PENYAKIT

Penyakit pembuluh arteri dan vena (Buerger disease)

Deskripsi

Penyakit Buerger dikenal juga dengan nama tromboangitis obliterans. Penyakit ini merupakan penyakit pembuluh darah nonaterosklerotik yang ditandai dengan adanya penyumpatan pembuluh darah yang disertai oleh inflamasi segmental pada pembuluh darah arteri dan vena berukuran kecil maupun sedang yang terjadi pada ekstremitas atas maupun ekstremitas bawah. Penderita penyakit Buerger biasanya datang dengan keluhan yang sangat mirip dengan penyakit trombosis dan radang pembuluh darah (vaskulitis) lain.

Pencegahan

Sampai saat ini, tidak ada vaksin ataupun modifikasi gaya hidup yang dapat mencegah penyakit Buerger ini. Namun, berhenti merokok dapat mengurangi perburukkan dan perkembangan penyakit ini.

Gejala

Gejala awal penyakit ini adalah terjadinya sumbatan pada ekstremitas atas (tangan) maupun bawah (kaki) dan rasa nyeri pada bagian tersebut pada saat tidak beraktivitas (istirahat). Rasa nyeri mulai timbul pada bagian ektremitas, namun lama-lama menjalar ke bagian tengah tubuh.

 

Seiring dengan perjalanan penyakit, nyeri saat istirahat dapat menjadi parah sehingga dapat menyebabkan insomnia. Beberapa gejala lain yang mungkin muncul antara lain terjadinya perubahan warna kulit menjadi lebih gelap pada kaki atau tangan yang terjadi sumbatan, rasa nyeri meningkat bersamaan dengan meningkatkan aktivitas, rasa kebas atau kesemutan pada tangan atau kaki.

 

Apabila terjadi luka pada kulit dapat berubah menjadi gangrene, denyut nadi pada kaki atau tangan yang terkena dapat melemah atau bahkan tidak teraba, gejala lebih lanjut berupa pembesaran pembuluh darah vena yang berwarna merah, gejala dapat menjadi lebih buruk dalam cuaca dingin atau kondisi stres.

 

Baca juga: Terapi Endovaskular, Pengobatan Luka Diabetes Tanpa Diamputasi
Penyebab

Penyebab penyakit Buerger belum diketahui secara pasti. Merokok merupakan salah satu faktor utama munculnya dan perkembangan penyakit ini. Penelitian menunjukkan adanya peningkatan antigen HLAA9 dan HLA-Bw5 atau HLA-B8, B35, dan B40 pada penderita penyakit ini di Eropa dan Asia Timur.

 

Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa respons autoimun memiliki peranan penting dalam perkembangan penyakit ini. Salah satu penelitian menyebutkan adanya kemungkinan munculnya hipersensitivitas terhadap antigen tembakau pada pasien penyakit Buerger ini.

Diagnosis

Penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan akibat sumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan gangren atau kerusakan jaringan sehingga perlu diamputasi. Oleh karena itu, sangat diperlukan diagnosis dini dan akurat.

 

Beberapa kriteria diagnostik yang dapat digunakan pada penyakit ini antara lain kriteria diagnostik Shinoya meliputi riwayat merokok; onset penyakit sebelum usia 50 tahun; oklusi arteri infrapopliteal; feblitis migrans pada salah satu ekstremitas atas dan tidak adanya faktor risiko aterosklerosis selain merokok. Seluruh kriteria ini harus terpenuhi untuk menegakkan diagnosis.

 

Kedua, kriteria diagnostik Ollin meliputi umur 20-40 tahun; merokok atau riwayat merokok; adanya iskemi ekstremitas distal yang ditandai dengan klaudikasio, nyeri saat istirahat, ulkus iskemik atau gangrene dan didokumentasikan oleh tes pembuluh darah non-invasif; telah disingkirkan kemungkinan penyakit autoimun, kondisi hiperkoagulasi dan diabetes melitus dengan pemeriksaan laboratorium; telah menyingkirkan emboli yang berasal dari bagian proksimal yang diketahui dari ekokardiografi atau arteriografi; penemuan arteriografi yang konsisten dengan kondisi klinis pada bagian ekstremitas yang terlibat atau tidak terlibat.

 

Ketiga, kriteria diagnostik Milss dan Poter meliputi kriteria eksklusi yaitu sumber emboli proksimal, trauma dan lesi lokal, penyakit autoimun, keadaan hiperkoagulasi, aterosklerosis: diabetes mllitus, hiperlipidemia, hipertensi gagal ginjal.

 

Kriteria mayor yaitu onset gejala iskemi ekstremitas distal sebelum usia 45 tahun, pecandu rokok, tidak ada penyakit arteri proksimal pada popliteal atau tingkat distal brakial, dokumentasi obyektif penyakit oklusi distal seperti Doppler arteri segmental dan pletismografi keempat tungkai, arteriografi dan histopatologi. Kriteria minor meliputi flebitis superfisial migran, episode berulang trombosis lokal vena superfisial pada ekstremitas dan badan, sindroma Raynaud.

 

Kriteria diagnostik keempat adalah dengan skoring Papa untuk memudahkan diagnosis. Penegakkan diagnosis juga perlu didukung dengan pemeriksaan laboratorium meliputi tes darah lengkap dan hitung platelet, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal dan analisis urin, gula darah puasa untuk menyingkirkan diabetes mellitus, profil lipid darah, tes venereal disease research laboratory (VDRL), penapisan autoimun meliputi ESR Westergren, faktor reumatoid, antibodi antinuclear, antibodi antisentromer, penapisan keadaan hiperkoagulasi meliputi kadar protein C, protein S dan antitrombin III, antibodi antifosfolipid, faktor V Leiden, protrombin dan homosisteinemia.

 

Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan radiologi meliputi USG Doppler, ekokardiografi, CT scan dan MRI. Perlu dilakukan diagnosis banding untuk neuropati perifer, penyakit aterosklerosis perifer, emboli dan thrombosis arteri, thrombosis perifer idiopatik, artritis Takayasu, sindrom CREST, systemic lupus erythematosus, scleroderma, trauma okupasi, acrocyanosis, frostbite, ulkus neurotropik.

 

Baca juga: Gumpalan Darah Pemicu Stroke dan Serangan Jantung, Kenali Gejalanya!
Penanganan

Tujuan utama penatalaksanaan penyakit Buerger adalah untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dengan cara menurunkan atau menghindari perburukan kondisi, memperbaiki aliran darah ke bagian ekstremitas, mengurangi rasa nyeri karena iskemi, mengobat flebitis dan memperbaiki penyembuhan luka dan ulkus.

 

Terapi yang dapat dilakukan meliputi terapi non-bedah dan terapi bedah. Terapi nonbedah meliputi berhenti merokok, penggunaan analog prostasiklin, calcium channel blockers, penggunaan antagonis kompetitif dari endotelin-1, penggunaan siklofosfamid, analgesik untuk mengurangi rasa nyeri, terapi gen dengan VEGF, terapi stem sel, spinal cord stimulation. Terapi bedah antara lain simpatektomi, penyisipan kawat Kirschner intramedula, operasi bypass arteri.