedikit atau banyak, akan lebih baik jika Mums selalu mengonsultasikan hal ini dengan dokter 

 

Baca juga: Catat, Bercinta saat Hamil Berbahaya pada 5 Kondisi Ini

 

  • Terasa ada tekanan di panggul

Hal ini biasanya terjadi di usia kehamilan 14-20 minggu. Namun, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi kapan saja.

 

  • Kram perut atau kontraksi ringan

Merasakan kram perut saat kehamilan, apalagi jika berlangsung dalam waktu lama serta rutin, adalah sebuah gejala yang perlu diperiksakan lebih lanjut. Pastikan Mums segera menghubungi dokter jika merasakan gejala semacam ini, ya.

 

  • Nyeri punggung bawah menjalar ke perut bagian bawah

Meskipun sakit punggung cukup umum selama kehamilan, keluhan ini jarang terjadi pada tahap awal kehamilan. Untuk memastikan apakah nyeri punggung Mums merupakan gejala umum atau gejala insufisiensi serviks, segeralah berkonsultasi dengan dokter. 

 

 

 

Rahim Lemah Persulit Kehamilan

Seperti yang sudah disebutkan di atas, rahim lemah tidak memiliki tanda atau gejala klinis yang khas. Dokter baru akan bisa membuat diagnosis setelah ibu hamil kehilangan janinnya pada trimester kedua atau awal trimester ketiga.

 

Ya, kondisi rahim lemah memang hanya dapat dideteksi selama kehamilan. Selain itu, diagnosis bisa saja sulit, terutama pada kehamilan pertama. Pasalnya, Mums belum memiliki riwayat keguguran berulang yang bisa membantu menegakkan diagnosis dokter.

 

Umumnya, dokter baru akan mencurigai adanya kemungkinan rahim lemah melalui pemeriksaan USG di trimester kedua. Hasil USG dapat menunjukkan serviks melebar 1-2 cm. Selama USG, kebanyakan ibu hamil tidak menyadari kalau ada masalah.

 

Lalu, bagaimana rahim lemah memengaruhi kehamilan? Karena serviks terbuka sebelum kehamilan cukup bulan, ada beberapa risiko yang bisa terjadi, yaitu:

1. Meningkatkan kemungkinan komplikasi.

2. Jika inkompetensi serviks tidak diobati dapat menyebabkan keguguran atau persalinan prematur. Keguguran terjadi saat bayi meninggal dalam kandungan sebelum usia kehamilan 20 minggu dan kelahiran prematur adalah saat bayi lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu.

 

Di saat Mums didiagnosis mengalami inkompetensi serviks, dokter akan melakukan beberapa metode untuk mengelola kondisi ini, seperti:

  • Merekomendasikan pemeriksaan USG berulang untuk memantau kehamilan dan panjang serviks Mums selama trimester kedua. 
  • Menganjurkan perawatan tirah baring (bed rest) untuk membantu mengurangi risiko pembukaan serviks sebelum waktunya. Namun, ini mungkin tidak efektif pada setiap pasien.
  • Memberikan suplemen progesteron untuk membantu menjaga kekuatan serviks selama trimester kedua dan ketiga.
  • Untuk wanita dengan riwayat kelahiran prematur karena rahim lemah, dokter dapat merekomendasikan tindakan ikat serviks (cervical cerclage), yaitu prosedur pembedahan untuk menjahit serviks dengan jahitan yang kuat. Jahitan ini dapat dilakukan pada minggu 12-14 kehamilan dan akan dilepas saat usia kehamilan sudah mencapai 24 minggu atau menjelang tanggal melahirkan. (AS)

 

Referensi

Medicinenet. Incompetent Cervix

American Pregnancy. Incompetent Cervix

 

  • # Kehamilan
  • # TB Kesehatan
  • # TBTrimester2