PENYAKIT

Cedera Lutut

Deskripsi

Anterior Cruciate Ligament (ACL) adalah ligamen sendi yang menjaga kestabilan lutut. ACL berisiko cedera atau mengalami nyeri ketika Anda berolahraga. Cedera ACL dapat terjadi pada olahraga high-impact, seperti sepak bola, futsal, tenis, badminton, bola basket, dan bela diri. Pada umumnya, cedera lutut ini terjadi ketika Anda berhenti mendadak saat sedang lari, kemudian berputar arah. Hal ini menyebabkan lutut terpuntir. Biasanya pasien akan mendengar suara seperti ada yang patah. Pasien akan 'kehilangan tenaga' dan langsung terjatuh.

 

Pada beberapa kasus, pasien dapat berjalan kembali tetapi pincang. Akibat dari cedera ini adalah sendi lutut sulit digerakkan karena nyeri, dan diikuti dengan bengkak. Ketika sudah bisa kembali berjalan, bukan berarti nyeri lutut sudah sembuh. Jika tidak ditangani, seiring waktu, pasien akan merasakan lututnya tidak stabil, mudah 'goyah', dan sering timbul nyeri. Pasien yang mengalami cedera ACL atau nyeri lutut akan sulit sekali untuk dapat melakukan berolahraga. Sebagian besar pasien cedera ACL memerlukan tindakan operasi arthroscopy agar dapat pulih seperti sedia kala.

 

Baca juga: Ini Bahaya jika Suka Membunyikan Sendi!
Pencegahan

Untuk menghindari cedera, terutama ketika berolahraga, pastikan agar Anda memeriksa kondisi tubuh sebelumnya. Lakukan pemanasan dan peregangan yang baik. CUkupi juga kebutuhan air putih saat berolahraga untuk menghindari otot menjadi kram.

Gejala

Ada beberapa gejala cedera lutut, yaitu:

Nyeri lutut, bengkak di sendi lutut, lutut terasa tidak stabil bila digerakkan, kesulitan berjalan.

 

Baca juga: Manfaat Rutin Jalan Kaki untuk Kebugaran Tubuh
Penyebab

Ligamen pada lutut adalah ligamen yang rentan mengalami cedera dan dapat menyebabkan perubahan permanen pada aktivitas seseorang. Cedera yang sering dialami para atlet ini dapat juga dialami oleh siapa pun yang melakukan atau mengalami kondisi-kondisi seperti berikut.

  • Lutut terkena pukulan keras atau benturan keras.
  • Memutar lutut dengan telapak kaki tetap berpijak di tanah.
  • Memindahkan beban berat badan dari satu kaki ke kaki lain secara tiba-tiba.
  • Melebarkan lutut terlalu jauh.
  • Melompat dan mendarat dengan lutut tertekuk.
  • Tiba-tiba berhenti saat berlari.
Diagnosis

Pemeriksaan untuk mendeteksi cedera dapat dilakukan dengan MRI, X-ray, ataupun tes lain. Pada sebagian kasus, dokter mungkin akan menggunakan jarum untuk menyedot dan mengeringkan darah di dalam lutut yang bengkak.

Penanganan

Jika tidak segera ditangani, dampak cedera ligamen lutut ini dapat terasa hingga beberapa bulan, bahkan beberapa tahun kemudian. Jangan didiamkan, tapi segera lakukan perawatan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mempercepat pemulihan.

  • Kompres lutut dengan kain untuk meredakan bengkak. Bisa juga menggunakan es batu. Tempatkan kompres selama 20-30 menit tiap empat jam sekali.
  • Istirahatkan lutut dengan tidak membuatnya menanggung beban berlebihan.
  • Saat berbaring, naikkan lutut Anda di atas bantal.
  • Jika dibutuhkan, konsumsi obat pereda peradangan dan nyeri.
  • Kenakan pelindung lutut untuk mencegah cedera lebih lanjut.
  • Dokter mungkin akan mengajak Anda untuk mempraktikkan peregangan dan gerakan untuk melatih kekuatan.
  • Terapi fisik mungkin diperlukan atas anjuran dokter.

 

Cepat atau lambatnya masa pemulihan bergantung kepada tingkat keparahan cedera dan penanganan yang diberikan. Akan tetapi sebagian jenis cedera, seperti anterior cruciate ligament (ACL) dan posterior cruciate ligament (PCL) yang robek biasanya memerlukan operasi rekonstruksi untuk pulih. Ligamen ini menghubungkan tulang paha dengan tulang tibia (salah satu tulang kaki bagian bawah).

 

Kemungkinan cedera ACL ini sangat umum di antara semua bentuk cedera olahraga. Cedera pada ligamen krusiatum ini sayangnya tidak dapat diperbaiki dan hanya bisa direkonstruksi. Operasi ini berpeluang mengembalikan lebih dari 80 persen fungsi lutut. Dengan kata lain, tidak akan sepenuhnya sama seperti sebelum cedera. Pasien juga mungkin akan tetap mengalami nyeri dan bengkak. Selain itu operasi ini juga berisiko menyebabkan gangguan kesehatan lain, seperti infeksi dan pembekuan darah.

 

Baca juga: Ini 9 Teknik Berlari Supaya Tidak Cedera