Suatu kelainan yang termasuk dalam kasus gawat darurat di bidang urologi yang ditandai dengan terpelintirnya saluran funikulus spermatikus. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan aliran darah pada testis yang menyebabkan terjadinya infark pada testis sehingga dapat terjadi atropi testis.
Torsio testis terjadi karena adanya kelainan pada jaringan penyangga testis. Namun juga disebabkan beberapa kondisi ekstrim seperti perubahan suhu yang berlebihan pada sekitar skrotum, olah raga yang berlebihan, celana terlalu ketat, batuk, mengejan berlebihan dan trauma langsung pada skrotum. Hindari kondisi-kondisi tersebut untuk mengurangi risiko terjadinya torsio testis.
Nyeri hebat di daerah skrotum yang sifatnya mendadak atau perlahan, nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal perut sebelah bawah, kadang disertai mual dan muntah. Pada pemeriksaan fisik, terlihat testis membengkak, saat dilakukan palpasi terasa ada penebalan atau lilitan pada funikulus spermatikus.
Torsio testis terjadi apabila testis dapat bergerak dengan sangat bebas. Pergerakan yang bebas tersebut ditemukan pada beberapa keadaan, antara lain mesorchium yang panjang, kecenderungan testis untuk berada pada posisi horizontal serta epididimis yang terletak pada salah satu kutub testis. Selain itu, pergerakan berlebihan pada testis juga dapat menyebabkan torsio testis.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan pergerakan berlebihan antara lain perubahan suhu sekitar testis yang berlebihan, olah raga yang berlebihan, batuk, celana terlalu ketat, mengejan berlebihan atau trauma yang mengenai skrotum. Pada neonatus, jaringan penyangga testis masih belum banyak sehingga testis, epididymis dan tunika vaginalis mudah sekali bergerak dan memungkinkan untuk terjadinya torsio testis.
Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan fisik, palpasi, pemeriksaan Angel’s siba sign, Prehns siba sign. Pemeriksaan sedimen urine tidak menunjukkan adanya leukosit dalam urin dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan adanya tanda inflamasi, kecuali torsio testis yang sudah lama dan mengalami peradangan steril.
Penanganan ditujukan untuk mengembalikan perfusi darah ke testis secepatnya. Untuk mengurangi rasa sakit dapat dilakukan infiltrasi anestesi local misalnya lidokain pada daerah skrotum. Lakukan pembedahan untuk melakukan reposisi testis secara manual dan mencegah prognosis yang lebih buruk lagi.