PENYAKIT

Hipertiroid

Deskripsi

Hipertiroid adalah kondisi kelenjar tiroid terlalu aktif memproduksi hormon tiroid. Akibatnya, kadar hormon tiroid dalam darah sangat tinggi. Padahal hormon ini hanya diperlukan dalam jumlah sedikit. Kondisi ini akan menyebabkan gangguan pada metabolisme tubuh.

Hormon tiroid sendiri sangat penting dalam proses metabolisme makanan menjadi energi, juga untuk mengendalikan pertumbuhan tubuh. Manfaat lain hormon tiroid yang tidak kalah penting adalah mengatur suhu tubuh, mempengaruhi denyut jantung, dan mengontrol produksi protein.

 

Baca juga: Hipertiroid Bukan Penyakit Menular namun Bisa Mengancam Jiwa
Pencegahan

Hipertiroidisme yang disebabkan karena obat dapat dicegah dengan menghindari konsumsi obat yang menyebabkan gejala hipertiroidisme. Sedangkan hipertiroidisme yang disebabkan oleh penyakit Graves, goiter nodular toksik, dan adenoma toksik tidak dapat dicegah. Orang yang merokok lebih mungkin untuk mengalami penyakit Graves dan Gravesophthalmopathy daripada orang yang tidak merokok. Oleh karena itu, hindarilah merokok. Pemberian nutrisi lengkap dengan kandungan iodium yang cukup dapat mencegah terjadinya hipertiroidisme.

Gejala

Hipertiroidisme akan mempercepat banyak proses dan fungsi di dalam tubuh. Anda bisa merasakan gejala-gejala berikut:
- Penurunan berat badan dengan cepat.
- Banyak berkeringat.
- Suasana hati cepat berubah.
- Merasa gelisah.
- Jantung berdebar kencang.
- Tremor atau gemetaran.
- Mudah marah dan emosional.
- Insomnia atau kesulitan untuk tidur pada malam hari.
- Lebih sering buang air kecil dan buang air besar.
- Perubahan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, ringan, atau berhenti sekaligus pada wanita.
- Bagi penderita diabetes, hipertiroidisme bisa menyebabkan rasa haus dan sangat lelah.

 

Baca juga: Jangan Keliru, Inilah Perbedaan Gejala Hipertiroid dan Hipotiroid!
Penyebab

Banyaknya hormon tiroksin yang diproduksi kelenjar tiroid dalam tubuh bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti:

  • Penyakit Graves.
  • Obat amiodaron.
  • Suplemen iodine.
  • Nodul tiroid.
  • Kanker tiroid, atau tiroiditis.
Diagnosis

Untuk memastikan diagnosis terhadap hipertiroidisme, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda, melakukan pemeriksaan fisik, dan beberapa tes medis, di antaranya:

  • Tes fungsi tiroid: Tes fungsi tiroid adalah tes darah yang dilakukan untuk mengetahui tingkat thyroid-stimulating hormone atau TSH (hormon yang merangsang kelenjar tiroid) dan tingkat hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid (hormon tiroksin dan hormon triiodotironin).
  • Tes pencitraan tiroid isotop: Tes lanjutan akan dilakukan setelah pasien dipastikan menderita hipertiroidisme. Tes ini bertujuan menentukan kondisi apa yang mendasari kelenjar tiroid menjadi overaktif.
Penanganan

Pengobatan yang diberikan terhadap penderita hipertiroidisme bergantung pada faktor usia, gejala yang dialami, dan kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid dalam darah. Berikut beberapa pengobatan yang biasa digunakan:

  • Thionamide: Thionamide adalah kelompok obat-obatan yang digunakan untuk menekan produksi hormon tiroksin dan triiodotironin.
  • Radioterapi: Radioiodine adalah sejenis prosedur radioterapi untuk mengobati hipertiroidisme.
  • Beta-blocker: Beta-blocker atau penghambat beta adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gejala yang muncul akibat hipertiroidisme, seperti hiperaktif, detak jantung cepat, dan tremor.
  • Operasi tiroid: Operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau tiroidektomi disebut parsial jika hanya sebagian yang diangkat, dan total jika seluruhnya jaringan kelenjar diangkat.

 

Baca juga: 8 Gejala yang Menandakan Kamu Mengalami Masalah Tiroid