Eka Amira
28 Januari 2025
shutterstock

Anak Suka Memukul saat Marah, Jangan Dibiarkan Mums!

Pasti kaget dan kesal rasanya ya Mums saat melihat anak suka memukul, terutama saat marah. Namun, sebenarnya, ini adalah bagian normal dari perkembangannya. Keterampilan berbahasa yang baru berkembang, keinginan kuat untuk menjadi mandiri, belum tumbuhnya empati, dan kendali impuls yang belum berkembang menjadikan balita rentan memukul. Namun, bukan berarti Mums harus mengabaikannya. Jelaskan kepada si kecil bahwa perilaku itu tidak dapat diterima, bantu dia memberi label pada perasaannya, dan tunjukkan cara lain untuk mengekspresikan diri.

Baca juga: 7 Cara Positif Menghadapi Anak yang Banyak Bertanya

Mengapa Anak Suka Memukul

Balita belum memiliki kemampuan berbahasa untuk mengekspresikan kebutuhannya, sehingga dapat menyebabkan frustrasi dan perilaku agresif. Memukul dan perilaku negatif serupa biasanya mencapai puncaknya pada usia 2 atau 3 tahun, ketika balita sudah mempunyai banyak perasaan yang besar tetapi belum mampu menggunakan bahasa untuk mengekspresikan diri. Berikut beberapa penyebab anak suka memukul:

1. Menguji batasan

Balita melakukan hal negatif, seperti memukul, berteriak, melempar makanan, dan sebagainya untuk menguji batas-batas apa yang dapat diterima. Ini merupakan bagian dari proses pembelajaran balita.

2. Kontrol impuls terbatas

Balita kesulitan menahan diri untuk tidak memukul atau menggigit saat ia merasa frustrasi. Kemampuan untuk mengendalikan impuls mungkin baru berkembang sepenuhnya ketika mereka mendekati usia 4 tahun.

3. Merasa frustrasi

Balita baru mulai mempelajari keterampilan sosial yang penting, seperti menunggu, bergiliran, dan berbagi. Anak mungkin merasa frustrasi jika ada anak lain yang mengambil mainannya atau harus mengantre untuk bermain di taman.

4. Kewalahan

Jika balita terlalu terstimulasi, stres, marah, sedih, atau mempunyai perasaan yang berlebihan, mereka mungkin akan mengungkapkannya dengan cara memukul.

5. Menjelajahi dunia

Balita mungkin ingin menjelajahi lingkungan sekitarnya. Mereka mungkin menyukai suaranya atau ingin melihat bagaimana orang-orang di sekitar mereka bereaksi atas tindakan si kecil.

6. Mencari perhatian

Terkadang, balita memukul sebagai cara untuk mendapatkan perhatian orangtua atau pengasuhnya.

7. Menyentuh terlalu keras

Terkadang, balita sebenarnya tidak berniat untuk memukul, lho. Mereka mungkin mencoba mengelus, tetapi karena terlalu semangat atau karena kemampuan motorik halusnya yang masih berkembang, elusan tersebut justru menjadi pukulan.

8. Tantrum

Saat balita mengalami emosi yang hebat, mereka mungkin gagal mengendalikan perilakunya. Saat tantrum, balita mungkin akan memukul, membentak, menggigit, atau melempar barang.

9. Pembelaan diri

Balita mungkin akan memukul ketika orang lain menyakiti atau menakutinya, termasuk ketika orangtuanya mencoba memukulnya.

10. Meniru agresi

Bisa jadi, anak memukul karena mereka melihat orang lain memukul, terutama jika orangtuanya memukul mereka atau orang lain.

11. Tidak mengerti bahwa itu perbuatan buruk

Terkadang, balita melakukan sesuatu tanpa alasan. Ini karena mereka hanya ingin melihat apa yang akan terjadi dan belum memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Agar Anak Tidak Memukul

Anak suka memukul bukan berarti nakal ya, Mums. Ini merupakan bagian dari perkembangannya. Meskipun begitu, bukan berarti ini boleh dibiarkan. Anak harus diajari bahwa perilaku ini salah dan harus segera dihentikan.

Berikut strategi yang bisa Mums gunakan agar anak tidak memukul dan melakukan tindakan negatif lainnya:

1. Carilah polanya

Amati kapan anak paling mungkin melakukan pukulan. Dengan mengidentifikasi pemicunya, kemungkinan besar Mums dapat menghentikannya sebelum hal itu terjadi, baik dengan menawarkan pilihan lain, atau secara fisik menghentikan mereka dari tindakan tersebut.

2. Perkuat perilaku yang baik

Jangan hanya memberikan perhatian pada anak ketika mereka sedang marah atau menangis! Berikan juga perhatian saat mereka sedang bersikap baik. Misalnya, dengan memberikan pujian, memeluk, atau afirmasi positif lainnya.

3. Berhati-hatilah dengan apa yang mereka tonton

Anak adalah peniru yang andal. Jika kartun, video game, dan media lain yang ditonton anak berisi teriakan, pukulan, ancaman, dan sebagainya, anak mungkin akan belajar menirunya. Pilihlah media yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan usianya, terutama jika anak terlihat rentan terhadap perilaku yang menantang.

4. Jaga agar anak tetap aktif

Anak-anak dipenuhi dengan energi dan semangat. Namun, jika mereka tidak mendapat kesempatan untuk menyalurkan energinya, ini bisa bermanifestasi menjadi pukulan dan teriakan. Jika anak tampak sangat bersemangat, beri mereka banyak waktu untuk bermain, berjalan-jalan, atau bersantai, sebaiknya di luar ruangan.

Anak suka memukul saat marah adalah hal yang wajar dan bukan berarti mereka nakal. Jika anak melakukan ini, tetaplah bersikap tenang dan buat anak berhenti memukul. Jangan balas perilaku ini dengan teriakan atau pukulan, ya, Mums! Dengan pendekatan yang lembut dan sedikit kesabaran, balita akan memahami bahwa memukul adalah perilaku yang salah dan akan segera menghentikannya.

Referensi:

  • # Parenting
  • # Batita & Balita
  • # Psikologi Anak
  • # TB Tumbuh Kembang