PENYAKIT

Radang Saluran Paru Bronkiolus (Bronkiolitis)

Deskripsi

Bronkiolitis adalah luka peradangan akut bronkiolus (bagian dari paru-paru) yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Kondisi ini dapat terjadi pada orang-orang dari segala umur, namun gejala yang parah biasanya hanya terlihat pada bayi usia 1-2 tahun.

Pencegahan

Virus yang menyebabkan bronkiolitis sangat umum dan mudah menyebar, jadi tidak mungkin untuk benar-benar mencegahnya. Namun, dengan langkah-langkah berikut dapat mengurangi kemungkinan pengembangan dan penyebaran infeksi, diantaranya:


- Menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin.
- Menggunakan tisu daripada sapu tangan dan buang tisu segera setelah digunakan.
- Mencuci tangan, pada anak terutama setelah menyentuh hidung atau mulut anak atau setelah menyusui.
- Mencuci dan mengeringkan peralatan makan setelah digunakan.
- Membersihkan permukaan mainan anak secara teratur.
- Menjaga anak-anak yang terinfeksi di rumah sampai gejala pada anak membaik.
- Menjauhkan bayi yang baru lahir dari penderita flu, terutama selama 2 bulan pertama kehidupan.
- Berhenti merokok, anak-anak yang menghirup asap pasif lebih berisiko terkena bronkiolitis. Jika anda merokok, hindari melakukannya di sekitar anak anda atau pertimbangkan untuk berhenti merokok.

 

Baca juga: Ciri-ciri, Gejala, dan Penyebab Paru-Paru Basah
Gejala

Karena bronkiolitis terutama menyerang pada bayi usia 1-2 tahun, maka gejala awal yang muncul akan cukup sulit terlihat, seperti:

- Bayi menjadi semakin rewel dan mengalami kesulitan menyusui selama 2 sampai 5 hari
- Demam tingkat rendah (biasanya - Meningkatnya coryza dan hidung tersumbat
- Apnea, merupakan gelaja yang muncul pada penyakit awal

Namun untuk kasus bronkiolitis berat bisa berkembang lebih dari 48 jam dengan tanda dan gejala berikut:
- Gangguan pernafasan dengan takipnea
- Sifat mudah marah
- Kemungkinan sianosis

Penyebab

Virus yang masuk dan menginfeksi saluran pernafasan menjadi hal yang menyebabkan bronkiolitis. Virus adalah organisme mikroskopik yang bisa bereproduksi dengan cepat dan menantang sistem kekebalan tubuh. Berikut adalah jenis infeksi virus yang umum dan dapat menyebabkan bronkiolitis:


- Virus sinisital pernafasan (respiratory syncytial virus/RSV)
RSV adalah penyebab paling umum penyakit bronkiolitis. RSV biasanya menyerang anak-anak pada usia 2 tahun, namun paling sering terjadi pada bayi berusia kurang dari 1 tahun. Infeksi virus menular dan berbahaya ini menghasilkan pembengkakan, lender, dan pembengkakan di saluran udara.


- Adenoviruses
Virus ini bekerja pada selaput lender, menyebabkan sekitar 10% infeksi saluran pernafasan akut pada anak-anak.


- Virus influenza
Virus ini menyebabkan radang di paru-paru, hidung, dan tenggorokan. Influenza memengaruhi orang dewasa dan anak-anak. Ini sangat berbahaya bagi bayi yang tidak memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat.

Diagnosis

Diagnosis dari bronkiolitis dapat dilihat berdasarkan presentasi klinis, usia pasien, kejadian musiman, dan temuan dari pemeriksaan fisik, yang dapat memperlihatkan hal berikut:


- Takipnea
 Takikardia
- Demam (38-39℃)
- Retraksi
- Mengi halus
- Hipoksia
- Otitis media

Penanganan

Diantara banyak obat dan intervensi yang dapat digunakan untuk mengobati bronkiolitis, sejauh ini hanya pemberian oksigen yang dapat memperbaiki kondisi pada anak-anak. Oleh karena itu, terapi diarahkan pada bantuan dan pemeliharaan simtomatik hidrasi dan oksigenasi.



1. Terapi non-farmakologi (non obat):
- Oksigen tambahan
- Pemeliharaan hidrasi
- Ventilasi mekanik
- Penyedotan nasal dan oral
- Apnea dan pemantauan kardiorespirasi
- Regulasi suhu pada bayi usia 1-2 tahun

2. Terapi farmakologi (obat):
Pengobatan memiliki peran terbatas dalam penanganan bronkiolitis. Kemudian untuk anak-anak yang sehat dengan bronkiolitis biasanya akan membaik dengan perawatan suportif (terapi non-farmakologi) saja.

3. Obat yang dapat dipilih untuk penanganan bronkiolitis diantaranya:
- Agonis alpha/beta (albuterol, epinefrin)
- Antibody monoclonal (palivizumab)
- Antibiotik (ampisilin, sefotaksim, ceftriakson)
- Antiviral (ribavirin)
- Dekongestan intranasal (oksimetazolin)
- Kortikosteroid (deksametason, prednison, metilprednisolon)

 

Baca juga: Prosedur Bronkoskopi untuk Meneropong Paru, Begini Persiapannya!