Fitri Syarifah
21 Mei 2024
shutterstock

Jangan Panik, Pendarahan Saat Hamil Belum Tentu Keguguran

Siapa yang tidak cemas jika mengalami pendarahan saat hamil? Pikiran yang muncul pertama kali jika itu terjadi mungkin pertanyaan apakah Mums sedang mengalami keguguran. Kabar baiknya, Mums mungkin tidak perlu berasumsi yang terburuk.

Terkadang pendarahan atau flek saat hamil bukan menandakan keguguran.

Menurut sebuah artikel yang diterbitkan di American Academy of Family Physicians, hampir 1 dari 4 orang hamil akan mengalami pendarahan saat hamil trimester pertama, namun hanya sekitar setengah dari kasus tersebut yang berakhir dengan keguguran.

Penyebab Pendarahan saat Hamil

Berikut ini beberapa penyebab pendarahan saat hamil selain karena keguguran.

1. Implantasi Embrio pada Dinding Rahim

Terkadang sulit untuk membedakan pendarahan implantasi dari menstruasi, terutama karena pendarahan ini cenderung terjadi pada waktu yang sama dengan perkiraan menstruasi Mums. Yang lebih membingungkan, flek ini bisa menyerupai menstruasi yang sangat ringan atau bercak yang terjadi sebelum menstruasi.

Sebelum menstruasi, lapisan rahim yang dikenal sebagai endometrium menebal karena terbentuk jaringan pembuluh darah. Hal ini karena rahim bersiap mendukung kehamilan. Setelah sel telur dibuahi, sel telur tersebut bergerak menuruni saluran tuba dan memasuki rahim dan menempel pada lapisan yang menebal ini. Proses ini adalah implantasi.

Selama masa ini, sel telur yang telah dibuahi berkembang menjadi blastokista, tahap paling awal perkembangan embrio. Saat blastokista menempel pada lapisan rahim, hal itu dapat sedikit memengaruhi pembuluh darah di endometrium dan menyebabkan pendarahan ringan yang akhirnya keluar sebagai flek di vagina.

Biasanya, pendarahan implantasi hanya terjadi dalam waktu singkat, biasanya paling lama hanya beberapa jam hingga satu atau dua hari. Alih-alih aliran darah yang konsisten, aliran darahnya mungkin terputus-putus.

2. Iritasi atau infeksi

Pendarahan yang terjadi di akhir kehamilan, khususnya pada trimester kedua atau ketiga, juga dapat disebabkan oleh berbagai hal yang tidak menyebabkan keguguran atau lahir mati, seperti perubahan serviks. Misal, muncul atau tumbuh membesarnya polip alias jaringan lunak yang meradang karena infeksi pada serviks. 

Infeksi dapat mengiritasi atau meradang leher rahim dan membuatnya lebih mungkin mengalami pendarahan, terutama setelah Mums berhubungan seks. Selain karena sekss, infeksi yang menyebabkan pendarahan diantaranya: Klamidia, Gonorea, Herpes, Infeksi jamur, Trikomoniasis.

3. Berhubungan seks

Seks saat hamil memiliki segudang manfaat, mulai dari menurunkan tekanan darah hingga meningkatkan keintiman dalam hubungan Mums Tapi, kegiatan tersebut bisa memicu pendarahan, umumnya karena tingkat hormon progesteron meningkat sepanjang masa kehamilan. Pada gilirannya, pembuluh darah menjadi lebih besar dan rapuh.

Penetrasi vagina dapat menyebabkan pembuluh darah di leher rahim pecah, terutama jika penis bersentuhan dengan leher rahim. Maka penting untuk diketahui bahwa seks saat hamil dalam bentuk apapun tidak menyebabkan keguguran, plasenta previa, atau kondisi berbahaya lainnya. Namun, jika Mums memiliki salah satu kondisi tersebut, dokter mungkin ingin Mums menghindari seks atau mencapai orgasme.

