PENYAKIT

Kanker Darah (Leukemia)

Deskripsi

Leukemia merupakan sekelompok bentuk keganasan (kanker) yang menyerang sel darah. Oleh karena itu, leukemia sering juga disebut sebagai kanker darah. Sel darah yang terserang kanker tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Secara umum, leukemia dikelompokkan berdasarkan kecepatan perkembangan penyakit (akut dan kronis) serta berdasarkan tipe sel darah yang terserang (mieloid atau limfoid). Leukemia akut mengacu pada tipe leukemia yang perkembangan penyakitnya cepat. Sementara leukemia kronis mengacu pada tipe leukemia yang perkembangannya relatif lambat. Empat tipe utama leukemia yaitu acute lymphocytic leukemia (ALL), chronic lymphocytic leukemia (CLL), acute myelocytic leukemia (AML), dan chronic myelocytic leukemia (CML).

 

Baca juga: Kanker Darah Tidak Hanya Leukemia, Lho!
Pencegahan

Sampai saat ini belum diketahui tindakan yang dapat mencegah terjadinya leukemia. Menerapkan gaya hidup sehat serta tidak merokok dapat diupayakan untuk meminimalisasi faktor lingkungan.

Gejala

Leukemia kronis umumnya tidak menunjukkan gejala yang signifikan pada awal perjalanan penyakit. Namun jika tidak dilakukan penanganan yang tepat, maka lama-kelamaan terjadi akumulasi sel kanker ganas dalam jumlah besar yang menyebabkan berbagai gangguan. Pada kasus leukemia akut yang lebih progresif, jumlah sel darah yang bersifat kanker bertambah dalam waktu yang relatif singkat.

 

Gejala yang muncul antara lain kelelahan, anemia, mudah lebam, perdarahan, serta infeksi. Gejala-gejala yang timbul tersebut terkait dengan hilangnya fungsi darah yang normal, yakni sebagai pembawa nutrisi, oksigen, faktor pembekuan apabila terjadi luka, mekanisme pertahanan terhadap infeksi, dan lain sebagainya. Gejala lain yang mungkin dijumpai antara lain nyeri pada tulang atau persendian, pembengkakan pada kelenjar getah bening, demam, rasa tidak nyaman pada bagian perut, penurunan berat badan, dan nafsu makan.

 

Baca juga: Kanker Darah pada Anak: Gejala, Jenis, Penyebab, dan Pengobatan
Penyebab

Penyebab pasti dari leukemia sampai saat ini belum diketahui. Namun, dugaan kuat mengarah pada kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Sel leukemia mengalami mutasi pada DNA, yang menyebabkan sel tersebut tumbuh dan membelah diri di luar kendali. Salah satu contoh mutasi yang sudah diketahui berperan dalam timbulnya leukemia kronis yaitu translokasi pada kromosom 9 dan 22, yang dikenal sebagai kromosom Philadelpia. Faktor risiko lain yang dapat meningkatkan peluang terjadinya leukemia antara lain paparan radiasi, paparan terhadap bahan kimia berbahaya, serta kebiasaan merokok.

Diagnosis

Pertama-tama, dokter akan melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan, terkait dengan gejala-gejala dan tanda yang dikeluhkan pasien untuk melihat adanya kemungkinan mengarah ke leukemia. Diagnosis leukemia sendiri dapat ditegakkan apabila telah dilakukan pemeriksaan laboratorium menggunakan sampel darah atau sumsum tulang belakang pasien.

 

Jumlah sel serta bentuk sel yang abnormal dapat menjadi penanda awal terjadinya leukemia. Pemeriksaan kemudian akan dilanjutkan untuk melihat adanya kelainan genetik maupun adanya penanda khas pada permukaan sel yang diduga mengalami leukemia, yang dikenal sebagai immunophenotyping. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan klasifikasi leukemia yang diderita oleh pasien yang bersangkutan. Tes tambahan lain, seperti rontgen, MRI, maupun CT scan, dapat dilakukan untuk melihat sejauh mana penyebaran penyakit telah terjadi.

Penanganan

Penanganan leukemia dilakukan berdasarkan tipe leukemia yang diderita, serta mempertimbangan usia, status kesehatan, dan apakah kanker telah menyebar ke sistem saraf pusat. Pada kasus leukemia kronis yang tidak menunjukkan gejala, strategi perhatikan dan tunggu dapat dilakukan. Hal ini memungkinkan terapi dimulai pada saat gejala mulai muncul sehingga pasien dapat terhindar dari berbagai efek samping terapi.

 

Penanganan yang lebih kompleks dilakukan untuk leukemia dengan gejala yang aktif. Penanganan mencakup prosedur kemoterapi (memasukkan obat-obatan antikanker ke dalam tubuh) yang merupakan strategi utama terapi leukemia, terapi radiasi, terapi biologis, terapi tertarget, serta transplantasi sel induk (stem cells).

 

Baca juga: Kanker Darah: Penyebab, Jenis, Gejala, dan Pengobatannya!