Ella Nurlaila
14 Maret 2024
shutterstock

10 Gejala Stres pada Remaja yang Harus Diwaspadai

Sama seperti orang dewasa, remaja juga rentan mengalami problem kesehatan mental dalam bentuk stress. Stress pada remaja ini tidak hanya membuat mentalnya terguncang, namun juga bisa berdampak pada kondisi fisiknya. 


Sebab stress pada remaja cenderung membuatnya mengabaikan kesehatan fisiknya sehingga bisa berdampak fatal. Karena itu kenali gejala stress pada remaja segera mungkin. Jangan biarkan dia berlarut-larut tenggelam dalam masalah yang dihadapinya. 


10 Gejala Stress pada Remaja yang Paling Umum 

Untuk memudahkan identifikasi tentang stress pada remaja, berikut ini 10 gejala stress pada remaja yang perlu dipahami. Gejala umum ini dialami remaja dalam rentang berbagai usia. Jika remaja mengalami satu atau lebih dari 10 gejala berikut ini, segera lakukan tindakan yang tepat untuk membantunya : 


1.Sakit kepala dan perut 

Salah satu manifestasi stress pada remaja yang paling sering terjadi adalah sakit kepala dan sakit perut atau salah satunya. Rasa sakit yang ditimbulkan biasanya cenderung mendadak seiring datangnya stressor. 


2. Gangguan tidur 

Tenggelam dalam problem yang dihadapi membuat remaja mengalami gangguan tidur. Bentuknya bisa kurang tidur karena terlalu memikirkan masalahnya, atau terlalu banyak tidur dari biasanya. Sepulang sekolah langsung tidur atau saat weekend tidur sepanjang hari sebagai bentuk menghindari stress. 


3. Prestasi akademik menurun 

Konsentrasi dan fokus jadi hal berikutnya yang dikorbankan dari stress pada remaja. Jika remaja mengalami kemunduran akademis yang cukup signifikan atau tidak biasa, saatnya menanyakan kondisi mentalnya. 


4. Lebih sensitif 

Stress pada remaja membuatnya lebih sensitif dari biasanya. Jika hal kecil memicu ledakan emosi yang tidak biasa, saatnya mencurigai jangan-jangan ia sedang mengalami masalah yang serius. 


5. Menyendiri 

Stress pada remaja membuatnya menarik diri dari pergaulan, menyendiri dan menjauh dari keramaian. Jika remaja mengalami perubahan sosial seperti ini, patut diwaspadai ada sesuatu yang terjadi pada dirinya. Segera lakukan intervensi agar bisa diatasi sedini mungkin. 


6. Sering sakit 

Manifestasi problem mental sangat mungkin berdampak pada gangguan kesehatan dan membuatnya rentan sakit. Stress pada remaja juga jadi alasan kuat dirinya menjadi sering sakit dari biasanya. Karena kondisi mentalnya memengaruhi perilaku termasuk dalam urusan pemenuhan kebutuhan dasar tubuh seperti makan, tidur dan istrirahat. Sehingga imunitasnya rendah dan rentan sakit. 


7. Perubahan perilaku negatif 

Gejala ini biasanya muncul karena stressor yang dialami remaja membuatnya menjadi tidak bisa mengendalikan diri. Sehingga muncul perilaku negatif seperti bolos sekolah, balas dendam hingga tindakan kekerasan. 


8. Gangguan konsentrasi 

Stress pada remaja membuatnya memikirkan banyak hal sehingga tidak bisa fokus pada satu hal. Gangguan fokus atau konsentasi ini terjadi karena mudah teralihkan pada masalah yang sedang dialaminya sehingga remaja sulit konsentrasi pada pelajaran maupun rutinitas hariannya. 


9. Persepsi negatif 

Munculnya persepsi negatif yang tidak biasa, menjadi salah satu gejala stress pada remaja yang sering terjadi. Misalnya dia beranggapan tidak ada yang mau peduli dengannya, sekalipun terdengar ringan, tapi jika diucapkan berulang-ulang itu tandanya ia tidak sedan baik-baik saja. 


10. Gangguan cemas 

Manfestasi dari gangguan cemas ini salah satunya muncul kekhawatiran yang berlebihan terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi. Stress pada remaja membuatnya mengkhawatirkan hal buruk yang mungkin menimpanya. Kecemasan yang tidak beralasan ini menjadi salah satu gejala stress pada remaja yang perlu diwaspadai. 


Cara Mengatasi Stress pada Remaja 

Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi stress pada remaja yang bisa dilakukan orangtua. Di antaranya, mengakui bahwa realitas ini benar terjadi dan sedang dirasakan. Jangan membantah apalagi mengabaikannya. Sebab, cara pertama untuk mengatasi stress adalah berdamai dengan stress tersebut melalui penerimaan diri. 


Kedua, cari tahu apa saja pemicunya. Dengan mengetahui penyebab utamanya maka obatnya akan lebih mudah ditemukan. Ketiga, cari solusinya. Hal ini bisa dilakukan dengan bantuan orangtua atau teman dekat. Stress pada remaja bisa diatasi bersama-sama dengan orang-orang terdekat yang siap membantunya setiap saat. 


Terakhir, diskusikan secara terbuka. Terkadang yang dibutuhkan hanya bicara dan mendengarkan. Jadilah pendengar yang baik untuk bisa mengurangi beban pikiran dan mental remaja yang sedang menghadapi stressor dalam hidupnya. 


Referensi : 


  • # Anak
  • # Keluarga
  • # Gejala depresi