Amanda Sagarmatha
19 November 2024
Shutterstock

Vaksin PCV Cegah Anak Kena Pneumonia

Angka kematian anak akibat pneumonia tidak pernah lepas dari tiga perangkat teratas penyebab kematian anak, sehingga menunjukkan betapa bahayanya penyakit ini. Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K)., Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa ada lebih dari 19.000 anak balita meninggal karena pneumonia di Indonesia.


Menimbang bahaya pneumonia pada kesehatan anak dan masih menjadi tantangan utama kesehatan di Indonesia, maka penting untuk mendeteksi gejala pneumonia pada anak sedini mungkin dan melakukan pencegahan dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, konsumsi makanan bernutrisi, sehat dan seimbang, termasuk ASI eksklusif, sekaligus melakukan vaksin PCV.


Vaksin PCV Cegah Anak Kena Pneumonia

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D., dalam acara Menuju Indonesia Emas 2045: Pfizer Indonesia dan IAKMI Dorong Generasi Sehat Bebas Pneumonia di Jakarta pada 18 November 2024, menyampaikan pentingnya ketersediaan obat dan vaksin inovatif untuk mendukung Indonesia yang lebih sehat.


“Ketersediaan vaksin pneumokokal yang inovatif dan efektif sangat dibutuhkan demi mencegah infeksi akibat pneumonia serta membantu mengurangi angka kematian akibat pneumonia pada kelompok rentan, seperti anak-anak dan lansia,” ujar Prof. Taruna.


Ia pun menambahkan bahwa BPOM juga berkomitmen untuk terus mempercepat proses registrasi obat dan vaksin baru dari 300 hari kerja menjadi 120 hari kerja, dan dari 120 hari kerja menjadi 90 hari kerja untuk pendaftaran melalui reliance pathway.


“Dengan imunisasi yang lengkap, anak akan terhindar dari penyakit pneumonia maupun penyakit berbahaya lain, seperti radang selaput otak dan radang telinga atau otitis, yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus. Imunisasi pneumokokus yang lengkap dapat menekan angka prevalensi pneumonia pada anak-anak; yang penting untuk mewujudkan generasi penerus yang sehat pada momentum Indonesia Emas 2045,” jelas Prof. Hartono Gunardi.

Baca juga: Pneumonia Salah Satu Penyebab Utama Kematian Bayi dan Balita



Orang Tua Juga Bisa Terkena Pneumonia

Selain tenaga kesehatan, orang tua juga memiliki peran penting dalam mendeteksi dan mencegah pneumonia, mengingat pneumonia dapat menyerang segala usia termasuk orang dewasa. Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-Al, FINASIM., Ketua Satuan Tugas (Satgas) Vaksinasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), menjelaskan bahwa pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang bersifat serius, khususnya pada populasi usia lanjut dan pasien dengan kondisi komorbid.


Data Riskesdas Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa penderita pneumonia meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pasien yang sudah terinfeksi pneumonia dan memerlukan perawatan di rumah sakit rata-rata menjalani perawatan selama 12 hari, dengan 14% di antaranya memerlukan perawatan di ICU.


“Ada berbagai faktor risiko yang memengaruhi terjadinya pneumonia pada orang dewasa, seperti faktor umur, pekerjaan, gaya hidup, dan kondisi kesehatan. Risiko pneumonia juga semakin tinggi apabila sebelumnya pasien sudah memiliki penyakit kronis,” jelas Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-Al, FINASIM.



Daya Tahan Tubuh Lemah, Rentan Terkena Pneumonia

Bakteri Pneumokokus yang merupakan salah satu penyebab pneumonia dapat menyerang seluruh kelompok usia dewasa. Hal ini bisa disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh seiring pertambahan usia. Oleh sebab itu, setiap orang dewasa perlu menjalani vaksinasi guna melindungi diri dari risiko pneumonia, sehingga dapat membantu mengurangi risiko rawat inap, biaya pengobatan yang tinggi, dan komplikasi yang mungkin timbul akibat pneumonia.


Selain orang dewasa dalam kategori usia lanjut, kelompok produktif (18-65 tahun) juga memiliki risiko terhadap penyakit pneumonia. Faktor seperti paparan polusi udara pada lingkungan kerja dapat meningkatkan risiko pneumonia pada usia produktif.


Pada kondisi pneumonia berat, pasien diharuskan untuk dirawat inap. “Hal ini mengakibatkan produktivitas perusahaan menurun karena karyawan mengambil lebih banyak hari untuk absen, sehingga karyawan kehilangan kesempatan untuk bekerja dengan maksimal,” ungkap Audi Lumbantoruan, Chairman of Human Resources and Business Technology Innovation (HRBTI).


Audi menekankan bahwa kesehatan karyawan merupakan tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan di perusahaan, termasuk dalam membangun lingkungan kerja yang sehat dan tempat kerja yang steril dari ancaman penyakit, termasuk pneumonia. Beberapa di antaranya adalah melalui inisiatif program vaksinasi pneumonia, serta edukasi rutin untuk karyawan dan pimpinan perusahaan terkait manfaat vaksin pneumonia bagi kesehatan.


Menutup sesi diskusi, Dr. Cri Sajjana Prajna Wekadigunawan, DVM., MPH., Ph.D, Bidang Humas dan Media PP IAKMI menyimpulkan bahwa imunisasi pneumonia memiliki peran yang penting untuk mewujudkan generasi sehat dan produktif di Indonesia. “Dalam memperingati Hari Pneumonia Sedunia 2024 ini, kami berharap masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya gaya hidup sehat dan vaksinasi sebagai langkah preventif melindungi diri dari pneumonia. Kami harap dengan adanya dorongan pemerintah untuk vaksinasi pneumonia untuk semua kategori usia, Indonesia dapat mewujudkan generasi penerus yang sehat dan produktif, demi menggapai Indonesia Emas 2045.” (AS)

Referensi

Press release Menuju Indonesia Emas 2045: Pfizer Indonesia dan IAKMI Dorong Generasi Sehat Bebas Pneumonia


  • # Bayi & Balita
  • # TBN 1 Tahun
  • # TBN Kesehatan
  • # Vaksin
  • # Pneumonia
  • # Pneumonia (Radang paru)