7-10 Ibu di Indonesia Korban 'Mom-Shaming', Kebanyakan dari Keluarga Sendiri!
Sebuah studi menunjukkan bahwa sebanyak 7 dari 10 ibu di Indonesia mengalami ‘mom-shaming’. Studi yang dilakukan oleh Health Collaborative Center ini berlangsung sejak Maret 2024 dan melibatkan sekitar 892 ibu di Indonesia sebagai responden. Studi ini juga ditemukan bahwa kebanyakan orang yang melakukan mom-shaming adalah orang terdekat atau keluarga sendiri.
Dari studi ini bisa dilihat bahwa cukup banyak Mums yang mengalami mom-shaming. Mom-shaming adalah tindakan bullying seperti mengkritik dan mempermalukan seorang ibu terkait caranya membesarkan anak.
Mom-shaming merupakan tindakan negatif yang dampaknya bisa fatal pada banyak Mums, seperti stres dan depresi. Ada banyak kasus dimana seorang ibu sampai melukai dan membunuh anaknya karena mengalami depresi.
Maka itu, kalau Mums mengalami mom-shaming dan memiliki gejala stres atau depresi, segera minta bantuan ya, Mums.
Apa Itu Mom-shaming?
Mom-shaming adalah tindakan bullying terhadap seorang ibu terkait gaya parenting atau caranya membesarkan anaknya. Mom-shaming bisa dilakukan secara sengaja untuk melukai hati seorang ibu atau tidak sengaja. Mom-shaming bisa terjadi secara langsung atau di sosial media.
Beberapa contoh tindakan mom-shaming diantaranya:
Mengomentari bentuk tubuh Mums setelah melahirkan
Mengkritik keputusan Mums dalam menyusui
Mengomentari pilihan Mums untuk bekerja/tidak bekerja setelah melahirkan
Membandingkan tumbuh kembang anak Mums dengan anak lain
Mom-shaming bisa berdampak negatif pada kesehatan mental Mums yang mengalaminya, khususnya para new Mums. Mereka biasanya mulai meragukan dan mempertanyakan keputusan yang diambil sendiri yang berhubungan dengan anak mereka.
Ketika Mums merasa tidak bisa mencapai ekspektasi yang tidak realistis, maka Mums pasti akan merasa kecewa, gagal, dan menjadi tidak percaya diri dengan kemampuan Mums dalam membesarkan si Kecil. Hal ini bisa menyebabkan Mums mengalami stres, cemas, dan depresi.
Apa yang Perlu Dilakukan Jika Menerima Perlakuan Mom-shaming?
Bagaimana cara menghadapinya tergantung dari siapa yang melakukan tindakan mom-shaming ini terhadap Mums. Yang pertama bisa Mums lakukan adalah coba berpikir dan tanyakan kepada diri sendiri apakah yang dikatakan orang lain tersebut benar atau tidak.
Sisihkan dulu sakit hati yang Mums alami, dan coba merefleksi apakah Mums setuju atau tidak dengan apa yang orang tersebut katakan. Kalau Mums setuju, Mums bisa melakukan perubahan. Kalau tidak setuju, lanjutkan sesuai apa yang Mums lakukan selama ini.
Yang kedua, kalau mom-shaming yang dilakukan di sosial media, sebaiknya Mums unfollow atau block akun yang melakukan mom-shaming, kemudian hapus komentarnya. Mungkin Mums ingin membalas omongan orang tersebut, namun kalau bukan keluarga atau teman dekat, lebih baik abaikan saja.
Namun, kalau yang melakukan mom-shaming anggota keluarga atau teman atau orang yang Mums kenal, Mums punya hak untuk membantah komentarnya. Beri tahu ke orang tersebut bahwa Mums tidak menghargai kata-kata dan komentar tersebut, minta agar ia berhenti berkata seperti itu.
Kalau ia masih juga, sebaiknya Mums keluar dari percakapan atau bahkan meninggalkan ruangan. Hanya karena ia seorang teman atau keluarga, bukan berarti Mums harus membiarkannya mempermalukan Mums.
Mums perlu selalu ingat bahwa tanpa peduli tentang siapa yang berkomentar tentang cara Mums membesarkan si Kecil, pada akhirnya Mums yang tahu apa yang terbaik untuk anak dan keluarga Mums.
Kalau Mums merasa stres, tertekan, dan mengalami gejala depresi akibat mom-shaming, segera minta bantuan dan konsultasi ke dokter atau psikolog.
Sumber:
Hammond Psychology. Mom-Shaming: Why We Do It and How to Deal with It.
Agenda Integrated Health. WHAT IS MOM SHAMING?.
-
# TBN 1 Tahun
-
# TBN 2 Tahun
-
# TBN 0-6 Bulan