4. Plasenta Previa dan Solusio Plasenta

Plasenta previa adalah ketika plasenta menutupi seluruh atau sebagian serviks, sedangkan solusio plasenta adalah ketika plasenta terpisah dari rahim. Dua hal ini terkadang menyebabkan perdarahan. Itulah kenapa jika Mums didiagnosis mengalami salah satu dari dua kondisi ini, dokter akan menyarankan menghindari penetrasi vagina. Atau jika di trimester akhir masih belum ada perbaikan, akan berbahaya jika memaksa prosedur lahir normal.

5. Hematoma subkorionik 

Disebut juga perdarahan subkorionik, perdarahan jenis ini bisa terjadi ketika lapisan luar kantung ketuban terpisah dari dinding rahim. Biasanya tidak berbahaya dan berhenti dengan sendirinya.

Kumpulan kecil darah seperti ini pada tahap awal biasanya tidak berbahaya. Namun jika kumpulan darahnya lebih banyak, maka akan membutuhkan waktu lebih lama untuk diserap kembali, atau hilang. Hal ini dapat meningkatkan risiko keguguran atau persalinan prematur, sehingga dokter Anda mungkin ingin memeriksakannya secara rutin dengan USG.

6. Kehamilan ektopik 

Pendarahan awal kehamilan juga dapat memperingatkan terjadinya kehamilan ektopik yaitu ketika embrio tertanam di luar rahim, biasanya di salah satu saluran tuba.

Terkadang pendarahan adalah satu-satunya tanda, namun gejala umum lainnya termasuk nyeri di perut dan panggul. Kehamilan ektopik bisa mengancam jiwa, jadi segera beri tahu dokter jika Mums mengalami pendarahan atau nyeri sedang hingga parah pada trimester pertama.

7. Kehamilan mola atau hamil anggur

Komplikasi langka ini terjadi ketika plasenta tidak berkembang dengan baik dan tidak dapat menopang embrio. Kehamilan anggur bisa menjadi hal yang serius dan memerlukan pengobatan segera.

Cara Mengatasi Pendarahan saat Hamil

Jika Mums mengalami pendarahan saat hamil di trimester berapa pun, Mums sebaiknya melakukan hal ini:

  1. Hubungi penyedia layanan kesehatan. Hubungi dokter kandungan atau bidanuntuk mendiskusikan gejala yang Mums alami dan segera buat janji konsultasi.

  • Catat waktu dan durasinya. Catatlah kapan pendarahan mulai terjadi dan aktivitas apa saja yang mungkin berkontribusi terhadap pendarahan tersebut. Misalnya, apakah Mums melakukan hubungan seksual melalui vagina dalam 24 jam terakhir atau apakah Mums pernah melakukan pemeriksaan vagina baru-baru ini?.

  • Catat jumlahnya. Pasang pembalut atau pantyliner untuk penyerapan dan sebagai alat untuk mengukur volume darah yang keluar. Dokter mungkin menanyakan seberapa cepat Mums harus mengganti pembalut sebagai cara untuk menentukan berapa banyak pendarahan yang Mums alami.

  • Perhatikan warnanya. Dokter mungkin ingin tahu apakah warna darahnya merah cerah, merah muda, coklat, atau di antara keduanya.

  • Istirahat. Sambil menunggu kabar dari dokter, cobalah duduk, rebahan, dan jangan lupa minum segelas besar air.

  • Perhatikan gejala lainnya. Kenali apakah Mums mengalami gejala lain, seperti kontraksi, nyeri punggung, mual, perubahan penglihatan, atau penurunan aktivitas bayi.

  • Mums, ingat bahwa pendarahan saat hamil yang bukan merupakan tanda keguguran umumnya pendarahan yang sangat ringan, mirip dengan apa yang mungkin Mums alami di awal atau akhir menstruasi. Ini akan terlihat seperti tetesan kecil darah di pakaian dalam, warnanya bervariasi dari merah jambu, merah, hingga coklat. Bercak kehamilan sering terjadi, terutama pada tiga bulan pertama.

     

    Referensi:

    • # Kehamilan
    • # Ibu hamil
    • # Hamil
    • # TBTrimester1
    • # TBMinggu7
    • # TB Kesehatan