PENYAKIT

Sakit Lambung (Dispepsia atau Maag)

Deskripsi

Dispepsia merupakan serangkaian gejala yang berhubungan dengan adanya gangguan pada saluran pencernaan bagian atas yang bersifat kronis dan berulang. Pasien yang menderita dispepsia, pada umumnya, merasakan rasa yang tidak nyaman pada perut bagian atas yang disertai dengan regurgitasi (sendawa) ataupun heartburn. Dispepsia paling sering terjadi pada pasien yang mengonsumsi obat-obat AINS (antiinflamasi non steroid) maupun pasien yang terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori.

 

 

Baca juga: Penyakit Asam Lambung: Cerminan Pola Hidup Tidak Sehat
Pencegahan

Untuk mengurangi gejala dispepsia dapat dilakukan dengan mengubah pola makan misalnya: lebih dianjurkan untuk makan dalam porsi yang kecil dibandingkan porsi besar, tidak langsung berbaring setelah makan namun tunggu 2-3 jam setelahnya, hindari makanan yang terlalu pedas. Makanan dan minuman yang mengandung coklat, kafein, alkohol atau yang terlalu asam dapat memperparah gejala dispepsia. Berhenti merokok. Pada saat tidur, gunakan bantal untuk meninggikan posisi kepala sekitar 15-20 cm.

Gejala

Nyeri pada epigastrik (perut tengah bagian atas), kembung setelah makan, rasa kenyang yang terlalu cepat, heartburn dan regurgitasi (sendawa).

 

Baca juga: Mencegah Masalah Lambung
Penyebab

Dispepsia dapat disebabkan oleh beberapa penyakit lain misalnya; regurgitas dapat disebabkan oleh adanya GERD (gastroesophageal reflux disease), gangguan pergerakan makanan di dalam usus karena adanya irritable bowel syndrome, adanya ulkus peptikum ataupun ulkus duodenal, peradangan kandung empedu, intoleransi laktosa, kecemasan ataupun depresi, menelan udara atau disebut aerofagia, efek samping dari obat seperti AINS, alkohol, atau kafein.

Diagnosis

Pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan klinis sebelumnya. Gaya hidup dan pola makan juga perlu diperiksa termasuk juga obesitas, merokok, alkohol maupun makanan yang banyak mengandung lemak karena kemungkinan berhubungan dengan GERD dan dapat memperparah gejala dispepsia. pemeriksaan darah dapat digunakan untuk medeteksi adanya anemia, pemeriksaan fungsi hati dan kadar lipase serum dapat digunakan untuk mendeteksi adanya dispepsia yang berhubungan dengan gangguan hepatobilier atau penyakit pankreas. Esofagusgastroduodenoskopi dapat lakukan untuk memastika adanya ulcer pada saluran cerna bagian atas. Apabila dispepsia dicurigai disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori serta keganasan, dapat dilakukan biopsi. Radiografi dengan bubur barium juga dapat dilakukan apabila endoscopy tidak memungkinkan untuk dilakukan.

Penanganan

Penanganan dispepsia disesuaikan dengan penyebabnya. Terapi empiris yang direkomendasikan adalah dengan menggunakan agen penghambat pompa proton misalnya lansoprazole, omeprazole, serta agen prokinetik misalnya metoclopramide atau domperidone. Selain itu, penderita dispepsia juga dianjurkan mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang dapat memperparah gejala dispepsia.

 

Baca juga: Awas! Diet Bisa Jadi Penyebab Asam Lambung Naik