GueSehat
20 Oktober 2018
pexels

Siapa Sangka, Diabetes Semakin Memperkuat Ikatan Pernikahan!

Saat pasangan Kamu terdiagnosis diabetes, mungkin muncul bayangan menakutkan di mana hari-hari ke depan tidak akan pernah sama lagi. Kini Kamu tidak dapat makan enak berdua, atau harus menyiapkan diet khusus jika suami yang kebetulan menderita diabetes. Serba kompleks dan ribet? Belum tentu.

 

Jika suami terdiagnosis diabetes, ada kesempatan bagi istri untuk mengikuti gaya hidup lebih sehat, atau sebaliknya. Istri sewajarnya ikut menjaga dan mendukung sang suami menjalani hidup sehat dalam rangka mengelola diabetesnya. Nah, daripada tertekan, mengapa tidak mengikuti gaya hidup pasangan diabetes Kamu?

 

Guesehat pernah menuliskan kisah-kisah penderita diabetes, bagaimana akhirnya seluruh anggota keluarga ikut menjalani diet rendah kalori, dan menjadi aktif berolahraga. Seperti cerita Emannuel Andi dan artis Dinda Kanya Dewi. Anak-anak Emannuel Andi kini sama sekali tidak pernah minum soda, dan makanan utama di keluarga ini pun beralih ke nasi merah. 

 

Dinda Kanya Dewi yang harus kehilangan ibu karena komplikasi diabetes, menjadi mengikuti diet ibunya yang lebih sehat, dan rutin cek gula darah. “Jangan biarkan penderita diabetes menjalani penyakitnya sendirian. Semakin ia terisolasi maka kondisinya semakin tidak terkendali. Selalu berikan dukungan kepada penderita diabetes agar upayanya mengandalikan gula darah dapat optimal,” pesan Dr. dr. Aris Wisbudi SpPD konsultan diabetes dan penyakit metabolic saat peluncuran aplikasi Teman Diabetes beberapa waktu lalu.

 

 

Baca juga: Rahasia Tetap Fit Meski 32 Tahun Mengidap Diabetes

 

Mengapa Dukungan Keluarga Penting bagi Penderita Diabetes?

Everydayhealth menulis, ada penelitian yang membuktikan bahwa dukungan dari seluruh anggota keluarga untuk penderita diabetes akan membuat pengelolaan diabetes lebih sukses. Penelitian yang dipublikasikan pada September 2017 di jurnal Behaviour Science ini menyatakan bahwa penderita diabetes lebih mudah menjalani diet sehat dan lebih patuh dalam pengobatan saat keluarga mendukungnya. Secara psikologis, mereka juga lebih sejahtera dibandingkan penderita diabetes yang tidak mendapat dukungan keluarga.

 

Penelitian lain, dipublikasikan di jurnal Diabetes Research and Clinical Practice, lebih menyoroti seseorang yang termotivasi pasangannya yang penderita diabetes. Memiliki pasangan diabetes menjadikan mereka hidup lebih sehat, terutama dalam hal pola makan.

 

 “Istri selalu menemani saya jalan pagi atau malam hari setelah makan malam, dan kegiatan bersama ini semakin memperkuat ikatan perkawinan kami. Dukugan istri adalah segalanya, yang membuat saya hidup lebih sehat,” ungkap Al Garcilazo, yang kini berusia 60 tahun dan didiagnosis diabetes sejak 2014 lalu, dikutip dari everydayhealth.

 

Istrinya pun tak kalah antusias. Sebelum Al didiagnosis (diabetes), saya sudah rutin berolahraga, tetapi saya menyesal tidak pernah mengajaknya. Kini Kami bisa melakukannya bersama-sama,” ujar Nancy Garcilazo.

 

Baca juga: Cobalah Pengganti Karbohidrat Ini untuk Penderita Diabetes!
 

Tips mendapatkan dukungan dari keluarga

Jika Diabestfriend belum mendapatkan dukungan keluarga, jangan putus asa. Ada banyak jalan untuk mendapatkan dukungan keluarga, yang memang penting dalam pengelolaan diabetes. Cobalan 4 hal berikut:

 

1. Bicarakan dengan anggota keluarga

Jika Kamu merasa berjuang sendiri, misalnya hanya Kamu yang makan sehat seorang diri sementara anggota keluarga yang lain bebas makan apa saja bahkan memesan makanan tidak sehat ke rumah, coba bicarakan. Jelaskan pelan-pelan bahwa diabetes bisa datang karena kebiasaan makan tidak sehat. Siapa tahu mereka akan menyadari dan bergabung dengan Kamu untuk makan lebih sehat. Perselisihan yang buruk dapat merusak hubungan, jadi penting untk membicarakannya dengan semua anggota keluarga.

 

2. Jangan menghindari yang tidak sepaham

Tetaplah menjaga hubungan baik, tanpa harus mengikuti kebiasaan makan dan minum orang lain. Penelitian pernah menemukan bahwa referensi makan seseorang dapat memengaruhi orang lain, baik negatif maupun positif.  Jika Kamu berteman dengan kawan yang hobi makan burger dan pizaa, bukan berarti Kamu harus menjauhi mereka. Tetap berteman, hanya saja di aktivitas lain selain saat makan.

 

3. Dukungan di luar keluarga juga penting

Jika Kamu sulit mendapatkan dukungan di rumah, cobalah mencari komunitas-komunitas penderita diabetes, komunitas diet, atau komunitas penderita gangguan makan. Bisa jadi Kamu akan mendapatkan teman senasib yang juga bergelut dengan usaha mengubah pola makan. Ikut klub olahraga juga sangat baik untuk membantumu tetap aktif.

 

4. Minta bantuan jika merasa tertekan

Pakar konseling kesehatan mental  mengatakan bahwa konsultasi psikologis atau kesehatan jiwa sangat baik membantu pasien diabetes yang merasa sendiri, cemas, dan stres. Cobalah ajak serta suami atau istri saat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, agar pasangan Kamu tahu apa yang Kamu inginkan dari mereka.

 

Tidak sulit kok mengikuti kebiasaan sehat pasangan, jika dilakukan dengan niat baik dan bertahap. Jika pasangan Kamu yang seorang penderita diabetes tetap sehat, produkif, tentu Kamu dan seluruh anggota keluarga juga ikut merasa bahagia. Jadi terus dukung orang terdekat Kamu dalam mengelola diabetes ya! Jangan sampai mereka terisolasi. (AY)

 

 

 

  • # Pernikahan
  • # Diabetes
  • # Sex & Relationship
  • # TD Inner Circle