GueSehat
31 Agustus 2016
pixabay.com

Hindari Kebiasaan Yang Dapat Menambah Berat Badan

Tahukah Anda, jika sekitar 30% orang di Indonesia mengalami obesitas? Dari perhitungan tersebut, 20% di antaranya adalah orang berusia dewasa. Obesitas atau kegemukan merupakan penumpukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Orang yang mengalami obesitas biasanya memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30 kg/m2. Anda bisa mengetahui IMT dengan menghitung menggunakan rumus berat badan (dengan satuan kg) dibagi dengan tinggi badan (dengan satuan meter) yang dikuadratkan.

IMT = (BB/TB)2

Misalnya Anda memiliki berat badan 60 kg dengan tinggi badan 160 cm, maka indeks massa tubuh anda dapat dihitung 60 kg per (1,6 m)2 sehingga didapatkan IMT 23,44 kg/m2. Hasil dari perhitungan tersebut akan menjelaskan Anda masuk dalam kategori kelebihan berat badan (IMT = 25 – 30 kg/m2). Orang dengan berat badan normal memiliki IMT 18,5 sampai 22,9 kg/m2. Obesitas tidak hanya berdampak pada penampilan saja tetapi juga dapat meningkatkan risiko buruk pada kesehatan Anda. Orang yang mengalami obesitas lebih tinggi berisiko mengalami beberapa penyakit berbahaya seperti diabetes tipe 2, stroke, gangguan pernapasan, penyakit ginjal, radang sendi, gangguan fungsi hati, hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit batu empedu, kanker, dan kemandulan. Secara tidak sadar mungkin Anda telah melakukan kebiasaan yang dapat menambah berat badan Anda. Apa saja? Beberapa kebiasaan ini bisa jadi sering Anda lakukan dan tanpa Anda sadari dapat menyebabkan kegemukan.

Stres

Stres adalah kondisi yang sangat berpengaruh pada kesehatan psikis dan fisik. Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan seseorang tidak nafsu makan dan menjadi cepat kurus. Tetapi bagi beberapa orang, stres justru dapat menyebabkan kegemukan, jerawat, kelelahan, dan risiko penyakit berbahaya yang akan menurunkan sistem metabolisme dalam tubuh. Stres juga dapat memicu tubuh Anda memproduksi hormon adrenalin dan kortisol. Hormon adrenalin akan meningkat untuk membantu Anda memerangi stres dan hormon kortisol akan meningkatkan energi sehingga Anda akan sering merasa lapar dan akan cenderung mengonsumsi banyak makanan untuk melampiaskan kekesalan dan kesedihan yang dialami. Kalori berlebih akan diubah menjadi lemak dan menumpuk di dalam tubuh. Hal inilah yang dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya seperti penyakit jantung, diabetes, migrain, dan demensia.

Jarang Olahraga

Sebagian besar pekerjaan Anda dilakukan sambil duduk di depan komputer tanpa banyak bergerak, ditambah ketika hari libur Anda hanya tidur dan bermalas-malasan di rumah. Orang-orang yang memiliki kebiasaan seperti ini pada umumnya memiliki berat badan yang berlebih. Bekerja di depan komputer atau dikantor disertai konsumsi makanan ringan yang berkalori tinggi akan membuat pergerakan tubuh Anda berkurang dan bisa  menyebabkan pertambahan berat badan. Dengan duduk, pembakaran kalori lebih sedikit dibandingkan berdiri atau berjalan. Orang yang beraktivitas secara aktif memiliki pembakaran kalori yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang hanya duduk, dengan konsumsi makanan yang sama.

Kurang Minum

Sekitar 70 persen bagian tubuh kita terdiri dari air. Menurut penelitian kekurangan minum memiliki risiko 50 persen lebih tinggi mengalami obesitas atau kegemukan. Air putih membuat perut kenyang lebih lama tanpa menambah kalori yang masuk ke dalam tubuh. Orang yang memiliki tubuh yang lebih besar memerlukan asupan air yang lebih banyak dibandingkan orang dengan tubuh yang lebih kecil. Konsumsi air yang cukup membantu proses pembakaran cadangan lemak dan kalori dari makanan yang dikonsumsi. Biasakan minum minimal 8 gelas sehari dan kenali apakah tubuh Anda sedang mengalami dehidrasi atau benar-benar lapar. Jika Anda suka makan banyak dan ngemil bisa saja sebenarnya Anda sedang haus dan memerlukan asupan air. Perlu diingat bahwa minuman yang sehat adalah air putih, bukan minuman seperti softdrink dan minuman manis lainnya yang tinggi gula dan kalori.

Makan Saat Nonton

Terlalu asik nonton sambil ngemil atau makan berat membuat Anda tidak dapat mengendalikan seberapa banyak makanan yang telah masuk ke dalam mulut Anda. Tidur setelah makan dapat menyebabkan kegemukan dan risiko penyakit berbahaya yang mengancam kesehatan Anda. Cemilan dan makanan cepat saji banyak mengandung lemak jenuh, kalori tinggi yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan tanpa mengandung gizi dan manfaat penting dalam tubuh. Kandungan dalam camilan dan makanan cepat saji seperti bahan penyedap rasa, lemak jenuh, tinggi gula, dan kalori dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, kolesterol, diabetes, dan lain-lain.

Tidur Setelah Makan

Kebiasaan ini pasti paling sering dilakukan oleh sebagian besar dari Anda! Hati-hatilah jika Anda suka mengantuk dan memutuskan untuk langsung tidur setelah makan. Penelitian menunjukkan tidur setelah makan dapat menyebabkan kenaikan berat badan secara drastis. Selain itu kebiasaan tidur setelah makan apalagi dilakukan saat malam hari juga dapat menyebabkan berbagai risiko berbahaya untuk kesehatan Anda. Selain beberapa hal di atas, penyakit hipotiroidisme, sindrom Cushing, atau sindrom Ovarium Polisiklik (SOPK) yang diderita juga dapat memicu perubahan hormon yang dapat menyebabkan kegemukan. Beberapa jenis obat-obatan seperti antidepresan, steroid dan jenis obat lain juga dapat memicu kegemukan. Gaya hidup yang serba instant, junk food dan dipermudah dengan adanya internet mengurangi pergerakan Anda sehingga menjadi salah satu faktor utama yang dapat meningkatan berat badan. Anda dapat mengelola dan merubah kebiasaan Anda dengan menjaga pola makan dan pola hidup sehat seperti bergerak aktif setiap hari dengan berolahraga, berjalan kaki, memilih naik tangga dibandingkan naik lift untuk mencegah kenaikan berat badan dan membantu membakar kalori yang masuk kedalam tubuh Anda. Jam tidur yang cukup, membiasakan diri untuk tidur dan bangun di jam yang sama setiap harinya juga diperlukan untuk menjaga berat badan Anda supaya tetap ideal.

  • # Terbaru
  • # Informasi
  • # Kegemukan