3 Masalah Kesehatan pada Perempuan dan Cara Mencegahnya
Sebagai seorang ibu, perempuan memiliki banyak tanggungjawab, mulai dari mengurus rumah tangga hingga pengasuh anak yang utama. Tidak heran perempuan lebih rentan mengalami stres berlebihan.
Sudah selayaknya perempuan mulai sadar dengan kesehatannya sendiri. Hal ini juga yang menjadi tema Hari Perempuan Internasional 2025, “Accelerating Action” . Tema ini menekankan bahwa kekuatan untuk berubah berada di tangan kita dan ada kebutuhan mendesak bagi kaum perempuan untuk mengambil alih kendali atas kesehatan mereka sendiri.
Beberapa Penyakit yang Mengancam Perempuan
Menurut Dr. Vipada Sae-Lao, Nutrition Education and Training Lead – Asia Pacific, Herbalife, tingkat stres yang tinggi pada perempuan dapat memicu beragam masalah kesehatan fisik dan mental.
"Tekanan yang konstan ini dapat berkontribusi pada melemahnya sistem kekebalan tubuh, ketidakseimbangan hormon, gangguan tidur, serta meningkatnya kerentanan terhadap penyakit kardiovaskular, gangguan autoimun, bahkan depresi.” ujarnya.
Hampir semua pernyakit tersebut akan mengubah hidup banyak perempuan di seluruh dunia, terutama penyakit seperti autoimun, demensia, dan penyakit pada tulang sarkopenia. Tiga penyakt ini cenderung lebih banyak memengaruhi perempuan dibandingkan laki-laki.
Oleh karena itu, penting bagi perempuan untuk memahami dan mencegah penyakit, terutama 3 pernyakit berikut:
1. Kesehatan Jantung
Jangan salah, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama mortalitas pada perempuan di Asia, yang menyumbang hampir 35% kematian pada tahun 2019. Data menunjukkan bahwa wilayah Asia memiliki angka kematian akibat penyakit kardiovaskular (PKV) untuk perempuan secara global, yaitu 467,2 per 100.000 populasi pada tahun 2019.
Di Indonesia, menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, selama 10 tahun terakhir di Indonesia, prevalensi penyakit jantung pada perempuan secara konsisten lebih tinggi daripada laki-laki.
Penyakit ini memengaruhi perempuan di seluruh kelompok usia, namun sayangnya masih sedikit yang terdiagnosis dan terobati, akibat kesalahpahaman dan kurangnya kesadaran di antara penyedia layanan kesehatan dan masyarakat.
Perempuan perlu melalukan pemeriksaan rutin untuk faktor risiko penyakit jantung seperti tekanan darah, kolesterol, obesitas, atau diabetes. Selain itu melalukan pencegahan dengan olahraga rutin, mengonsumsi makanan sehat, dan mempertahankan berat badan yang sehat mendukung kesehatan jantung.
Aktivitas seperti yoga dan meditasi dapat mendukung kesehatan mental dan fisik, menurunkan tingkat stres, serta memberikan manfaat bagi tekanan darah dan kadar kolesterol. Olahraga membantu pembuluh darah rileks dan melebar, sehingga memungkinkan darah mengalir secara efisien untuk menutrisi jantung.
Pola makan sehat sangat membantu dalam meningkatkan kesehatan jantung. Buah-buahan segar, sayuran berwarna-warni, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh memasok energi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Makanan seperti ikan berlemak, biji rami, kacang walnut, biji labu, dan kedelai kaya akan asam lemak omega-3 dan fitonutrien, yang juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
2. Kesehatan Hormon
Perubahan hormon merupakan bagian alami dari tahapan kehidupan seorang wanita melalui menstruasi, kehamilan, dan menopause. Namun, perubahan tersebut juga dapat menyebabkan masalah seperti menstruasi tidak teratur, perubahan suasana hati (mood swing), dan masalah kesuburan.
Zat besi, sebagai nutrisi esensial, memainkan peran krusial dalam keseimbangan hormon pada perempuan. Zat besi adalah komponen utama hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang membantu mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Perempuan kehilangan zat besi melalui siklus bulanan mereka, dan banyak yang tidak mendapatkan cukup zat besi dari makanan untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Mempertahankan kadar zat besi yang cukup sangat penting untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan, terutama selama tahapan kehidupan utama yang ditandai dengan fluktuasi hormon.
Ketidakseimbangan hormon perlu ditangani melalui penyesuaian gaya hidup, pola makan seimbang, aktivitas fisik, dukungan sosial, serta pemeriksaan kesehatan rutin dan perawatan medis yang tepat.
3. Kesehatan Otot dan Tulang
Penuaan menyebabkan hilangnya massa dan kekuatan otot rangka secara involunter, suatu kondisi yang disebut sarkopenia, yang cenderung lebih banyak memengaruhi perempuan. Dampak sarkopenia dapat menjadi serius karena kekuatan otot sangat penting untuk mengurangi kemungkinan terjatuh dan meminimalkan risiko patah tulang.
Penelitian menunjukkan bahwa usia, tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, lingkar pinggang, indeks otot rangka, dan glukosa puasa dapat menjadi faktor risiko sarkopenia pada perempuan.
Osteoporosis, di sisi lain, adalah potensi hilangnya kalsium dari tulang yang membuatnya rapuh dan lebih rentan terhadap patah tulang. Perempuan memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis dibandingkan laki-laki karena perubahan hormon yang terjadi selama menopause, yang secara langsung memengaruhi kepadatan tulang.
Aktivitas fisik harian, olahraga dalam bentuk aerobik atau latihan resistensi diperlukan untuk meningkatkan kepadatan tulang dan menjaga massa otot, terutama pada perempuan yang lebih tua. Nutrisi yang seimbang juga memainkan peran kunci dalam pencegahan dan pengelolaan sarkopenia dan osteoporosis.
Mengkonsumsi jumlah protein yang dibutuhkan dan membangun kekuatan otot dapat membantu memperlambat laju sarkopenia dan meningkatkan kualitas hidup. Mengkonsumsi sayuran segar, tahu, dan beberapa produk susu seperti susu, keju, dan yoghurt sangat penting untuk memenuhi kebutuhan kalsium tulang.
Selain itu, vitamin D mendukung kesehatan tulang dan gigi dengan membantu tubuh menyerap kalsium. Sumber makanan yang mengandung vitamin D termasuk ikan berlemak, kuning telur, makanan yang difortifikasi hati. Namun, suplemen mungkin diperlukan karena sulit untuk mendapatkan jumlah vitamin D yang dibutuhkan hanya dari makanan.
Mempertahankan pola makan yang seimbang, tetap aktif, mendapatkan tidur yang cukup, dan mengelola stres dapat membantu mengurangi beberapa tantangan kesehatan yang dihadapi perempuan dalam hidup mereka.(AY)
-
# Kesehatan Wanita
-
# Cek Kesehatan
-
# Inspirasi kesehatan