Penyebab Ketuban Pecah dan Tindakan yang Harus Mums Lakukan
Mengalami pecah air ketuban secara drastis merupakan hal yang normal selama terjadi di minggu terakhir kehamilan. Mungkin Mums membayangkan semburan air tak terkendali yang menakutkan. Lalu apa yang menjadi penyebab ketuban pecah?
Mums, Hanya 15 hingga 20 persen ibu hamil yang mengalami air ketuban pecah sebelum dimulainya proses persalinan. Kemungkinan besar air ketuban yang pecah ini hanya berupa tetesan kecil. Nah, berikut penyebab ketuban pecah yang perlu Mums ketahui.
Penyebab ketuban pecah
Saat hamil, bayi yang ada di dalam rahim dilindungi kantung berisi cairan ketuban yang disebut kantung ketuban. Saat kantung ketuban pecah, cairan bening ini mengalir keluar dari leher rahim dan vagina, diikuti dengan kebocoran yang terjadi terus menerus.
Air ketuban pecah umumnya menandakan bayi akan segera lahir, namun Mums mungkin belum perlu menginap di rumah sakit. Karena persalinan mungkin terjadi satu atau dua hari ke depan. Dalam banyak kasus, persalinan dimulai dengan kontraksi, kemudian pecahnya air ketuban.
Dalam kasus lain, air ketuban pecah terlebih dahulu dan biasanya diikuti dengan nyeri persalinan selama beberapa jam. Persalinan mungkin tidak terjadi tepat pada tanggal perkiraan melahirkan, namun kemungkinan besar terjadi dalam beberapa hari berikutnya.
Berapa banyak cairan yang keluar saat air ketuban pecah?
Berapa banyak cairan ketuban yang keluar dapat bervariasi, mulai dari kebocoran kecil hingga semburan besar, tergantung pada seberapa besar Mums mengalami robekan kantung ketuban. Setelah air ketuban mulai mengalir, cairan ini akan terus bocor hingga mencapai 600-800 mililiter atau kira-kira 2 1/2 hingga 3 cangkir. Nah, Mums dapat mengenakan pembalut agar tidak terserap pada pakaian.
Meskipun urin dan cairan yang keluar dari tubuh berasal dari area yang sama, cairan ketuban biasanya tidak berbau, meskipun beberapa ibu hamil mengatakan baunya manis, berwarna bening atau diserta bercak darah kecil.
Apa yang harus Mums lakukan jika air ketuban pecah?
Setelah air ketuban pecah, hal pertama yang ingin Mums lakukan tentunya adalah menghubungi dokter kandungan atau fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).
Mereka akan mempertimbangkan beberapa hal, meliputi:
1. Tanggal Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Jika kantung ketuban pecah sebelum 37 minggu, hal ini dianggap sebagai ketuban pecah dini (PPROM).
Bergantung pada seberapa dini hal ini terjadi, dokter kandungan mungkin akan mencoba menunda persalinan agar bayi Mums memiliki lebih banyak waktu untuk lebih kuat.
2. Kontraksi Mums
Memang benar bahwa Mums yang baru pertama kali melahirkan sering kali membutuhkan waktu lebih lama untuk melahirkan. Namun jika kontraksi teratur tidak terjadi dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah, dokter mungkin akan mengevaluasi Mums dan bayi, lalu menginduksi persalinan dengan Pitocin.
4. Sudah berapa lama sejak ketuban pecah
Jika bayi belum juga lahir dalam waktu 24 jam setelah ketuban pecah, mungkin dokter akan memberikan antibiotik melalui infus. Itu karena ada kemungkinan infeksi masuk ke dalam rahim dan menyebabkan infeksi pada bayi.
Kapan harus menghubungi dokter kandungan?
Mums harus menghubungi dokter kandungan setiap kali air ketuban pecah. Jika usia kehamilan kurang dari 37 minggu, dokter mungkin akan meminta Mums ke rumah sakit. Perhatikan juga kondisi cairan ketuban, jika berbau busuk, bercampur banyak darah, berwarna kehijauan atau gelap, sebaiknya segera pergi ke rumah sakit. Karena itu semua adalah tanda-tanda bahwa bayi Mums mungkin mengalami kesulitan.
Mums juga harus memperhatikan apakah kontraksi telah dimulai. Jika lebih dari 24 jam telah berlalu sejak air ketuban pecah dan Mums masih belum merasakan kontraksi, segera sampaikan pada dokter.
Nah, itulah hal yang menjadi penyebab ketuban pecah dan apa yang harus Mums lakukan saat air ketuban pecah. Sehingga Mums bisa mewaspadai jika ada cairan yang tiba-tiba keluar tanpa bisa dihentikan.
Referensi:
-
# Kehamilan
-
# Ibu hamil
-
# Hamil
-
# Air Ketuban