Ella Nurlaila
04 Mei 2025
Shutterstock

Penyebab Ibu Hamil Sering Sesak Napas, Tiap Trimester Beda Sebabnya!


Menurut sebuah studi tahun 2015, diperkirakan 60–70% wanita mengalami sesak napas selama kehamilan. Nama lain untuk kondisi ini adalah dispnea. Apa penyebab ibu hamil mengalami sesak napas?


Rahim yang membesar dan kemudian menekan paru-paru ke atas, dan peningkatan hormon, menjadi dua penyebab tersering ibu hamil mengalami sesak napas. Dispnea kehamilan biasanya tidak berbahaya. Namun, dalam beberapa kasus, komplikasi kehamilan yang lebih serius dapat menyebabkan kesulitan bernapas.

Baca juga: 7 Penyebab Ibu Hamil mengalami Sesak Napas


Penyebab Ibu Hamil Mengalami Sesak Napas

Wanita sangat umum mengalami sesak napas selama kehamilan. Dokter sering menganggap ini sebagai gejala kehamilan itu sendiri.


Karena sesak napas sering kali dimulai pada trimester pertama, perubahan biologis dan mekanis yang berkaitan dengan kehamilan kemungkinan merupakan faktornya. Faktor-faktor ini dapat berkisar dari rahim yang membesar hingga perubahan pada beban kerja  jantung.


Beberapa ibu hamil mungkin menyadari ada perubahan pada pernapasan mereka di awal kehamilan, sementara yang lain baru merasakannya di  trimester kedua dan ketiga.


1. Trimester pertama

Tentu saja bukan janin penyebab ibu hamil merasakan sesak napas, mengingat ukurannya masih sangat kecil. Namun, memang sejak trimester pertama, yang berlangsung sekitar minggu ke-14, kebutuhan oksigen seseorang ibu mulai meningkat.


Diafragma, yaitu jaringan otot yang memisahkan jantung dan paru-paru dari perut, naik hingga 4 sentimeter selama trimester pertama kehamilan. Gerakan diafragma membantu paru-paru terisi udara. Karena naik ke atas, maka dapat menyebakan sesak napas saat mengambil napas dalam.


Selain perubahan diafragma, ibu hamil sering bernapas lebih cepat karena peningkatan hormon progesteron dan estrogen. Kedua hormon ini berperan penting dalam perkembangan janin. Progesteron juga merupakan stimulan pernapasan, yang berarti menyebabkan pernapasan seseorang menjadi lebih cepat.


Kadar hormon progesteron dalam tubuh seorang wanita akan meningkat selama kehamilan. Meskipun bernapas lebih cepat tidak selalu menyebabkan sesak napas, sebagian orang mungkin menyadari adanya perubahan pada pola pernapasan.


2. Trimester kedua

Banyak ibu hamil mungkin mengalami sesak napas yang lebih terasa pada trimester kedua, yang berlangsung hingga sekitar minggu ke-28. Rahim yang membesar  menyebabkan sesak napas pada trimester kedua. Namun, beberapa perubahan pada cara kerja jantung juga dapat menyebabkan sesak napas.


Jumlah darah dalam tubuh akan meningkat secara signifikan selama kehamilan. Jantung harus memompa lebih keras untuk mengalirkan darah ini melalui tubuh dan ke plasenta.


Peningkatan beban kerja pada jantung dapat membuat ibu hamil merasa sesak napas.


3. Trimester ketiga

Selama trimester ketiga, yang dimulai sekitar minggu ke-29, pernapasan bisa jadi lebih ringan atau mungkin menjadi lebih sulit, tergantung pada posisi kepala janin di rahim.


Sebelum bayi mulai berputar dan turun lebih jauh ke panggul, kepala janin mungkin terasa seperti berada di bawah tulang rusuk dan menekan diafragma, yang dapat membuat ibu hamil semakin sulit bernapas.


Menurut National Women’s Health Resource Center, jenis sesak napas ini biasanya terjadi antara minggu ke-31–34. Sesak napas ini juga dapat disertai dengan batuk kering yang terus-menerus.


Penyebab sesak napas lainnya

Meskipun perubahan kondisi fisik dan hormonal dapat menyebabkan sesak napas, kondisi medis lain juga dapat menyebabkan masalah tersebut. I


1. Asma

Kehamilan dapat memperburuk gejala asma yang sudah ada. Ibu hamil dengan asma harus berkonsultasi dengan dokter tentang perawatan yang aman selama kehamilan, seperti inhaler atau obat-obatan.


2. Kardiomiopati peripartum

Ini adalah jenis gagal jantung yang dapat terjadi selama kehamilan atau segera setelah melahirkan. Gejalanya meliputi pembengkakan pergelangan kaki, tekanan darah rendah, kelelahan, dan jantung berdebar-debar. 


Banyak orang mungkin awalnya mengaitkan gejala mereka dengan kehamilan, tetapi kondisi tersebut dapat memengaruhi kesehatan seseorang secara serius dan sering kali memerlukan perawatan.


3. Emboli paru

Emboli paru terjadi ketika gumpalan darah tersangkut di arteri di paru-paru. Emboli dapat secara drastis memengaruhi pernapasan dan menyebabkan batuk, nyeri dada, dan sesak napas.


Tips mengatasi sesak napas

Sesak napas dapat membuat tidak nyaman dan membatasi aktivitas fisik ibu hamil. Berikut tips yang bisa dilakukan untuk mengurangi sesak napas:


1. Membiasakan postur tubuh yang baik

Postur yang baik akan memungkinkan rahim menjauh dari diafragma sejauh mungkin. 


2. Tidur dengan bantal yang menyangga punggung atas

Dapat memungkinkan gravitasi menarik rahim ke bawah dan memberi paru-paru lebih banyak ruang. 


Memiringkan tubuh sedikit ke kiri dalam posisi ini juga dapat membantu menjauhkan rahim dari aorta, arteri utama yang mengalirkan darah beroksigen ke seluruh tubuh.


3. Latihan teknik pernapasan

Lakukan teknik pernapasan yang umum digunakan saat persalinan dapat membantu meredakan sesak napas, dan bernapas lebih lancar.


4. Mendengarkan tubuh dan memperlambat gerakan saat diperlukan

Sangat penting untuk beristirahat jika mengalami sesak napas. Pada tahap akhir kehamilan, Mums mungkin tidak dapat melakukan aktivitas fisik sebanyak sebelumnya.


5. Perawatan medis

Jika ada masalah medis, maka penanganan mencakup pemberian oksigen bisa diberikan untuk kasus yang parah. Hal ini juga bergantung pada apakah sesak napas merupakan akibat dari dampak kehamilan pada tubuh seseorang atau apakah ada penyebab lain yang mendasarinya.


Jika ibu hamil mengalami sesak napas yang parah, penting bagi mereka untuk berkonsultasi dengan dokter atau bisa download aplikasi Teman Bumil untuk ikuti sesi konsultasi dengan expert.


Referensi:

  • # Ibu hamil
  • # Sesak napas