Darah Keluar Terus Menerus Saat Hamil Muda, Kenapa Ya?
Mendapati adanya darah yang keluar dari vagina saat sedang hamil tentu mengkhawatirkan, ya, Mums. Meskipun begitu, pendarahan saat hamil sebenarnya adalah hal yang umum terjadi, utamanya pada awal kehamilan. Sekitar 15 hingga 25 dari 100 perempuan mengalami pendarahan pada trimester pertama.
Penyebab pendarahan di trimester pertama bisa berbeda dengan pendarahan yang terjadi pada trimester kedua atau tiga. Di sini, Mums akan diajak mengetahui apa saja penyebab keluar darah saat hamil muda dan kapan perlu ke dokter.
Penyebab Keluar Saat Darah Hamil Muda
Pendarahan dapat terjadi pada awal atau akhir kehamilan, tetapi lebih sering terjadi di awal kehamilan. Dalam banyak kasus, keluar darah saat hamil muda tidak menandakan adanya masalah besar dan Mums masih bisa memiliki kehamilan dan bayi yang sehat. Akan tetapi, pendarahan di akhir kehamilan bisa menjadi lebih serius sehingga Mums harus segera menghubungi dokter.
Inilah beberapa penyebab paling umum keluar darah saat hamil muda.
1. Pendarahan implantasi
Mums mungkin mengalami pendarahan ringan pada awal kehamilan yang disebut pendarahan implantasi. Ini terjadi saat embrio yang sedang berkembang tertanam di dinding rahim. Pendarahan jenis ini sering terjadi sekitar waktu seharusnya menstruasi.
Pendarahan ini sangat ringan dan tidak berbahaya. Darah biasanya muncul berupa bercak-bercak dan tidak akan tembus sampai ke celana.
2. Perubahan serviks
Kehamilan menyebabkan banyak perubahan pada serviks. Serviks mungkin jadi lebih mudah berdarah karena lebih banyak pembuluh darah yang berkembang di area ini. Tidak jarang, muncul bercak darah setelah hubungan seksual atau setelah tes Pap.
3. Keguguran
Pendarahan berat pada 12 minggu pertama kehamilan bisa menjadi tanda keguguran. Segera datangi puskesmas, rumah sakit, atau klinik bersalin jika Mums mengalami pendarahan berat disertai kram atau sakit punggung. Terkadang, keguguran harus segera diikuti tindakan medis, seperti kuretase.
4. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik terjadi saat sel telur yang telah dibuahi tumbuh di luar lapisan rahim. Paling sering, ini terjadi di tuba falopi. Gejala dari kehamilan ektopik bisa meliputi:
pendarahan vagina
sakit perut di satu sisi
nyeri di ujung bahu
ketidaknyamanan saat buang air kecil atau besar.
5. Hematoma subkorionik
Hematoma subkorionik ialah pendarahan pada salah satu selaput yang mengelilingi embrio di dalam rahim. Kondisi ini merupakan penyebab paling umum pendarahan pada trimester pertama kehamilan.
Selain pendarahan vagina, hematoma subkorionik kerap disertai dengan nyeri perut. Kondisi ini jarang menyebabkan komplikasi kehamilan dan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya.
6. Infeksi
Terkadang, pendarahan vagina menandakan bahwa Mums mengalami infeksi. Sayangnya, infeksi bisa ditularkan dari Mums ke janin sehingga perlu mendapatkan bantuan dokter. Biasanya, infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik yang aman untuk ibu hamil.
7. Kehamilan mola
Kehamilan mola ialah kondisi saat terdapat masalah pada sel telur yang telah dibuahi. Artinya, bayi dan plasenta tidak berkembang sebagaimana mestinya. Gejala kehamilan mola di antaranya:
pendarahan
morning sickness yang parah
perut bengkak yang tidak biasa.
Kabar buruknya, kehamilan mola tidak bisa diselamatkan.
Mengalami pendarahan saat hamil bisa menjadi hal yang menakutkan. Namun, keluar darah saat hamil muda seringkali tidak perlu dikhawatirkan, utamanya jika darah yang keluar hanya berupa bercak. Namun, jika Mums merasa khawatir atau mengalami pendarahan hebat disertai gejala lain, seperti kram perut atau sakit punggung, segera cari bantuan medis. Ini penting untuk mencari tahu penyebab pendarahan dan memastikan Mums dan janin dalam kondisi sehat.
Referensi
American College of Obstetricians and Gynecologists. Bleeding During Pregnancy.
Cleveland Clinic. Bleeding During Pregnancy
National Health Services. Vaginal bleeding in pregnancy
Tommy's.org. Bleeding in pregnancy
-
# Darah
-
# Masalah Kehamilan
-
# Pendarahan
-
# TBTrimester1
-
# TB Kesehatan
-
# Kehamilan