Bolehkah Menggunakan Santan Instan untuk MPASI?
Membuat MPASI untuk si Kecil memang menyenangkan. Mums bisa berkreasi mencampurkan aneka bahan masakan untuk memperkaya gizi si Kecil. Termasuk menggunakan santan untuk MPASI. Ide ini pada sebagian orang masih diragukan, bahkan ada juga yang memperdebatkannya.
Penggunaan santan untuk MPASI memang sering jadi pertanyaan para Mums di luar sana yang masih ragu-ragu. Namun, kadang hasrat bereksplorasi dalam mengolah MPASI mematahkan keraguan tersebut. Santan untuk MPASI pun jadi pilihan sebagai bahan tambahan dalam membuat makanan untuk si Kecil.
Bolehkah Santan untuk MPASI? Ini Kata Para Ahli
Sejatinya santan merupakan salah satu sumber nutrisi yang kaya mineral, elektrolit, dan tinggi kandungan asam lemak jenuh yang memperlancar pencernaan. Santan diperoleh dari ampas daging kelapa yang sudah matang. Untuk santan segar didapat langsung dari buah kelapa yang diparut lalu diperas. Sementara santan instan harus melalui proses pengolahan secara industri terlebih dahulu.
Kabar baiknya, santan instan yang dijual bebas sudah diperkaya dengan nutrisi seperti kalisum dan vitamin D. Itu sebabnya para ahli tidak melarang menambahkan sedikit santan untuk MPASI (Makanan Pendamping ASI) di rumah. Kendati santan segar lebih baik dari santan instan, namun santan instan pun bukan pilihan yang buruk mengingat kandungannya yang sudah diperkaya dengan nutrisi tambahan yang dibutuhkan oleh bayi atau balita yang sudah masuk pada fase MPASI.
Rasanya yang khas gurih manis dan teksturnya yang lembut menjadikan santan untuk MPASI sebagai pilihan umum dalam mengolahnya menjadi makanan utama maupun camilan bagi si Kecil. Kendati tidak bisa menggantikan ASI, santan untuk MPASI tetap memiliki khasiat nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi usia 6-12 bulan.
Untuk Mums yang ingin mengenalkan santan pada si Kecil, bisa menambahkan santan untuk MPASI di atas usia 6 bulan dengan intensitas yang tidak terlalu sering. Namun untuk lebih detail tentang takaran, durasi pemberian, hingga saran pengolahan, ada baiknya konsultasikan dulu ke dokter anak sebelum menggunakan santan untuk MPASI.
Nilai Gizi pada Santan
Komposisi nutrisi dan kualitas santan berbeda-beda tergantung dari kualitas daging kelapa itu sendiri. santan yang dijual sebagai alternative produk susu atau pengganti susu, kini sudah diperkaya dengan nutrisi seperti kalsium dan vitamin D. Satu ons cairan santan (30,5gram) santan diperkaaya dengan kalsuim, vitamin A,B12, dan vitamin D.
Santan sering dianggap sebagai pilihan bebas laktosa untuk bayi yang mengalami intoleransi laktosa. Namun hal ini haru dikonsultasikan terlebih dulu ke dokter anak guna mendapatkan saran yang tepat.
Di samping itu, santan memiliki unsur nutrisi lain seperti trigliserida rantai menengah dan senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Santa juga kaya kalori, memiliki banyak lemak jenuh dan mineral. Profil nutrisi santan ini dapat menjadikannya pilihan yang baik bagi bayi yang membutuhkan nutrisi tersebut untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangannya.
Komposisi nutrisi santan dapat merangsang sistem imunitas tubuh. Juga senyawa bioktif yang terkandung di dalamnya memiliki sifat antioksidan, trigliserida seperti asam laurat yang terkandung dalam santan mampu membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit.
Kendati demikian, di balik nutrisi yang ada dalam santan, terdapat pula efek samping di dalamnya. Itu sebabnya meskipun santan menawarkan manfaat tertentu, penggunaanya pada bayi harus melalui saran dokter anak yang bersangkutan. Sebab santan diyakini sebagai salah satu allergen makanan.
Perkenalkan santan sebagai bagian dari makanan lain atau sebagai bahan tambahan dalam membuat MPASI. Karena santan kaya akan kalori dan lemak yang bisa membuat bayi kenyang lebih lama dan menekan nafsu makannya, gunakan santan untuk MPASI sesekali saja.
Ingat ya Mums, setelah mengonsumsi santan untuk MPASI, jika setelah mengonsumsinya bayi merasa tidak nyaman atau menunjukkan tanda-tanda sensitivitas atau intoleransi, hentikan pemberian santan untuk MPASI. Coba lagi nanti setelah beberapa lama efek tersebut muncul.
Kabar baiknya, makanan berbahan dasar santan dapat diberikan pada bayi melalui MPASI setelah bayi mencapai usia 6 bulan. Namun sekali lagi, jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Mulailah dengan memberikan santan untuk MPASI di usia 6 bulan ke atas. Atau setelah masa ASI eksklusif terlewati dan saatnya bayi memasuki tahap MPASI. Perhatikan pencernaan bayi saat memperkenalkan makanan baru berbahan dasar santan. Beberapa bayi mungkin mengalami kesulitan mencerna santan. Jadi perhatikan tanda-tanda apakah ada kolik, kembung, atau sembelit.
Jika aman, maka berikan santan untuk MPASI agar si Kecil bisa ikut menikmati gurih dan lezatnya makanan berbahan santan untuk MPASI nya.
Referensi
-
# TBN 7-12 Bulan
-
# TBN MPASI
-
# Bayi & Balita