Jangan Ragu Lakukan Mammografi, Bisa Selamatkan Mums dari Kanker Payudara
Skrining atau deteksi dini kanker payudara disarankan dilakukan secara rutin oleh semua wanita, tidak terbatas pada mereka yang memiliki gejala kanker payudara atau riwayat keluarga. Apalagi jika Mums punya faktor risiko seperti riwayat keluarga, gejala kanker, atau usia 40 tahun ke atas.
Prosedur mammografi sangat dianjurkan. Mammografi bertujuan untuk mendeteksi kelainan seperti mikrokalsifikasi dan tumor pada tahap awal, sehingga prognosis dan harapan hidup pasien dapat meningkat.
Masih takut melakukan mammografi? Mums, saat ini alat mammografi sudah dikembangkan dengan sangat memperhatikan kenyamanan pasien, tanpa mengurangi kakuratan hasilnya. Salah satunya adalah Mammomat B.brilliant yang baru saja diperkenalkan di MRCCC Siloam Hospital Semanggi, 30 September 2025.
Fakta Seputar Mammografi
Berikut adalah beberapa fakta terkait mammografi yang perlu Mums tahu:
1. Jangan tunggu ada gejala
Meski terbukti bermanfaat, banyak wanita masih menyimpan kekhawatiran bahwa radiasi mammografi dapat memicu atau memperparah kanker payudara. Bagi yang merasa sehat-sehat saja menganggap bahwa mammografi tidak perlu dilakukan.
“Memang itu menjadi kendala, karena kebanyakan wanita tidak mau melakukan pemeriksaan payudara karena merasa sehat-sehat saja, atau tidak ada gejala. Padahal kanker payudara ini memang tidak bergelaja pada awalnya, ternyata kanker sudah ada di dalam payudara dan baru terdeteksi saat sudah stadium lanjut,” jelas Kepala Departemen Radiologi MRCCC, dr. Nina I.S.H. Supit, Sp.Rad PRP (K).
2. Mammografi Aman
Mammografi memang menggunakan radiasi pengion, namun dosis yang dipakai sangat rendah dan diatur ketat oleh Mammography Quality Standards Act (MQSA) agar tetap aman. Sebagai perbandingan, dosis rata-rata dari mammografi digital dua arah hanya sekitar 0,4 mSv, setara dengan paparan alami radiasi lingkungan selama tujuh minggu.
Berdasarkan studi BEIR VII, risiko kanker akibat mammografi sangat kecil, sekitar 1,3 kasus per 100.000 pada perempuan usia 40 tahun yang menjalani satu kali mammografi, dan bahkan lebih rendah pada usia lanjut. Jika dilakukan setiap tahun pada usia antara 40–80 tahun, risikonya hanya 20–25 kasus kanker fatal per 100.000 perempuan.
Secara umum, risiko kanker akibat radiasi dari mammogram diperkirakan hanya 1–10 kasus per 100.000 perempuan, jauh lebih kecil dibanding manfaat deteksi dini. Survei dari AJR online juga mencatat bahwa 70,7% pasien setuju manfaat mammogram selalu melebihi risikonya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses mammografi penting dan relatif aman, tidak menyebabkan kanker, dan justru sangat berpeluang menyelamatkan nyawa. Bahkan untuk perempuan dengan usia 40 tahun ke atas.
3. Mammografi tidak sakit
Mammomat B.brilliant dari Siemens Healthineers di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi membuktikan bahwa mammografi di era sekarang tidak lagi menyakitkan atau membuat tidak nyaman. Menurut dr. Nina, dulu memang mammografi cukup membuat tidak nyaman atau membuat nyeri akibat tekanan pada payudara yang kuat.
Mammomat B.brilliant adalah mammografi analog yang didesain dengan agar lebih nyaman, tidak sakit, dan radiasinya minimal. Namun, hasilnya lebih akurat. Alat ini bisa mendeteksi kanker berukuran sangat kecil, yaitu 0,2 mm. Dan, pemeriksaan dengan alat ini hanya membutuhkan waktu 5 detik saja.
Dengan kehadiran layanan mammografi yang lebih akurat dan juga lebih nyaman untuk pasien, diharapkan bisa meningkatkan peluang kesembuhan pasien. “Kami mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk tidak menunda pemeriksaan skrining kanker payudara. Kami berharap, pengalaman yang sebelumnya mencemaskan kini berubah menjadi lebih cepat, lembut, dan menenangkan, karena setiap detik yang diselamatkan bisa berarti kesempatan hidup yang lebih besar,” ujar CEO MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Edy Gunawan, MARS.
-
# Kanker Payudara
-
# Kesehatan Wanita
-
# Deteksi Dini