Mengenal Pola Asuh Otoriter: Kekurangan dan Kelebihannya
Setiap keluarga memiliki pola asuh yang berbeda. Ada yang menerapkan pola asuh permisif, ada pula yang menggunakan pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter lebih dominan diterapkan pada keluarga terdahulu.
Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, kini pola asuh otoriter cenderung lebih sedikit dijumpai. Hal ini bisa jadi karena wawasan parenting para orang tua saat ini sudah lebih baik. Sehingga mereka bisa memilih mana jenis pola asuh yang akan diterapkan pada keluarganya.
Kekurangan Pola Asuh Otoriter
Tidak ada yang sempurna dalam sebuah pola asuh terhadap anak-anak. Termasuk pola asuh otoriter ini. Ada sejumlah kekurangan yang ada pada pola asuh otoriter, di antaranya :
1. Tuntutan tinggi
Banyaknya aturan dalam pola asuh otoriter adalah ciri utamanya. Aturan ini berlaku di hampir semua aspek kehidupan dan perilaku anak, baik di rumah maupun di luar. Memiliki banyak aturan tidak tertulis yang wajib dipatuhi.
2. Minimnya kehangatan
Keluarga yang hangat cenderung sulit ditemukan pada pola asuh otoriter. Orang tua terkesan tampak dingin, acuh, dan keras terhadap anak-anaknya. Mereka lebih sering mengomel daripada memberikan bimbingan atau dorongan apalagi pujian pada anaknya. Bagi orang tua, disiplin adalah hal utama ketimbang memberikan kelonggaran apalagi kesempatan untuk bersenang-senang.
3. Hukuman tanpa penjelasan
Sering kali hanya sedikit penjelasan terhadap hukuman yang diberikan, bahkan tidak sama sekali. Biasanya tidak keberatan menggunakan hukuman fisik, baginya ini akan memberikan efek jera dan mendisiplinkan anak.
4. Pilihan terbatas
Pola asuh otoriter hanya memberikan sedikit opsi bahkan tidak sama sekali. Sehingga membuat anak tidak leluasa menentukan pilihan. Orang tua menetapkan aturan “cara saya atau tidak sama sekali” dalam hal disiplin. Tidak ada ruang negosiasi.
5. Tidak percaya anak
Orang tua dengan pola asuh otoriter tidak percaya pada kemampuan anak-anaknya. Tidak ada kebebasan pada anak untuk berbuat atau membuktikan kemampuannya. Alih-alih memberikan kepercayaan atau kebebasan, justru malah mengawasi dan mengontrol dengan ketat.
Kelebihan Pola Asuh Otoriter
Di balik segala kekurangannya, ada sejumlah kelebihan pola asuh otoriter yang mau tidak mau harus diakui. Namun, kelebihan pola asuh otoriter ini sangat subjektif tergantung dari kondisi dan seberapa besar tingkat pola asuh otoriter yang diterapkan.
Berikut ini kelebihan pola asuh otoriter yang perlu Mums ketahui, di antaranya :
1. Disiplin
Harus diakui salah satu kelebihan pola asuh otoriter adalah membentuk anak-anak memiliki disiplin yang tinggi. Hal ini tentu saja tidak bisa didapatkan dari pola asuh permisif yang lebih cenderung memberikan kebebasan. Disiplin dari pola asuh otoriter memang patut dicontoh.
2. Melatih motivasi
Anak-anak dengan pola asuh otoriter cenderung memiliki motivasi yang tinggi, karena ketatnya lingkungan pengasuhan yang membuat anak harus selalu melakukan yang terbaik dan menghindari kesalahan. Kondisi ini tentu saja memotivasi anak untuk selalu menjadi lebih baik.
3. Fokus pada tujuan
Salah satu kelebihan dari pola asuh otoriter adalah membentuk anak memiliki fokus yang jelas terhadap tujuan hidupnya. Dalam hal ini anak dituntut untuk mencapai target yang sudah ditentukan. Tidak mudah terdistrak atau terganggu dengan hal lain di luar target itu sendiri.
4. Memupuk tanggung jawab
Anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter tahu mana batasan tanggung jawabnya. Hal ini tidak terlepas dari disiplin tinggi dan konsekuensi atau hukuman yang diberikan. Lepas dari berat ringannya hukuman atas kesalahan yang dilakukan, ini mengajarkan anak untuk bertanggung jawab pada kesalahan dan siap menerima hukuman.
5. Patuh pada aturan
Berbeda dengan pola asuh permisif, pola asuh anak otoriter ada akhirnya pola asuh otoriter ini membuat anak mau tidak mau mematuhi aturan yang sudah ditetapkan. Suka atau tidak suka, tidak ada pilihan bagi anak selain mematuhi aturan dari orang tua. Budaya mematuhi aturan ini akan membentuk karakter anak menjadi lebih kuat.
Mums, itulah kelebihan dan kekurangan pola asuh otoriter. Tentu, semua tergantung pada pilihan masing-masing orang tua, dalam menentukan pola asuh anak seperti apa yang akan digunakan dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya.
Sebab setiap keluarga memiliki nilai-nilai tersendiri. Namun, satu hal yang pasti, pola asuh tidak terlepas dari budaya dan kehidupan setiap generasi. Bisa jadi pola asuh otoriter tidak lagi relevan diterapkan pada generasi saat ini yang cenderung lebih terbuka dan demokratis.
Untuk Mums yang ingin mendapatkan referensi soal pola asuh anak, Mums dapat berdiskusi lewat fitur Komunitas di aplikasi Teman Bumil dan dapatkan wawasan kebaruan soal pengasuhan si Kecil.
Referensi :
Verywellmind. what-is-authoritarian-parenting
-
# Tumbuh Kembang
-
# Keluarga
-
# Pola Asuh