PENYAKIT

Disfungsi Ereksi (Erectile Dysfunction)

Deskripsi

Disfungsi ereksi atau erectile dysfunction adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan sexual intercourse atau hubungan seksual. Disfungsi ereksi meliputi kondisi bisa ereksi meski tidak setiap saat, bisa ereksi namun tidak bertahan cukup lama untuk melakukan hubungan seksual, ataupun tidak dapat ereksi sama sekali.

Pencegahan

Mengambil langkah aktif untuk mencegah disfungsi ereksi dapat membantu mempertahankan fungsi seksual. Tetapi, langkah pencegahan ini juga dapat membantu untuk mendapatkan kehidupan yang lebih sehat secara keseluruhan. Pencegahannya antara lain berolahraga secara teratur dan mempertahankan berat badan ideal, berhenti merokok, menghindari stres, menghindari penggunaan obat-obat terlarang, menggunakan obat-obatan sesuai anjuran dokter, dan segera melaporkan bila terdapat keluhan. Bagi orang-orang yang memiliki gangguan kesehatan kronis (diabetes, gangguan jantung, ginjal, dan lain-lain), harus menjaga agar penyakitnya terkontrol.

Gejala

Gejala disfungsi ereksi termasuk:

  • Kesulitan mendapatkan ereksi.
  • Kesulitan mempertahankan ereksi.
  • Keinginan berhubungan seksual yang berkurang.

Mungkin ada beberapa tanda dan gejala yang tidak khas dan bila perlu bisa dikonsultasikan kepada dokter.

Penyebab

Ereksi melibatkan proses pada beberapa bagian dalam tubuh, termasuk otak, saraf, pembuluh darah, serta otot di bagian penis. Gangguan di salah satu bagian dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Jadi, berbagai masalah fisik dan psikologis atau emosional bisa menyebabkan disfungsi ereksi. Beberapa penyebab fisik meliputi kerusakan pada saraf, arteri, otot halus, dan jaringan fibrosa pada penis. Selain itu, beberapa penyakit maupun kelainan yang juga bisa mengakibatkan disfungsi ereksi ialah tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit ginjal kronis, atau penyakit lainnya. Pilihan gaya hidup yang tidak baik, seperti merokok, banyak minum alkohol, menggunakan obat-obat terlarang, kelebihan berat badan, dan tidak berolahraga juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya disfungsi ereksi. Dan, faktor psikologis atau emosional bisa membuat kondisi disfungsi ereksi semakin memburuk.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis adanya disfungsi ereksi, biasanya dokter akan melakukan wawancara untuk melihat riwayat medis dan seksual dari pasien, kemudian bisa juga dilakukan uji fisik. Selain itu, beberapa tes dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis sesuai informasi yang didapat selama wawancara, seperti tes darah, tes ereksi, tes injeksi, Doppler ultrasound, uji kesehatan mental, dan beberapa uji lain yang disesuaikan dengan kondisi pasien.

Penanganan

Penyedia layanan kesehatan menangani disfungsi ereksi dengan cara mengobati penyebabnya, yaitu melalui perubahan gaya hidup, konseling, atau dengan menelusuri obat yang dikonsumsi pasien dan dapat memicu disfungsi ereksi, lalu melakukan penyesuaian dosis atau mengganti obat tersebut. Cara lain untuk mengobati disfungsi ereksi adalah dengan meresepkan obat, termasuk obat oral maupun obat suntik ke penis atau memasukkan ke uretra.

 

Beberapa jenis obat yang sering diresepkan untuk pasien disfungsi ereksi adalah sildenafil, vardenafil, tadalafil, avanafil,atau jenis obat-obatan lain yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Selain dari obat, penanganan disfungsi ereksi juga bisa melalui vacuum device atau pembedahan. Vacuum device adalah alat yang mampu membantu mengarahkan darah mengumpul di penis, sehingga timbul ereksi. Sedangkan operasi yang sering dilakukan adalah operasi untuk memasukkan implan di penis dan operasi rekonstruksi arteri.