Ana Yuliastanti
29 April 2025
Shutterstock

Pasien yang Ingin Berobat Ke Luar Negeri Makin Dipermudah

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan, 1 dari 1.000 rumah tangga di Indonesia pernah berobat ke luar negeri. Setiap tahun mereka menghabiskan 1,3 miliar dolar untuk berobat ke luar negeri, terutama ke Singapura dan Malaysia.

 

 Semua itu tidak lepas dari semakin diminatinya medical tourism (wisata medis) yang sudah menjadi gaya hidup tersendiri bagi kalangan menengah ke atas. Singapura masih menjadi salah satu tujuan favorit medical tourism dunia. Pasien asal Indonesia yang berkontribusi besar terhadap peningkatan jumlah pasien asing yang mencari perawatan medis ke negeri Singa tersebut.

 

Melihat peluang tersebut, Bethsaida Healthcare resmi menjalin kerja sama strategis dengan IHH Healthcare Singapore (Integrated Healthcare Holding), GAH (Global Assistance and Healthcare), dan Indo Medivac, untuk menghadirkan layanan second opinion teleconsultation dan medical evacuation (medivac).

 

Kolaborasi ini bertujuan memberikan akses yang lebih luas, cepat, dan terintegrasi bagi pasien yang membutuhkan penanganan lanjutan, khususnya ke rumah sakit rujukan internasional.

 

Dijelaskan Prof. dr. Hananiel P. Wijaya, MM, M.Sc, CIA, CEO Bethsaida Healthcare, setiap pasien berhak mendapatkan akses ke opini medis terbaik dan rujukan lanjutan yang berkualitas tanpa harus melalui proses yang rumit. Tujuan utama dari kolaborasi ini bukanlah untuk merujuk sebanyak-banyaknya pasien ke luar negeri, tetapi justru untuk memastikan bahwa setiap pasien mendapatkan pilihan terbaik, dengan proses yang aman, tepat, dan berpihak pada kepentingan medis pasien itu sendiri.

 

Setiap keputusan layanan akan dikembalikan pada kebutuhan dan kenyamanan pasien serta keluarganya, dengan dukungan tim profesional dari berbagai pihak yang tergabung dalam kerja sama ini,” jelas Prof. Hananiel dalam peresmian kerja sama Selasa, 29 April 2025 di Bethsaida Hospital Gading Serpong.

 

Bukan persoalan kompetensi dokter Indonesia

Menurut Prof. Han, tujuan kerjasama ini semata-mata untuk memberikan layanan yang terintegrasi sehingga pelayanan telekonsultasi dengan dokter di Singapore dapat diakses sebagai bagian dari layanan di Bethsaida Healthcare. Mulai dari konsultasi jarak jauh hingga evakuasi medis dapat dilakukan dengan cepat dan aman jika dibutuhkan.

 

Dengan begitu pasien bisa mendapatkan second opinion melalui Bethsaida Hospital, atau pasien yang usai berobat di Singapura bisa melanjutkan telekonsultasi di sini,” tambahnya.

Prof. Han melanjutkan, anggapan bahwa dokter asing sebagai pesaing kini tidak lagi relevan. “Sekarang eranya kolaborasi. Kolaborasi ini bukan berarti memindahkan pasien kita ke luar negeri, tetapi membuka jejaring agar pelayanan ke pasien lebih baik dan lebih komprehensif.”

Penyakit yang menjadi alasan pasien berobat ke luar negeri


Penyakit yang paling banyak menjadi alasan WNI berobat ke luar negeri adalah kanker (onkologi), diikuti oleh penyakit ortopedi, persendian, dan bedah estetika. Selain itu, banyak yang memilih berobat ke luar negeri untuk pemeriksaan kesehatan (medical check up) atau layanan kesehatan lainnya seperti bedah, kesehatan ibu anak, dan kesehatan reproduksi.

 

Kebanyakan pengobatan yang membutuhkan perawatan jangka panjang seperti kanker, sehingga dengan kerjsama ini kalau ada pasien melakukan operasi di Singapura, maka perawatan selanjutnya bisa dilakukan di sini,” jelas Prof. Han.

 

Pasien Bethsaida kini memiliki akses langsung ke layanan konsultasi second opinion dari hospital-hospital ternama di bawah jaringan IHH Healthcare, termasuk Mount Elizabeth Hospital, Gleneagles Hospital, dan Parkway East Singapore. Selain itu, pasien yang memerlukan rujukan ke luar negeri akan difasilitasi secara menyeluruh—mulai dari pengurusan administrasi, koordinasi medis, hingga transportasi evakuasi—dalam satu sistem layanan terpadu dan terpercaya.

 

Setelah pasien menyelesaikan rangkaian perawatan di luar negeri, proses perawatan lanjutan (continuity of care) akan kembali dilanjutkan di Bethsaida Hospital secara terpadu dengan standar yang sama, untuk memastikan layanan berkesinambungan bagi kesehatannya.

 

Rahel Pinta Kristiana, GM Commercial Global Assistance and Healthcare dan Wiwik Wariani S.Kep, Ners, M.Kep, Sp. KMB, selaku CEO Indo Mediva juga meyakini bahwa kolaborasi ini dapat memberikan hubungan yang membawa dampak positif dan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia. (AY)

  • # Inspirasi kesehatan
  • # Rumah sakit