Vaksin Melindungi Anak dari Gejala Berat dan Rawat Inap Akibat Demam Berdarah
Ajang Mums Fesival Teman Bumil yang berlangsung sejak 26-28 Juli di Grand Atrium Kota Kasablanka, menghadirkan banyak talkshow edukasi tentang kehamilan, nutrisi, dan kesehatan. Salah satunya edukasi yang didukung PT Takeda Innovative Medicines bertema “Bye Bye DBD: 3M Plus dan Vaksin DBD Cara Terkini Terhindar dari Demam Berdarah.”
Acara ini bertujuan mengedukasi para orang tua dan masyarakat awam seputar bahaya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, gaya hidup, dan di mana seseorang tinggal.
Bedanya Demam Dengue (DB) dengan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue atau banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai DBD, merupakan penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus dengue dapat mengakibatkan dua kondisi, yaitu demam dengue dan demam berdarah dengue.
Dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A, spesialis dokter anak yang menjadi pembicara pada sesi talk show menyampaikan, demam dengue biasanya cenderung menimbulkan gejala ringan, ditandai dengan demam secara tiba-tiba dan berbagai gejala yang tidak spesifik, termasuk sakit kepala bagian depan, nyeri retro-orbital, nyeri tubuh, mual dan muntah, nyeri sendi, lemas, dan ruam.
Sementara Demam Berdarah Dengue biasanya dapat menyebabkan gejala yang berat seperti perdarahan kulit, termasuk yang paling umum terjadi adalah petekie dan purpura, bersama dengan perdarahan gusi, epistaksis, menoragia, dan perdarahan saluran cerna.
“DBD adalah penyakit yang mengancam jiwa dan mengintai setiap orang. Seseorang bisa terinfeksi DBD lebih dari sekali, dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah, bahkan bisa berujung pada kematian. Apalagi, menurut data Kementerian Kesehatan, setiap hari, dua orang meninggal karena DBD. Untuk itu, kita semua perlu lebih waspada, terutama pada pagi dan sore hari saat nyamuk biasanya menggigit, yaitu waktu di mana kita paling aktif,” jelas dr. Nunki.
Menurut dr. Nunki, DBD bukan hanya masalah individu, tetapi masalah komunitas. Risiko DBD lebih tinggi di daerah yang padat penduduknya seperti daerah pemukiman perkotaan.
Orang yang terinfeksi dengue tidak hanya berisiko terhadap kesehatannya sendiri, tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue. Ketika nyamuk menggigit seseorang yang memiliki virus dengue dalam darahnya, nyamuk tersebut akan terinfeksi dan kemudian dapat menularkan virus kepada orang sehat melalui gigitannya. Perlu diingat bahwa dengue tidak dapat menyebar langsung dari satu orang ke orang lainnya namun melalui nyamuk untuk transmisi virus dengue.
Jadi, Mums dan Dads yang memiliki buah hati, lalu digigit oleh nyamuk pembawa virus dengue, perlu berhati-hati karena dapat menularkan kepada di kecil di rumah.
Fase DBD dan Masa Kritis
DBD sendiri terdiri dari tiga fase, yaitu fase demam tinggi di 1-3 hari pertama, fase kritis pada hari ke-4 dan 5, dan fase penyembuhan, yaitu di hari ke-6 dan 7.
“Waspada pada fase kritis, karena pasien dapat mengalami pendarahan dan syok yang membahayakan nyawa,” jelas dr. Nunki.
Penyakit DBD memberikan dampak dan tekanan yang besar bagi para keluarga. Ketakutan dan kekhawatiran karena anak atau orang tua harus dirawat di rumah sakit menunjukkan betapa pentingnya setiap langkah pencegahan dalam menanggulangi permasalahan DBD.
Langkah-langkah seperti gerakan 3M Plus sangat membantu dalam meminimalkan risiko melalui pengendalian vektor nyamuk. Namun, cara inovatif lain untuk memberikan perlindungan lebih baik juga perlu dipertimbangkan, salah satunya melalui vaksinasi.
Vaksin DBD Dua Dosis
Saat ini, masih belum ada pengobatan yang khusus untuk menyembuhkan DBD. Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer). Oleh karena itu, dibutuhkan pencegahan yang komprehensif agar kita dapat terhindar risiko DBD parah dan kematian.
Menurut dr, Nunki, pencegahan inovatif vaksin DBD yang saat ini tersedia di Indonesia diperuntukkan bagi kelompok usia 6-45 tahun, dapat diberikan terlepas dari paparan DBD sebelumnya, serta dapat diakses secara mandiri oleh masyarakat. Vaksin DBD adalah salah satu langkah krusial untuk meningkatkan perlindungan, baik bagi anak-anak maupun orang dewasa.
“Tetapi, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan. Dengan memberikan perlindungan ‘dari dalam’ kepada seluruh anggota keluarga, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dari risiko DBD parah dan perawatan di rumah sakit,” tutup dr. Nunki.
Vaksin DBD sudah tersedia di semua klinik, rumah sakit, atau praktek dokter di seluruh Indonesia. Mums bisa mencari lokasi terdekat di Cegahdbd.com. Vaksin diberikan dua dosis dengan dengan jarak antardosis 3 bulan.
-
# Demam Berdarah
-
# Demam Berdarah Dengue (DBD / DHF)
-
# Vaksin Dengue
-
# Vaksin