Ella Nurlaila
10 Januari 2025
shutterstock

Arti di Balik Tren Marriage is Scary

Akhir-akhir ini, ramai di media sosial tentang tren “Marriage is Scary” atau pernikahan adalah hal yang menakutkan. Mungkinkan ini jadi pemicu anak muda sekarang enggan menikah? Sebelumnya tidak jelas sumber tren ini, namun fenomena di mana semakin banyak korban pernikahan yang gagal mulai speak up tentang drama rumah tangga, masyarakat pun bisa menarik sebuah garis merah bahwa pernikahan bisa jadi menakutkan, atau tidak seindah yang dibayangkan. 


Banyak influencer yang mengalami kekerasan dalam rumah tanggal (KDRT), atau mengumbar perselingkuhan suami. Hal inilah yang memicu tren  Marriage is Scary.

Baca juga: 12 Penyebab Pertengkaran Tersering di Rumah Tangga

Takut Menjelang Pernikahan, Wajar

Di era modern dan terbuka seperti sekarang, wawasan masyarakat akan pernikahan mungkin lebih terbuka. Menikah tidak hanya menyatukan dua orang dalam rumah tangga semata, namun ada banyak juga pengorbanan untuk mewujudkan pernikahan yang bahagia. Wajar, dengan kasus semakin banyak kasus dalam pernikahan, anak-anak muda memilih untuk tidak menikah. 

Bahkan kedua orang yang sudah mengenal lama di tahap pacaran atau tunangan pun tetap merasa khawatir terkait dengan kondisi kehidupan pernikahan nanti. Sebagian pasangan bisa mengatasi ketakutan akan pernikahan, namun banyak yang akhirnya memutuskan untuk tidak menikah. 

Penyebab Tren Marriage is Scary

Pernikahan yang dianggap menakutkan sehingga membuat orang mundur, banyak pemicunya. Bisa saja dipengaruhi oleh trauma diri sendiri, lingkungan, dan media sosial. Inilah beberapa penyebab mengapa “marriage is scary”,  menjadi terkenal dan orang pun berpikir dua kali untuk menikah:

1. Takut gagal

Semua orang takut dengan kegagalan, apalagi kegagalan pernikahan yang berujung pada perpisahan. Penyebab takut gagal ini bisa karena trauma masa lalu atau pengalaman orang tua yang bercerai. Trauma ditambah fenomena sosial dan media sosial tentang perselingkuhan atau KDRT semakin membuat pernikahan tampak menakutkan. 

2. Masa depan suram

Pernikahan membutuhkan banyak pengorbanan dan persiapan. Mulai dari finansial hingga mental. Ketika seseorang merasa belum mapan secara finansial, maka pernikahan menjadi hal yang menakutkan. Masa depan sendiri saja belum jelas, apalagi jika harus menentukan masa depan pasangan, dan juga anak. 

3. Tekanan untuk menikah

Kapan menikah? Ini adalah pertanyaan paling menakutkan bagi orang yang belum menikah. Apalagi jika yang menanyakan adalah orang tua atau orang terdekat. Ini akan membuat tekanan sosial yang berat, baik pada laki-laki maupun perempuan. 

4. Kehilangan kebebasan

Setelah menikah, kebebasan akan jauh berkurang. Bagi orang yang biasa hidup bebas dan tidak banyak dibatasi aturan atau larangan, tentu pernikahan menjadi menakutkan baginya. Apalagi pernikahan ini adalah komitmen jangka panjang. 

5. Hidup berubah

Dunia pernikahan menjadi dunia yang sangat berbeda bagi sebagian orang. Seseorang yang sudah mapan dan ada di zona nyaman, umumnya berpikir keras ketika harus beradaptasi dengan hadirnya pasangan yang akan bersamanya seumur hidup. Bisa jadi mereka memutuskan untuk tetap berhubungan tanpa status pernikahan.

6. Belum siap

Menunda pernikahan adalah bentuk dari ketakutan menikah.  Ini bukan masalah umur, namun juga kesiapan akan komitmen jangka panjang, finansial, dan mental. 

Dampak “Marriage is Scary”


Tren marriage is scary mempengaruhi pola pikir masyarakat, terlebih anak muda. Seseorang akan menjadikan tren ini sebagai pertimbangan untuk menikah. Bisa jadi banyak yang memilih untuk hidup bersama tanpa ikatan pernikahan atau menunda pernikahan sampai benar-benar siap.

Narasi negatif akan pernikahan ini jika dipaparkan terus menerus, akan memperbesar ketakutan generasi muda yang akhirnya mereka ragu. Hal ini dapat memengaruhi hingga generasi selanjutnya. Sudah terjadi di negara maju seperti Jepang dan Korea di mana makin jarang orang menikah dan punya anak. Alhasil, angka kelahiran merosot tajam dan memicu krisis penduduk.

Artikel seputar kehidupan rumah tangga dan solusinya juga bisa Mums dapatkan di aplikasi Teman Bumil. Mums juga berkonsultasi dengan psikolog dan sharing dengan sesama Mums di komunitas Teman Bumil.


  • # Hubungan
  • # Pernikahan
  • # Keluarga